Tri Hastari SSB

Tri Hastari Sukanti Sarwi Bekti nama lengkapnya. Lahir di Lumajang, 03 Juli 1967. Anak ketiga dari pasangan M.Tjokrosoewignjo (almarhum) dengan Sundari. TK,SD,S...

Selengkapnya
Navigasi Web
BUDAYA ANTRI

BUDAYA ANTRI

Lumajang,28/12/2023. Sebuah pemandangan yang umum kemarin terlihat di lobi sebuah rumah sakit ketika usai libur bersama hari besar agama. Yaitu jumlah antrian yang luar biasa.Setelah libur dua hari karena peringatan natal, tumpukan antrian cukup tinggi di lobi pendaftaran pasien.

Tentu saja menunggu tetap menjadi pekerjaaan yang sangat tidak disukai oleh siapa pun. Begitu juga para keluarga atau pasien yang sedang antri di loket pendaftaran rumah sakit hari Rabu,27 Desember pagi. Rumahsakit telah memberlakukan sistem pendaftaran secara online dengan dua cara yaitu melalui whatsapp humas rumah sakit (rumkit) atau melalui jkn mobile langsung terhubung dengan bpjs kesehatan. Namun dari kedua cara tadi tetap diharuskan konfirmasi ke loket pendaftaran. Hal ini tentu saja tetap membutuhkan antrian. Belum lagi yang datang mendaftar langsung karena tidak bisa mengakses dua jalur tadi.

Nah, mengamati para pengantri tentu saja punya keasyikan tersendiri selama mengantri. Namun tetap juga bertanya-tanya kenapa antiannya lama sekali. Bisa 5 menit lebih hanya untuk konfirmasi satu pengantri. Selidik punya selidik ada beberapa hal. Pertama, petugas mengeluhkan lemotnya jaringan komputer sehingga lama menginput data atau mengakses data. Kedua, masih ada beberapa pasien yang masih belum paham prosedur konfirmasi pendaftaran. Setelah mendaftar online, mereka harus melapr untuk konfirmasi. Setelah berkas diterima petugas maka harus antri untuk dipanggil sesuai urutan melapor. Ketika dipanggil seharusnya yang datang mendekat adalah pasien . Walaupun ada pendamping tetap pasien dihadirkan karena ada proses finger pengguna bpjs. Barulah setelah finger mereka menuju poli masing-masing tujuan. Nah lamanya pelayanan terjadi di sini. Ketika pasien dipanggil seringkali pasien sudah menunggu di depan poli masing-masing sehingga petugas masih menunggu pendaping pasien menjemput. Dan umumnya para pasien ini adalah orang yang memiliki kemampuan berjalan sangat pelan karena sakitnya atau faktor usia. Hal inilah yang akhirnya juga menjadi salah satu lamanya proses pelayanan.

Ternyata budaya antri juga masih belum banyak dipahami . Terbukti banyak yang maju dan meminta pelayanan cepat karena sudah lama menunggu. Tentu saja hal ini, agak mengganggu penantri lainnya. Lebih-lebih ketika adda orang yang baru datang, kemudian menunjukkan hand phonenya dan langsung diproses oleh petugas sehingga orang tersebut langsung mendapat konfirmasi. Hal ini menjadi salah satu penyebab juga lamanya antrian.

Jadi kesimpulannya, budaya antri ini tidak melulu harus dipahami pengantri tetapi juga petugasnya. Sangat tidak menyenangkan sekali lebih-lebih ketika yang baru datang mengantri adalah staff rumkit tersebut. Pasti seperti lewat jalan tol. Ternyata Budaya Antri belum menjadi kebiasaan di negeriku tercinta ini.***(soe)

Tantangan Menulis 30 hari tanpa henti day #8

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren menewen ulasannya Mbak. Begitulah negeri ini.. Semua rebutan pengen duluan.. haha. Sukses selalu

28 Dec
Balas



search

New Post