Biar Selamat, Jaga Rok Anda di Jalan Raya
Biar Selamat, Jaga Rok Anda di Jalan Raya
Ini hal yang cukup penting bagi kaum wanita. Berkendara di jalan raya yang kian ramai saat ini butuh persiapan yang lebih. Paham tentang rambu-rambu dan tertib saat mengendarai sepeda motor ternyata belum cukup menjamin keselamatan Anda. Ternyata, kecelakaan bisa saja terjadi akibat hal yang sepele, yaitu kurang perhatian dengan rok Anda.
Dalam hal ini tentu bukan masalah bahan, motif atau seberapa mahal rok yang dipakai. Tapi, seberapa aman rok Anda saat berkendara. Bayangkan, saat berkendara, rok Anda tentu ikut berkibar karena diterpa hempasan angin saat Anda melaju cepat. Beberapa kejadian membuktikan, bagian ujung rok yang Anda pakai bisa menyentuh rantai dan gerigi roda sehingga ikut memutar dan terbelit diantara rantai dan gear roda belakang. Karena terus terbelit, tubuh Anda bisa ketarik ke bagian bawah dan hilang keseimbangan. Saya sudah beberapa kali menyaksikan kejadian ini.
Di jalan raya Bojongsari, beberapa minggu yang lalu, saya sempat menolong ibu-ibu yang mengalami kecelakaan akibat rok yang nyangkut dan terbelit gear roda belakang. Butuh waktu yang lama untuk melepas lilitan rok yang masuk ke gear dan jeruji roda belakang itu. Ternyata, saat membonceng, ibu tersebut tidak sadar posisi ujung roknya menyentuh jeruji dan terlilit di roda belakang. Untung saja ibu dan suaminya itu masih diberikan keselamatan. Saat sedang diperjalanan ada kejadian yang nyaris sama terlihat tadi sore. Sore tadi, aku dan suami hendak menghadiri acara khitanan anak dari Pak Lik kami. Perjalanan dari Purbalingga menuju Kemranjen Banyumas memang cukup jauh. Pulang mengajar di sekolah, setelah Sholat Dhuhur, kami langsung berangkat naik sepeda motor.
Setelah nelewati pertigaan, kami memasuki jalan provinsi yang ramai kendaraan. Tiba-tiba, saya melihat ada pengendara sepeda motor. Sepertinya mereka itu suami istri. Saya melihat ke arah roda motornya. Ternyata rok ibu-ibu itu hampir masuk ke dalam jeruji roda. Betapa kagetnya aku. Takut ibu-ibu itu celaka, spontanitas saya meminta suami untuk mengejar motor itu untuk memberi tahu agar mereka tidak celaka. Suamiku mengejar motor itu. Namun entah kenapa, semakin suamiku mengejarnya, motor itu juga tambah kencang. Kami malah jadi seperti kejar-kejaran. Aduuhh, ada mobil yang harus kami lewati juga. Aku jadi ketakutan sendiri. Akhirnya, aku meminta kepada suami untuk pelan-pelan saja dan terpaksa membiarkan motor tadi berlalu. Saya hanya bisa mendoakan semoga suami istri tadi tidak celaka.
Beberapa menit setelah melintasi jalan raya kota, tibalah kami di depan Terminal Purbalingga. Tepat di lampu merah, kami berhenti. Semua pengendara sepeda motor tertib berbaris mengantri. Tiba-tiba saya lihat ke arah depan. Seorang ibu-ibu dengan santainya naik sepeda motor menyeberang melewati beberapa deretan sepeda motor yang sedang mengantre. Ibu-ibu itu maju mundur di depan kami mencari celah yang kosong untuk berhenti. Saya pun jadi kaget. Beberapa bapak-bapak ada yang tersenyum. "Tinggal menunggu di belakang saja, ngapain harus maju begitu?" komentar bapak-bapak sambil geleng-geleng kepala. Saya jadi ikut tersenyum, dengan kejadian itu. Tapi jika membayangkan ketika ibu-ibu tadi sedang menyeberang menggunakan sepeda motor dan tiba-tiba lampu hijau menyala, Allahu Akbar, sungguh mengerikan.
Beberapa waktu yang lalu saya membaca di media sosial tentang ibu-ibu rumah tangga yang mengendarai sepeda motornya tidak tertib. Contohnya saja, jika mau belok ke arah kanan, lampu riting atau lampu sein justru menyala ke arah kiri. Ada juga yang mengendarai sepeda motornya tanpa memakai helm. Ada juga yang berbelok dengan menyalakan lampu riting secara mendadak. Hal itu membuat netizen menjadi tertawa. Aku yang membaca juga tertawa dengan tampilan gambar yang lucu. Jujur Aku tertawa bukan hanya karena lucu, tetapi aku sendiri juga kerap mengalaminya. Kalau berangkat mengajar ke sekolah, aku juga jarang memakai helm. Alasannya klasik, kebetulan sekolah tempat mengajarku sangat dekat. Jadi, pakai helmnya hanya kadang-kadang.
Melihat beberapa peristiwa yang hampir menyebabkan kecelakaan tadi, saya menjadi berpikir, perlu ada sosialisasi tentang rambu-rambu lalu lintas atau tips keselamatan berkendara khusus untuk ibu-ibu rumah tangga. Sosialisasi itu bisa dilakukan langsung oleh polisi atau bisa juga lewat ibu ketua RT atau PKK saat ada pertemuan rutin. Jika sosialisasi itu bisa dilakukan, sepertinya keamanan berkendara untuk ibu-ibu rumah tangga menjadi lebih terjaga. (*)
Purbalingga, 15 Desember 2017
Tri Khasanah
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul bu ! Sedikit disayangkan tulisannya bias gender banget !
Terima kasih atas masukannya ibu. Tulisan itu fokus pada ibu-ibu karena kebetulan ada peristiwa yg menarik untuk ditulis.
Trimkasih bu Tri, sudah mengingatkn.
Sami2 Ibu. Terima kasih.
Saya pernah mengalami rok masuk ke dalam jeruji motor. Mengerikan sekali..
Iya betul ibu Edit Kadila. Salam kenal dari saya.
apik tenan idenya. aku pernah menolong orang yg roknya terlilit rantai dan separuh roknya robek2. untung ibu2 itu dalamnya pakai celana lejing juga. jd di samping menjaga keselamatan juga keamanan....
Inggih Ibu Eti, Leres.
Luar biasa mengingatkan pada kaum wanita untuk selalu berhati-hati di mana saja, dan kapan saja
Terima kasih Pak Ahmad.
Terima kasih Ibu Meynia. Salam kenal dari saya.
Salam kenal juga....
Betul bu... Banyak sekali kejadian seperti itu, rok masuk ke dalam roda motor