Tri Hanifah

Tri Hanifah, M. Pd. I - Guru di SMA N I Trimurjo Lampung Tengah. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PART 9 SANG PENAKLUK

PART 9 SANG PENAKLUK

Oleh Tri Hanifah

_______

Putriku berlarian mendekatiku sambil membawa hp milikku yang sedari tadi dia mainkan. Sementara aku masih di dapur menyiapkan makan siang. Akhir pekan begini aku lebih suka memilih untuk menghabiskan waktu dengan mencoba memasak berbagai makanan.

"Umi ada telpon dari Pak Eksa UPTD." Kata putriku menyerahkan hp yang masih berdering.

Pak Eksa adalah pegawai negeri yang bekerja di Unit Pelaksana Tingkat Daerah wilayah 2. Ia pernah beberapa kali ke sekolahku untuk memberikan pembinaan kepada kami para tenaga pendidik. Sesekali ia juga pernah menjadi pembina upacara hari besar nasional di sekolahku.

"Assalamualaikum, Pak Eksa." Kataku mendekatkan hp di telinga.

"Walaikum salam warahmatullah, Bu Hani saya mengabarkan bahwa pengumuman hasil seleksi pemilihan guru berprestasi sudah bisa dilihat di papan pengumuman di kantor." Suara Pak Eksa di ujung sana.

"Oh, iya Pak. Terimakasih banyak atas informasinya. Nanti saya segera kesana untuk melihat." Kataku.

"Nah, ini saya juga mau mengucapkan selamat kepada Ibu. Karena Bu Hani menjadi juara 1 untuk Kabupaten Lampung Tengah. Selamat ya Bu". Kata Pak Eksa.

"Oh, benarkah Pak? Alhamdulillah ya Allah.." Aku rasanya hampir tidak percaya.

"Iya Bu, dan bagi yang juara 1, diharapkan hari Senin untuk ke kantor ya Bu. Karena akan dilanjutkan dengan pembinaan untuk persiapan maju ke tingkat provinsi." Lanjutnya.

"Baik Pak. Senin insha Allah saya ke kantor. Terimakasih Pak Eksa." Kataku.

"Sama-sama Bu." Ia mengakhiri telponnya.

Saat itu aku langsung bersujud. "Terimakasih Ya Allah. Segala puji bagiMu." Air mataku meleleh. Aku bahagia. Kemudian aku menelpon suamiku yang sedang di kantornya.

"Oh, ya? Alhamdulillah. Selamat Umi, semangat, Umi pasti bisa bersaing di tingkat provinsi." Sahut Abi setelah kukabari.

"Umi kurang percaya diri Bi. Nanti di provinsi pasti akan bertemu dengan orang yang jauuh hebat-hebat." Aku mulai ragu dengan kemampuanku.

"Mi, gak usah terbebani akan menjadi juara atau tidak, tapi maksimalkan potensi yang dimiliki. Pengalaman ini pasti akan sangat berharga." Suamiku menyemangatiku.

"Iya Bi. Umi akan berusaha. Oh iya, hari ini makan siang di rumah ya Bi. Umi masak spesial buat Abi. Segera pulang ya.." Ku akhiri telpon dengan rasa bahagia dan lega.

Alhamdulillah. Semua ini bukanlah karena kehebatan yang kumiliki. Namun, karena Allah saja yang memudahkan. Aku bersyukur pada Mu Ya Rabb yang Maha Mengetahui dan Maha Menguasai Keilmuan.

Bagaimana cerita tentang pembinaan dan karantina persiapan melaju ke Provinsi? Ikuti selalu kisahnya esok ya..#

#Tantangan hari ke-9.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post