Tri Khasanah

Guru di SD Negeri 1 Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hampir Tumbang Tertiup Angin

Hampir Tumbang Tertiup Angin

Hampir Tumbang Tertiup Angin

Toko Trik Jitu Purbalingga adalah sebuah nama yang sudah tidak asing lagi bagi penduduk di Desa Bojong Kecamatan Mrebet dan sekitarnya. Toko tersebut sudah berdiri sekitar 10 tahun. Awal mula mendirikan toko tersebut hanyalah sebuah keterpaksaan. Kok bisa? Ya, tuntutan ekonomi menjadi alasannya. Siapapun yang mempunyai kebutuhan hidup, pasti akan mencari solusi untuk memenuhinya.

Toko Trik Jitu Purbalingga berkembang sedikit demi sedikit dan beberapa kali mengalami gulung tikar. Percaya ataupun tidak, itulah faktanya. Menjadi seorang pengusaha tidak selalu melewati jalan yang mulus. Ada jalan terjal yang harus dilaluinya. Bagai air laut yang mengalami pasang dan surut. Tersenyum jika usaha sedang lancar dan bersedih jika usaha sedang menurun. Itulah cerita klasik yang selalu dialami.

Seorang pengusaha harus bisa mengelola roda perputaran usahanya. Banyak hal yang harus dipelajari dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan usaha itu. Mesin, karyawan dan isi toko yang ditawarkan harus selalu memenuhi servis pelanggan. Jika ketiga faktor itu tidak sejalan, sudah pasti akan menjadi kendala dalam pengelolaan. Tepatnya sudah dua bulan ini, kondisi mesin di toko kami sering mengalami kerusakan. Berkali-kali mengundang teknisi namun belum menuai hasil sesuai yang diharapkan. Biaya servis yang tidak sedikit harus kami keluarkan. Hampir 20 juta pengeluaran kami untuk biaya servis mesin di toko kami. Produk layanan jasa berupa foto copy, dan print out menjadi andalan selama ini. Tiga unit mesin foto copy yang kami miliki ternyata mengalami kerusakan secara bersamaan. Bagaimana tidak putus asa? Puluhan juta kami keluarkan untuk biaya teknisi tetapi hasilnya masih nihil belum ada perubahan sesuai dengan harapan. Menangislah hati ini, ingin berteriak sekeras mungkin. Tapi, apakah jika aku berteriak kondisi akan bisa kembali seperti sediakala ? Ah, bodohnya aku ini.

Akhirnya, aku mengambil jalan alternatif dengan cara bekerjasama dengan teman lain. Print out yang awalnya dicetak sendiri kini harus diberikan kepada teman lain. Hasil yang tadinya menjadi keuntungan harus direlakan untuk membayar kepada rekan kami. Disitulah awal mula jiwa ini menjadi lemah dan tidak berdaya. Karyawan di toko ada tiga. Mereka mungkin tidak merasakan duka yang mendalam seperti apa yang aku alami. Buktinya, entah disengaja atau tidak, satu bulan ini mereka bekerja menghasilkan produk yang gagal. Produk yang harusnya bisa menjadi penghasilan tambahan justru menjadi pemicu pengeluaran modal yang dirugikan. Aku makin bersedih, putus asa dan ingin lari dari kenyataan yang ada.

"Duhai Allahku... Ampuni dosa hamba-Mu ini" kataku dalam hati.

Ujian yang berat harus aku lewati. Suamiku sudah pasti merasakan sedih sepertiku.

"Langkah seperti apakah yang harus aku tempuh ya Allah? Beri petunjuk Mu..." Doaku tiada henti.

Akhirnya, dalam keheningan malam aku pikirkan jalan keluarnya. Aku harus berani mengambil sikap meskipun itu pahit. Tidak peduli apapun resikonya. Pertama, aku harus menghentikan segala macam servis yang akhirnya hanya menambah beban biaya pengeluaran. Kedua, aku berikan peringatan atas kerja karyawanku yang sudah terlewat batas. Aku tidak mau tahu meskipun mereka harus mengundurkan diri. Toh selama ini aku selalu disiplin dalam membayar mereka. Jika pekerjaan tidak sebanding dengan gaji yang aku keluarkan, ini bisa menjadi penyebab gulung tikar. Ya Allah, jangan sampai hal itu terulang kembali. Aku harus berani mengambil sikap.

September ini, menjadi langkah awal untuk membuka lembaran baru. Karyawan yang aku rekrut sebelumnya menurutku belum memenuhi kriteria seperti yang aku harapkan. Bisa juga karena khayalan mereka terlalu jauh, sehingga lulusan SMP dengan ketrampilan yang pas-pasan berharap gaji terlalu tinggi dan pekerjaan yang sangat ringan. Sepertinya mental mereka harus diterapi secara perlahan-lahan. Tapi, sudah tidak ada waktu lagi jika harus mengandalkan mereka di saat yang genting seperti ini. Aku harus mencari karyawan lain yang lulusan SMK namun sedikit mengerti tentang computer dan akuntansi. Biarlah meskipun aku harus mengajarinya dari Nol lagi. Asalkan aku sehat, pikiran nyaman dan selalu didampingi oleh suami, pasti aku bisa melewatinya. Aku pasrahkan semuanya kepada Allah sang Pemberi Rizki.

Hari ini, spareparts yang dibutuhkan sudah kami beli dengan cara online. Aku berharap akan ada perubahan untuk kualitas mesin foto copy. Suamiku memasang spareparts yang sudah kami beli. Alhamdulillah, mesin sudah bisa beroperasi kembali. Meski hasilnya masih dalam taraf percobaan.

"Assalamualaikum..." Seorang tamu muncul di depan pintu rumah kami.

"Waalaikumsalam..." Jawab kami kompak.

Seorang pemuda yang berusia sekitar 20an tampak tersenyum manis kepada kami. Bersalaman dan mencium tangan kami. Memakai sarung dan baju Muslim seperti seorang santri.

" Mohon maaf Ibu, saya Fani. Anak yang melamar kerja di toko Ibu." Kata Fani.

"Ooh, Iya silahkan masuk..." Jawabku bahagia.

Kami duduk bertiga sambil berkenalan.

"Fani, jika kamu sudah mantap ingin bekerja di toko kami, ada beberapa peraturan yang harus Fani taati. Diantaranya : 1. Berangkat pagi maksimal jam 08.00. 2. Pelajari semua pekerjaan yang ada di toko. 3. Jika tidak bisa masuk kerja harus ada ijin pemberitahuannya. 4. ... Dst" Kata suamiku menerangkan panjang lebar.

Fani menganggukan kepala tanda mengerti. Akhirnya kontrak kerja sudah disepakati. Insya Allah mulai tanggal 10 September 2018, Fani sudah resmi menjadi karyawan di toko kami.

Fani adalah Seorang alumni dari SMK Ma'arif NU Bobotsari. Dia tinggal di Pesantren yang ada di SMK. Semoga menjadi awal yang baik untuk masa depan toko kami. Semangatku yang tadinya surut perlahan bangkit kembali. Bagai Pohon yang hampir Tumbang Tertiup Angin. Alhamdulillah ya Allah... Akhirnya aku menemukan karyawan yang mau taat pada peraturan toko ini. Semoga Fani bisa menjadi anak yang amanah, Bertanggungjawab dan selalu betah di tempat kami.

Aamiin...

Purbalingga, 09 September 2018

Tri Khasanah, S.Pd.SD

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiinn....semoga berkah buu. Sukses selalu

10 Sep
Balas

Aamiin... Terima kasih Ibu Eti...

10 Sep
Balas

Terima kasih Pak Adnan...

10 Sep
Balas

Semoga ujian toko trik jitu segera berlalu. Insyaallaah, Dia sudah menyiPkan hadiah terindah atas kezabaran bu tri berdua. Tahun baru hijriah , sebagai awal lembaran baru, semoga lebih barokah, aamiin

10 Sep
Balas

kapan-kapan bu, nyetak buku di tempat ibu

12 Sep
Balas

Selamat bu Tri, alur, jalan cerita, pemakaian kata enak dibaca....semoga tokonya laris manis, lancar usahanya dan berkembang ke depan

10 Sep
Balas

Subhanallah... ajib inspiratif! Baik dari struktur bahasa maupun content... GO AHEAD bund Tri Khasanah!

10 Sep
Balas



search

New Post