PART5 SANG PENAKLUK
Oleh : Tri Hanifah
Part 5- Don't Break before Flowering, Don't Fall before Fighting.
Aku lahir tiga puluh lima tahun yang lalu, anak ke tiga dari lima bersaudara. Lahir di kota kecil yang nyaman dan tenang. Kota Metro, merupakan kota pendidikan, yang luas daerahnya tidak begitu besar, hanya terdiri dari 5 kecamatan. Berkeliling kota ini menggunakan sepedapun dapat terjangkau.
Aku kecil sering bermain berkejaran di halaman yang luas, mandi di sungai bersama teman-teman. Naik pohon belimbing atau rambutan, dan bercanda riang dibawah lebatnya hujan.
Bapak dan mamak hanyalah petani. Juga berjualan bahan-bahan pokok di rumah. Aku sering ditugasi untuk menjaga warung, jika mamak sedang ada keperluan.
Bapak selalu berpesan, jangan pernah meninggalkan sholat dan harus rajin mengaji. Setiap sore aku pergi ke masjid, untuk mengaji dengan Ustadz Syamsul. Aku paling senang jika sang ustadz menceritakan kisah-kisah para nabi.
"Umi, sedang apa sih? Kok banyak banget kertas ini", si kecilku mendekatiku. Memang akhir-akhir ini aku sangat fokus menyusun berkas portofolio untuk ikut kompetisi pemilihan guru tingkat kabupaten/kota.
"Doakan umi ya nak.. biar umi makin pintar, adek juga harus rajin belajar ya". Ku cubit kecil pipinya.
"Printernya sudah abi belikan yang baru, dirawat dengan baik ya Mi, biar gak rusak lagi". Terdengar suara suamiku dari kamar.
"Siap. Terimakasih Abi..senang punya suami yang baik dan pengertian". Aku tersenyum, wajah suamiku muncul dari balik gordeng pintu.
"Yang paling utama ridho Abi, doakan ya Bi, biar lancar dan sukses sampai ke nasional". Kataku pada suamiku. Sejenak dia sudah menyiapkan printer dan mengeluarkan dari kardus.
Memang sejak diumumkan surat edaran dan panduan mengenai pemilihan guru berprestasi dari kementerian pendidikan, aku diutus oleh sekolah untuk mengikuti kompetisi guru tersebut. Kali ini adalah pemilihan guru berprestasi tingkat kabupaten/kota. Aku berasal dari SMA yang ada di Lampung Tengah. Maka, akupun mulai menyusun dan melengkapi dokumen portofolio.
Lumayan menguras tenaga dan pikiran, mulai dari pembuatan penelitian tindakan kelas, menyiapkan video pembelajaran, bukti sertifikat pengembangan diri baik pribadi maupun sosial, dan karya-karya inovasi yang pernah dilakukan. Semua dikumpulkan, hanya dokumen dua tahun terakhir saja yang disusun.
Aku sedikit bersyukur, karena pernah menulis dan membuat buku bacaan baik buku single maupun antologi. Dan mengikuti berbagai kegiatan di tingkat nasional. Dipercaya menjadi nara sumber dalam beberapa kegiatan sosial dan kegiatan pendidikan. Serta beberapa hasil penelitianku telah aku buat dalam bentuk jurnal ilmiah. Semoga ini menjadi sedikit modal untuk maju di ajang bergengsi ini.
Aku selalu ingat apa yang disampaikan oleh mendiang bapak. "Nduk, kamu memang bukan dari kalangan orang kaya. Bapak tidak mewariskan harta apapun. Tapi kamu sebagai perempuan harus cerdas, pinter. Biar nanti banyak yang membutuhkanmu".
Bapak juga selalu mewanti-wanti, harus rajin sekolah,menuntut ilmu. Bahkan jika hujan deras di pagi haripun aku harus tetap semangat pergi ke sekolah.
"Jangan pernah bilang gak bisa sebelum berjuang. Ibarat kembang jangan layu sebelum mekar. Jangan pulang kandang sebelum berjuang. Kuasai ilmu, dan yang paling utama adalah ilmu akhirat, agar keluargamu kelak selamat dunia dan akhirat". Pesannya dahulu.
Selanjutnya, bagaimana aku berjuang di lomba tingkat kabupaten kota?
To be continued..
#Tantangan hari ke-5
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar