Lumajang,14/02/2024. Setelah mengikuti webinar para penulis masa depan media guru sabtu lalu, luar biasa semangat anak anak ini sempat menggelitik kalbu. Bagaimana tidak? Di usia belia mereka, sudah bikin solo buku lho. Luar biasa para mentor dan pembimbingnya yang telah berhasil melahirkan penulis-penulis muda seperti mereka..

Terlepas dari itu semua masih banyak generasi yang tidak memiliki keberuntungan seperti mereka bisa membuat buku solo. Tetapi semangat literasi juga sama memilikinya. Namun apa daya doku tak berpihak pada mereka. Uang memang menjadi faktor penentu jadi tidaknya buku tercetak. Tapi apakah semangat mereka harus tertahan untuk menjadikan sebuah buku bagi mereka?

Alhamdulillah ada jalan tengah. Tidak bisa bikin solo buku, akhirnya bisa nulis ramai-ramai untuk dijadikan satu buku bersama. Banyak penerbit yang menawarkan tapi tidak semua ramah di doku. Kembali lagi masalah uang. Syukurlah saya bisa menemukan satu yang agak ramah di doku. Pada akhirnya semangat literasi siswi MTs Putri Nurul Masyithoh Lumajang bisa terwadahi dalam sebuah buku antologi cerpen bertajuk Melukis Kenangan. Cerita suka duka mereka selama menimba ilmu di madrasah dituangkan dalam cerpen pada buku ini. Semoga nantinya media buku juga bisa menggawangi tulisan tulisan para muda yang juga ingin mengabadikan tulisan mereka dalam sebuah buku yang ramah doku. Maklum kebanyakan mereka dari keluarga menengah ke bawah yang kadang masih menunggak pembayaran pendidikan di madrasah.

Semangat literasi buat anak anak yang kurang doku tapi punya semangat yang tak kalah dengan penulis cilik Keenara dari Metro. Selamat hari kasih suara 14 Februari 2024.***(Etsoe)

Day#4 Tantangan Gurusiana 30 Hari