Tri Khasanah

Guru di SD Negeri 1 Bojong Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Renungan Kehidupan

Renungan Kehidupan

Dalam pergaulan sehari-hari sudah pasti ada benar dan salahnya. Tidak ada manusia yang sempurna. Teman yang baik akan selalu bersikap bijaksana. Memberikan nasehat dan tidak akan menjerumuskan dalam hal yang negatif. Jika berbuat salah, seyogyanya akan diluruskan. Sebaliknya jika ada perbuatan baik, akan dicontoh menjadi sebuah panutan. Itulah beberapa tindakan yang akan dilakukan untuk kebaikan bersama.

Keseharian kita kondisinya berbeda-beda. Mod dalam jiwa menjadi pemicu faktor utamanya. Bahagia dan menderita sebagai ungkapan ekspresi. Rasa marah, dendam dan sakit hati akan selalu muncul dalam jiwa yang perasa. Pernahkah kita berpikir positif menghadapi semua yang terjadi. Mungkin saja pernah, tapi tidak selalu. Labilnya jiwa ini efek dari banyaknya kita berpikir. Ucapan adalah doa. Untuk itu selalu berucaplah yang baik-baik. Kemungkinan bisa saja terjadi atas apa yang kita pikirkan.

Berpikir praktislah untuk menghadapi kehidupan ini. Jika ada rasa negatif dalam diri kita. Lawanlah dengan mengingat sang Pencipta. Mengingat hal positif sebagai penyejuknya. Kita hanya seorang makhluk. Tuhanlah penentu segalanya. Begitu pula dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika dalam pergaulan ada hal yang membuat kita marah, dendam atau sakit hati. Beristighfarlah. Rasakan keadaan itu dengan mengingat-Nya. Ambil nafas dalam-dalam lalu hempaskan pelan-pelan. Hawa sejuk akan masuk dalam otak kita. Pernah suatu ketika saat sedang berjalan tiba-tiba breeekkkk...kaki tersandung batu hingga jatuh. Betapa sakitnya kaki ini. Terluka dan berdarah. Ada rasa emosi dalam jiwa. Siapa yang bersalah. Batu yang membuat kita jatuh, atau mata yang tidak melihat. Astaghfirullohal'adziim. Tarik nafas dalam-dalam dan hempaskanlah pelan-pelan. Nikmati rasa perih itu. Perlahan menjadi akan berkurang. Begitulah cara yang tepat untuk menghadapi rasa sakit. Berbeda jika hati yang terluka. Sebutlah nama Tuhan sang Pencipta. Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar. Hingga terlupa dengan sakit yang di rasa.

Sebenarnya hal apakah yang membuat kita menjadi terluka. Perkataankah, rasa iri atau justru ego kita yang terlalu tinggi. Hanya diri kita sendiri yang dapat menjawabnya. Pernahkah kita menghargai orang lain. Pernahkah kita selalu berpikir positif kepada orang-orang di sekitar kita. Kembali lagi, hanya diri kita sendiri yang dapat menjawabnya. Itu kenyataan hidup. Ada sebagian orang yang berpikir positif dan sebagian lagi masih mementingkan ego. Tidak jarang jika kita menemui orang yang berwatak keras dan ingin selalu menang. Kita kembalikan lagi pada latar belakang pendidikan atau keluarganya. Bukankah perilaku kita sebagian besar hanya meniru orang-orang yang ada di sekitarnya.

Apa yang kita lakukan seringkali meniru sebuah perilaku orang lain. Terutama jika perlakuan kasar yang pernah kita terima. Entah sadar atau tidak terkadang kita tiru perlakuan itu kepada orang-orang di sekitar kita. Itu yang tidak tepat. Kita harus berpikir positif. Bersikap penyayanglah kepada orang lain. Berbesar hatilah untuk selalu menjadi pemaaf. Jangan mudah tersinggung oleh perkataan mereka. Yakinlah apapun yang mereka perbuat semata-mata untuk kebaikan bersama. Berterima kasihlah kepada mereka.

Coba saja kita berpikir. Jika dalam kehidupan kita selalu merasa nyaman dan tidak pernah ada cela. Apakah kehidupan kita akan meningkat seperti sekarang. Mungkin akan berbeda. Omongan orang atau celaan mereka bisa menjadi cambuk yang ghoib untuk jiwa kita. Dari celaan itulah jiwa kita menjadi kuat. Menjadi berani mengambil tindakan. Ya, tindakan untuk sebuah keputusan. Rasa sakit menjadikan kita bersikap lebih bijaksana . Meskipun kita tidak menyadarinya.

Ada beberapa orang banyak bicara tetapi sedikit bertindak. Ada juga yang tidak suka berbicara namun energik dalam tindakan. Entah mana yang baik atau mana yang buruk. Tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kembali lagi dengan topik utama kita, fokus pada kebaikan menjadi solusinya. Abaikan hal-hal pemicu kegundahan. Kuatkan diri kita dengan benteng kesabaran. Cuek untuk kebaikan lebih baik. Dari pada kelihatan perhatian tapi malah menyakiti.

Melangkah maju dengan fokus pada kebaikan saja. Tidak ada celah ataupun ruang untuk menampung celaan pada orang-orang di sekitar kita. Yakinlah, orang yang menjadi bahan celaan bisa jadi lebih baik dari dia yang mencela. Semuanya bersaudara, meski terlahir dari ibu yang berbeda. Dunia tidak lengkap tanpa mereka. Itulah fariasi kehidupan sehari-hari kita.

Purbalingga, 08 Maret 2018

Tri Khasanah

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya pada dasarnya semua kebaikan yang kita berikan akan kembali pada diri kita sendiri..

08 Mar
Balas

Wah, inyong telat gole komen kiye! Orang yg mencela kita, biasanya iri pd kebaikan yg ada pada diri kita. Coba saja amati!

08 Mar
Balas

Semangat semangat semangat!

08 Mar
Balas

Terima kasih Ibu Pengawas...

08 Mar

Aamiin..smg bs fokus..sabar..dan kuat..Aamiin

08 Mar
Balas

Terima kasih Bu Anita...

08 Mar

Siiip...semangat dan terus melangkah...hebat bund tulisannya.

08 Mar
Balas

Trimkasih bu Tri, tulisan ini sungguh menyadarkan kita tuk terhindar dr berfikir negatif pd orang laiin khususnya diri saya.

08 Mar
Balas

top markotop, mantep.....apik tensn

08 Mar
Balas

Terima kasih Ibu Eti...

08 Mar

Terima kasih Ibu Sri Sugiastuti, selamat Ibu mendapat peringkat pertama kategori pembaca terbanyak di gurusiana. Bangga sekali bisa berteman dengan Ibu...

08 Mar
Balas

Terima kasih Bunda Puspa...

08 Mar
Balas

Terima kasih Bapak Kepala Sekolah...

08 Mar
Balas

Sama2 Ibu... Itu hanya sebuah renungan diri saya pribadi Ibu...

09 Mar
Balas



search

New Post