Tri Hanifah

Tri Hanifah, M. Pd. I - Guru di SMA N I Trimurjo Lampung Tengah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PART 22 SANG PENAKLUK

PART 22 SANG PENAKLUK

Oleh : Tri Hanifah

"Assalamualaikum.." Bu Ning mengetuk pintu rumah BuLek Nani.

"Walaikum salam.." Jawaban dari dalam rumah, lalu muncul seorang anak laki-laki dari balik pintu. Itu pasti Sondy, batinku menebak.

"Eh Bu de Ning, walah.. tamu jauh dari Metro. Silahkan masuk bu de." Sondy menyilahkan masuk.

"Kok sepi Son, bapak ibu kemana?" Tanya Bu Ning.

"Bapak masih kerja di pabrik, dan ibu tadi keluar ke pasar, naik motor, sebentar lagi juga pasti pulang bu de." Kata Sondy. "Bu de dan Mbak Lesi apa kabarnya? Oiya ini siapa ya Bu de?" Sondy melihat ke arahku.

"Son, perkenalkan ini mbak Hani, dia nanti yang akan menemani mbak Lesi ngajar di SD ibumu." Jelas Bu Ning.

"Oh, perkenalkan mbak, saya Sondy." Ia menjulurkan tangannya. Ku balas jabat tangan sepupu Lesi itu.

Tak lama kemudian datanglah ibunya Sondy, kami memanggilnya Bu Lek Nani. Badannya besar gemuk, rambutnya ikal pendek. Suaranya melengking jika bicara, tapi sangat ramah.

"Wes, tenang saja nanti kalian tidur di kamar depan yang kosong itu." Bu Lek Nani mengajak berkeliling di dalam ruangan.

Rumahnya besar. Ruangannya juga cukup luas, masih bata merah. Bau semen menandakan rumah ini belum lama dibangun. Dan nampak lebih bagus dibanding dengan rumah-rumah penduduk yang lain.

Bu Lek Nani adalah guru di SD Negeri Agung Batin, Mesuji. Aku dan Lesi akan ditempatkan disana, tepatnya honor di sekolah negeri desa ini. Jauh dari perkotaan.

"Besok bu lek ajak kalian ke sekolah, disana kenalan aja dulu. Liat suasana SD, tapi ya jangan kaget, SD negeri di desa transmigrasi, gak mewah kaya di Metro. Semoga kalian betah. Cari pengalaman ya, sebab kami itu butuh banget guru." Bu Lek Nani menyemangati.

"Insha Allah Bu Lek, mohon dibimbing njih. Saya belum pernah mengajar anak-anak SD, cuma ngajar ngaji di TPA aja." Balasku.

"Iya, sama saja. Kalau anak disini malah manut-manut kok, dan pasti seneng banget ada guru-guru gadis, pasti pada semangat, eeh.. sapa tau juga dapat jodoh disini lo..hehe." Bu Lek Nani berseloroh.

"Bu Lek ki bisa aja, tapi boleh lah kalau ada yang cocok. Bujang yang PNS ada gak Bu Lek.haha.." Lesi tertawa lebar. Dan kami pun tergelak semua.

"Waduh, bujang gak ada, gurunya itu yang PNS cuma dua, saya sama Bu Kiki, lainnya honor dan yang laki-laki juga cuma satu, Pak Rahmat guru ngaji, sudah punya istri dan anaknya satu." Bu Lek Nani menjelaskan kondisi guru.

"Wes, sekarang sudah mulai sore, ayo silahkan makan dulu, terus mandi dan istirahat. Itu Sondy sudah penuhi semua bak-bak mandi". Lanjut Bu Lek Nani.

"Ku nitip bocah-bocah ya Nan. Yo dibimbing, mereka belum pengalaman. Apalagi Lesi, tau sendiri kan, anak manja ini. Maunya pengen cari pengalaman disini." Kata Bu Ning.

Esok adalah hari pertama aku dan Lesi akan menginjakkan kaki di dunia pendidikan. Aku sangat bersyukur, dan tidak sabar menanti hari esok. Terimakasih Tuhan.

Nah, bagaimana kisahku menjadi guru pertama kalinya? Ikuti terus kisahnya ya..

#Tantangan hari ke-22

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post