Tri Hanifah

Tri Hanifah, M. Pd. I - Guru di SMA N I Trimurjo Lampung Tengah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PART 19 SANG PENAKLUK

PART 19 SANG PENAKLUK

Oleh : Tri Hanifah

Sebenarnya bapak sangat berat melepaskanku, tapi aku sudah bulat membuat keputusan untuk pergi ke daerah Mesuji. Seperti yang telah ditawarkan oleh Bu Ningrum. Menjadi guru di desa transmigrasi.

"Nduk, Bapak sebenarnya gak tega, kalau koe harus tinggal di desa terpencil, tapi koe wis bersikeras pengen kesana, Bapak cuma bisa mendoakan, semoga ini menjadi jalan agar cita-citamu menjadi guru bisa terwujud." Bapak merasa khawatir.

"Aamiin. Bapak gak usah khawatir, toh aku kan sama Lesi. Lagian disana kan ada bu lek nya Lesi. Bapak doakan selalu genduk ya." Kataku meletakkan teh Melati kesukaan Bapak.

"Yo Nduk. Besok bis jam berapa?" Ia menyeruput teh.

"Pagi Pak, jam 9, besok Bu Ning sama Lesi kesini dulu. Dianter kok Pak sama Bu Ning." Kataku sambil mengemasi pakaianku ke tas yang warnanya mulai lusuh.

"Yo sing penting hati-hati, harus jaga diri. Perempuan di perantauan harus bisa menjaga marwah, kemuliaan perempuan. Ojo lenjeh, biar laki-laki juga menghormati mu." Nasehat bapak.

"Njih Pak. Bapak dan mamak juga jaga kesehatan ya." Tidak lupa kumasukkan Al-Qur'an kecil ke dalam tas tenteng.

Aku memutuskan untuk merantau. Di desa transmigrasi yang belum ada aliran listrik. Juga belum banyak pendidik yang mau ditugaskan di daerah terpencil itu.

Aku tidak tahu apakah aku akan bisa dan merasa betah nantinya. Namun aku senang, sebab menjadi guru adalah cita-cita ku. Aku hanya ingin mengabdi saja, mencari pengalaman. Bersama temanku Lesi, dan diantar Bu Ning, kami melakukan perjalanan naik bus umum.

Meskipun belum ada bayangan sedikitpun seperti apa Desa Agung Batin, Bu Ning sedikit banyak sudah menggambarkan keadaan desa itu. Aku bahagia sekali. Tuhan begitu baik padaku. Aku merasa ini doaku yang akan terkabul. Aku akan mengajarkan banyak hal nanti ke anak-anak SD itu. Ah, khayalan ku semakin banyak. Bu Ning begitu menyemangatiku dan juga Lesi. Mataku rasanya berbinar, seperti mata bulat Lesi yang juga bersinar.

Bagaimana pengalaman aku menjadi guru di desa terpencil ini? Ikuti kisahnya ya..

#Tantangan hari ke-19

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ada kebahagiaan tersendiri di setiap sesi nya..

13 Feb
Balas

Selalu ada kisah menarik tiap orang dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar baik mengajar di kota maupun di desa samasama memiliki rintangan yang mesti ditaklukkan

12 Feb
Balas



search

New Post