Tri Ismayawati

Seorang guru IPS di SMP 4 Kudus, yang mempunyai hobi membaca dan menulis. Alhamdulillah, dengan tugas tambahan sebagai Kepala Perpustakaan, melihat buku-buku ya...

Selengkapnya
Navigasi Web

Buku Harian Jasmine

Tidak seperti biasanya, saat istirahat pertama Jasmine menyendiri di pojok taman baca sekolah. Dia termenung sambil membawa buku bacaan yang dipinjamnya dari perpustakaan. Jasmine memang selalu meminjam buku-buku di perpustakaan. Bahkan tahun lalu, dia pernah mendapat penghargaan sebagai peminjam buku “tersering” di sekolahnya.Minat bacanya bisa dijadikan contoh untuk anak-anak seusianya.

“Baaaaa!!!” teriakan keras dan tepukan di pundak memecahkan suasana.

Ternyata Rida, teman sebangku Jasmine.

Jasmine terkejut dan tersenyum kecut.

“Hai, Jasmine….. Sedang apa kau disini sendirian? Mencari wangsit ya?” tanya Rida sambil terbahak.

“Iiiihhh,, enggak lah. Aku hanya ingin menenangkan diri sejenak,” bantah Jasmine.

“Aku sedang memikirkan jawaban. Tadi pagi ibuku bertanya kepadaku, apa cita-citaku kelak. Dan aku belum menemukan, apa cita-citaku,” cerita Jasmine bersedih hati.

“Oohhh,,,kamu kan suka membaca dan menulis? Semoga kamu bisa menjadi penulis seperti Asma Nadia,” doa Rida, sambil menepuk lembut pundak temannya itu kemudian lari meninggalkannya.

Jasmine kembali melamun. Entah apa yang dia pikirkan... Menjadi penulis, guru, dokter, dosen, atau yang lainnya...

~~~***~~~

Bel masuk sudah terdengar,, Jasmine dan Rida segera memasuki ruang kelas.

Saat guru yang mengajar belum tiba di kelas, anak laki-laki bermain bola dari gumpalan kertas yang dibentuk seperti bola. Suasana kelas menjadi ramai, kacau dan berantakan.

Terlihat dari jauh, ada dua orang ibu guru yang berjalan menghampiri kelas, yaitu guru BK, bu Hani dan guru IPS, bu Rini.

“Selamat siang, anak-anak,”sapa bu Rini mengawali pertemuan.

“Selamat siang, bu,” jawab anak-anak serentak.

“Anak-anak kelas VII B, pada jam keempat ini, ibu guru akan melakukan sidak barang-barang yang kalian bawa di dalam tas. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan dari pihak sekolah,” begitu penjelasan bu Hani.

Serta merta kelas berubah menjadi gaduh kembali. Mereka saling memandang, berbicara, dan akhirnya berusaha tenang ketika ketua kelas memberi aba-aba untuk diam sementara waktu.

Penggeledahan tas yang dilakukan dua ibu guru itu membuat anak-anak tegang, suasana begitu mencekam. Sidak ini biasa dilaksanakan tiap semester, hanya waktunya yang tidak diberitahukan kepada siswa.

Setelah berkeliling dan sampai di depan meja guru, bu Hani menyampaikan temuan-temuannya.

“Tidak banyak temuan di kelas VII B, berbeda dengan kelas yang lain. Di kelas ini, saya hanya menemukan satu keping CD berjudul Crayon Shinchan, ada di dalam tas Bambang. CD ini saya bawa ke kantor, untuk diperiksa. Siapa tahu isinya tidak sesuai dengan judulnya,” ungkap bu Hani.

“Iya, bu,” jawab Bambang.

~~~***~~~

Masih ada satu bangku siswa yang belum disidak. Ya, itu tempat duduk Rida dan Jasmine. Begitu bu Rini dan bu Hani berjalan mendekat menuju bangku keduanya, Jasmine mendadak pucat dan menangis histeris.

“Jangan buka tas saya, buuu….!”

“Jangan buu,, saya mohon, Ibu….!” teriak Jasmine.

Jasmine memegang dan memeluk erat tasnya sambil terus meronta.

“Ibu,, saya mohon,, saya malu bu…” ucap Jasmine terisak dan memohon.

Kedua guru itu pun berusaha menenangkan Jasmine.

“Jasmine, kamu tenang dulu, nak,” ucap bu Rini halus.

“Apa yang membuatmu seperti ini? Bicaralah.. Kalau kamu malu, tas kamu diperiksa di kelas, bawa tas ini ke ruang BK,” kata bu Hani.

Akhirnya, Jasmine membawa tasnya menuju ruang BK bersama bu Hani.

Kelas yang semula tenang, seketika menjadi ramai kembali. Mereka mulai menebak-nebak, barang apa yang ada di tas Jasmine.

“Mungkin di dalam tas Jasmine, ada narkoba?” ucap Bambang.

“Heei,, kamu jangan asal bicara ya, Bambang. Jasmine tidak seperti itu!” bela Rida.

“Atauu, dia membawa rokok, senjata tajam, atau film porno ya?” tanya Ari yang disambut tertawa teman sekelasnya.

Rida hanya diam saja.

Bu Rini yang dari tadi mengamati anak-anak, mencoba mengkondisikan kelas supaya tenang dan bisa memulai pelajaran.

“Anak-anak, sebelum ibu memulai kegiatan belajar mengajar hari ini, ada satu pelajaran yang ingin ibu sampaikan kepada kalian. “

“Kalian dalam satu kelas ini, pasti sudah terjalin kedekatan antara teman yang satu dengan teman yang lainnya. Bahkan, bapak dan ibu guru mengamati kalau kelas ini sangat kompak.”

“Jika ada salah satu temanmu yang tertimpa musibah atau kesulitan, teman yang lain harus saling menguatkan, tidak saling mencela.”

Tidak perlu berburuk sangka terhadap teman yang lain, saling mengingatkan dalam kebaikan terutama untuk menjaga ucapan dan perbuatan.”

“Bagaimana, anak-anak? Kalian bisa menjaga kekompakan kelas ini, bukan?” tanya bu Rini.

“Bisa, buuu…” jawab anak-anak dengan penuh semangat.

“Maafkan saya, bu. Saya hanya bercanda,” ungkap Ari menyesali perbuatannya.

“Baiklah, semoga kejadian hari ini menyadarkan kita untuk saling menyayangi, dan menjaga antar sesama, baik dengan saudara, teman ataupun orang lain.”

“Mari kita lanjutkan materi berikutnya,” ucap bu Rini.

Suasana kelas menjadi tenang dan semua siswa memperhatikan dengan penuh konsentrasi.

~~~***~~~

Sementara itu, di ruang BK…

Bu Hani tersenyum dan bersabar, menunggu Jasmine tenang dan siap menunjukkan apa yang sebenarnya ada di dalam tas. Satu persatu buku dikeluarkan dari tas Jasmine. Ada buku bacaan berstempel perpustakaan sekolah, buku paket, buku tulis, dan ada satu buku lagi yang terlihat aneh dengan sampul kertas koran yang sudah usang warnanya.

Bu Hani, tertarik dengan buku tulis usang tersebut. Jasmine semakin menundukkan kepala, pucat, malu dan juga ketakutan. Apakah ada sesuatu yang penting didalamnya, sehingga sampai membuat pemiliknya ingin merahasiakan buku tersebut??

“Jasmine,, inikah yang membuatmu menangis?” Tanya bu Hani pelan.

Jasmine hanya menganggukkan kepala sambil menunduk.

“Bolehkah ibu membacanya?” pinta bu Hani

Kembali Jasmine menganggukkan kepala, pertanda dia mengijinkan gurunya untuk membaca bukunya.

Bu Hani mulai membuka buku, membaca lembar demi lembar tulisan tangan Jasmine. Sesekali melihat ke wajah Jasmine. Guru cantik itu sangat menikmati tulisan anak didiknya. Terbawa suasana hati saat membaca, bu Hani menarik napas dalam-dalam.Belajar tentang kehidupan, baru saja dia dapatkan dari seorang anak kecil, lewat goresan penanya.

~~~***~~~

Beberapa tulisan Jasmine yang dibaca oleh bu Hani.

*** “Hari ini aku merasa senang, karena aku berada di tengah-tengah teman yang baik, walaupun kadang menyebalkan. Mungkin saat-saat ini akan kurindukan jika kami berpisah kelak.

Ada canda gurau yang sering menyakitkan, tetapi selalu ada teman yang menghibur dan mengingatkan”.

*** “Beruntungnya aku saat ini, bersama dengan teman-teman dan guru yang saling menyayangi.. Guru-guru yang memberi teladan pada kami untuk selalu peduli dan perhatian pada orang-orang di sekitarnya. Setiap saat aku selalu belajar tentang hidup dan kehidupan

*** “Pagi ini, aku merasa bahagia… Setelah berpamitan dengan bapak dan ibuku, kucium tangan mereka. Hatiku terasa sangat damai. Yaa, aku masih ingin melihat dan terus memandang wajah mereka. Ingin kubuat mereka bangga dan bahagia.

Terima kasih, bapak dan ibu,, engkau memberikan yang terbaik untukku. Engkau mendidikku banyak hal. Karena, pendidikan pertama berawal dari keluarga. Setelah sampai di sekolah, kami disambut oleh bapak dan ibu guru. Kebiasaan setiap pagi yang tidak membosankan. Melihat wajah guru-guru yang selalu tersenyum ramah menyambut murid-murid. Mengajarkan kami untuk menerapkan “ Budaya 5 S”, yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun.”

*** “Hari ini aku belajar kebaikan, kulihat di jalan raya ada seorang tua yang berdagang es lilin. Dia berjalan sambil membawa termos es. Aku berhenti untuk membeli. Tak lama, datang seorang ibu berkendara berhenti menghampiri pak tua. Ibu itu memberikan uang sepuluh ribu rupiah kepada bapak penjual es lilin.

“Ini ada sedikit rejeki untuk bapak,” kata ibu tadi.

“Terima kasih, bu. Semoga rejeki ibu bertambah,” jawab bapak tua gembira..

Aku ikut senang, karena telah diajarkan oleh dua orang ini secara langsung dan tidak sengaja. Ternyata masih ada orang yang peduli terhadap sesamanya.”

Contoh kebaikan kudapatkan hari ini…Belajar tentang ikhlasnya berbagi.

*** “Beruntungnya aku dilahirkan di tengah-tengah keluargaku. Orang tuaku tidak membeda-bedakan anak-anaknya. Kami merasakan kasih sayang yang diberikan adil. Ini yang membuat kami selalu rukun. Beda pendapat adalah hal yang biasa, tetapi pasti ada jalan keluar yang terbaik Kakak yang menyayangi adiknya, dan adik yang menghormati kakaknya. Love you, kak Dahlia dan adik Mawar…..”

*** “Siang ini, aku sebel sama temenku. Kesaalll sekali… Kebiasaannya bicara keras, tidak mau diatur, selalu membuat onar kelas. Jerry namanya. Semoga dia bisa berubah. Tapi,,, bisa tidak ya?? Aku tetap berusaha baik padanya, karena orang tuaku mendidikku agar tidak membeda-bedakan teman, baik yang kaya atau miskin. Saling mengingatkan dalam kebaikan, dan yang terpenting adalah mau menerima nasihat.

*** “Jam pelajaran olah raga tadi, Dika jatuh terpeleset di lapangan. Teman-teman cowok menertawakan, aku sedih melihatnya. Datanglah pak Harun, guru olah raga. Beliau mengatakan pada kami untuk tidak menertawai musibah yang dialami oleh temannya. Aku berpikir, mungkin karena tontonan yang dilihat anak-anak sekarang ini banyak yang tidak mendidik. Musibah jatuh, dianggap sebagai lelucon. Pak Harun juga mengingatkan agar kami lebih berhati-hati agar tidak terjatuh seperti Dika. Pesannya juga, Tolong dan bantu temanmu ketika terjatuh.”

*** “Kekompakan teman-teman di kelasku membuatku nyaman bersekolah. Saling menjaga perasaan, membantu kesulitan teman dan lain-lain. Seperti kejadian hari ini, menjelang keberangkatan kami karyawisata ke Bandung. Ada satu teman yang tidak bisa mengikuti karyawisata karena masalah biaya. Kami pun sepakat untuk bersama-sama menanggung biaya karyawisata Ade. Bahkan wali kelas kami ikut menyumbang juga. Wali kelas yang baik hati... Mengajarkan kami untuk lebih ikhlas berbagi dengan teman. Guru yang memberikan contoh langsung, sehingga kami meneladaninya. Dan akhirnya Ade bisa ikut bersenang-senang bersama kami.Ada beberapa bapak ibu guru yang kagum kepada kelas kami, mereka memberi reward acungan jempol.. Senangnya…

Bu Hani menutup buku tulis usang milik Jasmine, dia tersenyum dan mengacungkan jempolnya ke arah Jasmine.

“Bagus, nak.. Kamu bisa mengembangkan bakat menulismu.” kata bu Hani.

“Tulislah hal-hal yang positif, dan bisa bermanfaat untuk orang lain.Tidak perlu malu jika kita berbuat baik.”

“Ajak teman-temanmu untuk mencurahkan cerita-cerita positifnya lewat tulisan seperti ini.”

“Ibu akan berkonsultasi dengan kepala sekolah dan kepala perpustakaan untuk memupuk anak-anak yang memiliki bakat menulis.”

~~~***~~~

Akhirnya, dari pihak sekolah dan perpustakaan sekolah memberikan apresiasi kepada Jasmine, dengan memberikan penghargaan sebagai “Duta Baca” di sekolahnya.Tulisan-tulisan siswa sederhana itu dibukukan agar lebih bermanfaat untuk teman-teman dan warga sekolah lainnya. Bahkan pihak sekolah mengadakan lomba menulis untuk menggali bakat siswa-siswanya.

Nasehat bijak itu tidak selalu datang dari orang tua kepada anaknya, guru kepada siswanya.Bisa jadi datangnya dari anak kecil kepada orang yang lebih tua. Terima kasih dan selamat buat Jasmine,, coretan harian yang kamu sembunyikan bisa berguna dan dinikmati orang lain.

~~~***~~~

Penulis adalah peserta Sagusabu 2 Kudus, 12-13 Januari 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post