Tri Hanifah

Tri Hanifah, M. Pd. I - Guru di SMA N I Trimurjo Lampung Tengah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PART 7 SANG PENAKLUK

PART 7 SANG PENAKLUK

Oleh Tri Hanifah

Ruang kelas ini dilengkapi dengan proyektor. Panitia dan juri nampak berdiskusi kecil di pojok depan. Setelah ujian tes tertulis, akan dilanjutkan dengan presentasi pengalaman terbaik dalam mengajar. Ku buka notebookku.

"Ibu berasal dari mana?" Tanya ibu yang duduk di depanku.

"Saya dari SMA N 1 Trimurjo Bu, Lampung Tengah. Ibu berasal dari mana?" Tanyaku padanya.

"Perkenalkan Bu, saya Berti dari Lampung Timur." Ia menjulurkan tangannya, langsung kusambut jabatan tangannya.

"Bapak Ibu sebentar lagi akan kita mulai uji presentasi dan wawancara, diharapkan tidak ada yang meninggalkan lokasi hingga semua peserta selesai presentasi." Salah satu juri menyampaikan.

"Dan supaya lebih adil. Akan kami bagi kertas nomor urut undian. Sehingga kami akan memanggil giliran bapak ibu untuk maju presentasi sesuai nomor urut yang diperoleh. Bagaimana Bapak Ibu setujukah?" Juri menawarkan strategi pemanggilan peserta, yang kemudian disambut oleh peserta dengan sepakat.

Aku mengambil kertas kecil yang disodorkan oleh panitia. Nomor urut 9, panitia kemudian mencatat. Masih banyak waktu untuk giliranku menanti.

"Baiklah, dipersilahkan nomor urut 1 untuk presentasi." Kata bapak juri. Satu orang juri duduk di kursi depan dan dua orang juri duduk di belakang. Mereka sambil mengoreksi berkas portofolio kami.

Ibu muda mengenakan pakaian berwarna putih maju dimuka, menyiapkan laptopnya untuk disambungkan dengan proyektor.

"Perkenalkan nama saya Dena, saya berasal dari SMA N 1 Seputih Mataram, Lampung Tengah. Saya guru biologi." Ibu Dena memperkenalkan diri, lalu dilanjutkan dengan presentasi best practicenya.

Ibu Dena, penelitian tindakan kelasnya sudah dibukukan. Nampak sangat berdedikasi dan cerdas.

Tiga puluh menit berlalu. Selanjutnya, giliran peserta kedua. Yakni giliran bapak mengenakan kacamata. Berasal dari SMA Kota Metro. Ia menampilkan video pembelajaran bahasa Inggris. Nampak siswa siswinya sangat antusias. Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

"Bapak ini sudah tua, tapi sangat energik ya. Keren." Kata Ibu Kumala yang duduk disampingku. Akupun sepakat dengannya, sangat menginspirasi bapak itu.

Berikutnya giliran Ibu Berti. Dia guru seni tari dari SMA Lampung Timur. Dia bahkan telah sukses menghantarkan siswanya juara di tingkat nasional. Sangat inovatif, ia banyak menciptakan variasi gerakan tari. Dan menyebabkan ekstra kurikuler bidang seni tari yang dia ampu, banyak membawa piala, baik tingkat lokal maupun nasional. Hebat.

Waktu menjelang dzuhur hampir tiba. Dan masih di nomor urut 7. Bapak juri yang mengenakan kemeja dan berdasi itu mengumumkan bahwa kegiatan di jeda untuk istirahat, sholat dan makan siang.

"Keseluruhan peserta ada 16 orang, ini nampaknya akan selesai sampai sore hari, dimohon agar tepat waktu untuk kembali ke ruangan ini." Lanjut bapak juri.

Aku membayangkan, betapa negeri ini pasti akan menjadi maju. Jika para pendidik memiliki nilai kedisiplinan yang tinggi, berdedikasi, inovatif menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

Lalu, siapakah nanti guru berprestasi yang layak juara dan maju mewakili daerahnya di tingkat provinsi?

Ikuti terus kisahnya ya, tunggu part berikutnya..

#Tantangan hari ke -7

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post