Mudik menjelang lebaran sydah menjadi hal yang lumrah dan tradisi setiap tahun. Walau tak semua perantauan bisa merealisasikan acara mudik menjelang lebaran. Tapi keinginan untuk bisa pulang kampung itu pasti sangat besar. Rasa rindu lebih berat dari si Dilan. Apalagi jika monen itu pas hari libur sekolah juga. Klop sudah rasa hati untuk segera tetbang pulang ke tanah kelahiran. Bisa bertemu dengan orang yang paling berharga dalam hidup. Bisa mencium tangannya. Memeluk penuh rindu dan haru.

Jika orang tua kita masih ada. Rasa itu bak air bah yang siap meluap. Bisa bercengkrama dengan ibunda tercinta. Walau tangan keriputnya gemetar tetap ungin memasakkan menu istimewa kesukaan putranya. Terratih jalannya ke pasar untuk belanja menu spesial demi buah hati tersayang yang pulang dari rantau.

Dan yang lebih mengharukan saat untaian doa untuk anandanya selalu mengalun merdu di setiap hembusan nafasnya. Semuanya hanya untuk kebahagiaan anak-anaknya.

Rugi rasanya jika tak mampu membuatnya tetap tersenyum bahagia. Memeluknya walau tak bisa setiap saat. Mencium tangannya dan mengajaknya bercengkrama betapa indahnya rasa kebersamaan ini. Membahas hal-hal yang membuatnya selalu bahagia. Kesempurnaan rasa mudik yang sesungguhnya. Tak hanya sekedar tradisi pulang kampung semata. Tapi kebih bermakna dengan segala rasa yang tertumpah untuk ayah dan ibunda tercinta.