PART 10 SANG PENAKLUK
Oleh : Tri Hanifah
Senin pagi. Jam dinding masih menunjukkan pukul 05.00, ketika aku sudah selesai menyiapkan makan pagi. Rutinitas menjadi seorang ibu dan istri, sekaligus sebagai seorang guru. Sehingga, pagi sekali aku harus sudah menaklukkan kesibukan sebelum berangkat bekerja.
Perempuan bekerja adalah sebuah pilihan. Meskipun perempuan bekerja bukanlah hal yang mewajibkan untuknya. Tetapi keputusan untuk membantu suami dalam bekerja, dengan ridho dari suami, maka akan banyak manfaat yang diperoleh.
"Bi, pagi ini Umi upacara di sekolah, terus lanjut ke kantor UPTD." Kataku sambil menyuapi sarapan si kecil.
"Iya Mi. Nanti makan siang kita ketemu ya. Ke langganan Mie yuk. Lama ga kesana." Kata suamiku menyeruput kopinya.
Setelah menghantarkan si kecil ke sekolah tamak kanak-kanak yang terletak di seberang rumahku, aku segera mengeluarkan motor untuk dipanasi.
___
Di kantor UPTD sudah ramai. Banyak yang bergerumul di depan papan pengumuman. Aku ikut mendekati dan mulai kubaca dengan cermat hasil pemilihan guru berprestasi. Dari Kota Metro, ada tiga nama, juara 1,2 dan 3. Lalu.. Lampung Timur, juara 1 Berti guru seni tari. Wah, aku bakal ketemu lagi dengannya di provinsi. Dan.. Lampung Tengah, Alhamdulillah, ada namaku di urut nomor satu. Dan bu Dena menempati posisi juara ke tiga.
Selain guru, ada juga kepala sekolah berprestasi, pengawas berprestasi, guru berprestasi dari sekolah berkebutuhan khusus.
Ku lanjutkan membaca. Bagi yang juara 1 dimohon segera menghadap ke bagian administrasi dan mengikuti kegiatan pembinaan.
Lalu, kami dikumpulkan di sebuah aula besar untuk mendapatkan informasi selanjutnya.
"Bapak Ibu, selamat Anda terpilih sebagai guru, kepala sekolah dan pengawas berprestasi. Selanjutnya persiapkan diri bagi yang juara 1 untuk menghadapi pemilihan di tingkat provinsi." Kata Bapak kepala UPTD.
"Dan ada batik khusus yang juara 1, yang akan mewakili dari wilayah 2, agar segera dijahit. Juga sedikit uang pembinaan bagi juara 1, 2 dan 3." Lanjutnya.
"Selama kurang lebih dua minggu, kita akan melakukan pembinaan bagi para juara 1, dan insha Allah akan didampingi oleh dosen dari universitas." Jelasnya.
Alhamdulillah, tidak akan aku sia-siakan kesempatan baik ini. Aku ingin banyak menimba ilmu. Semoga dimudahkan, sebab selama sepuluh tahun menjadi pengajar, baru kali ini aku akan memperoleh pendampingan belajar bersama dosen. Rasanya sangat senang dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan Tuhan padaku. Terimakasih Tuhan.
Lalu, bagaimana situasi karantina dalam memperoleh ilmu dan pengalaman menyusun best practice ?
Ikuti kisah selanjutnya ya..
#Tantangan hari ke - 10
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar