Si Malang Burung Merpati

Pada sebuah hutan yang rimbun, hiduplah seekor Burung Merpati. Burung Merpati sangat baik hati dan ramah kepada hewan hewan lainnya. Hal itu dapat dilihat saat Burung Merpati mencoba menolong si Burung Pipit yang terluka sayapnya. Burung Pipit itu dibawa olehnya dengan penuh hati-hati kemudian Burung Merpati juga membawakan persediaan makan dan minum karena ia tahu bahwa Burung Pipit tidak dapat terbang kembali sebelum sayapnya sembuh.

Selain suka menolong Burung Merpati sangatlah ramah. Ia selalu bertegur sapa setiap bertemu mereka. Bukan hanya hewan kecil atau sebangsa burung saja, namun si raja hutan pun yaitu Singa dan Harimau sangatlah peduli kepada Burung Merpati. Dari sikap seperti itulah yang mengajarkan penduduk hutan mengerti akan nilai-nilai toleransi dan kerjasama untuk membangun kehidupan yang aman dan tentram.

Bertahun-tahun mereka hidup rukun tanpa masalah. Setiap ada masalah burung merpati selalu mengajak untuk bermusyawarah untuk menyelesaikannya. Melihat kebijaksanaannya tersebut penduduk hutan pun sangatlah menghormati Burung Merpati.

Meskipun dengan keadaan yang demikian si Burung Merpati tidaklah sombong. Ia tetap rendah hati dan tidak meremehkan hewan-hewan lainnya. Ia selalu menerapkan sifat-sifat yang baik itu bukanlah untuk mencari perhatian dan kepedulian penduduk hutan tapi untuk memberikan contoh contoh teladan yang baik. **

Suatu ketika datanglah Burung Gagak dari tanah seberang. Ia berpindah ke hutan tersebut karena hutan yang sebelumnya ia tempati terkena bencana alam. Sehingga, keluarga si burung gagak semua mati dan para sejenis Burung Gagak entah pergi ke mana.

Pada awalnya burung Gagak terlihat polos. Ia hidup layaknya penduduk hutan itu. Menyesuaikan diri dengan kehidupan hewan-hewan lain dengan baik dan pada akhirnya ia bertemu dengan si Burung Merpati yang selalu disegani oleh penduduk hutan tersebut.

Burung Gagak mencoba mendekati Burung Merpati dan mencoba mengambil simpati serta mengambil hati Burung Merpati. Mereka bersahabat dengan dekat selalu hidup berdampingan saling membantu satu sama lain. Burung Merpati pun sangatlah bangga mempunyai sahabat yang sangat baik seperti burung gagak. **

Setelah beberapa tahun mereka bersahabat, Burung Gagak timbul rasa iri karena sekian lama Burung Gagak mengikuti aktivitas dan sifat baik Burung Merpati namun ia tidak mendapat penghormatan seperti Burung Merpati dari para penduduk hutan.

Dari hal itulah timbul sifat-sifat buruk dan dengki si Burung Gagak kepada Burung Merpati. Perlahan ia menjauhkan penduduk hutan dari Burung Merpati. Ia mencoba mem fitnah Burung Merpati dengan berbagai macam keburukan.

Keburukan itu ditunjukkan dengan pengaruh pengaruh yang diberikan kepada Burung Merpati. Ia mempengaruhi agar Burung Merpati yang tadinya ramah menjadi angkuh. Sifat kepedulian Burung Merpati menjadi acuh dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang biasa Burung Merpati lakukan berubah menjadi congkak.

Hal itu dilakukan oleh Burung Gagak agar para penduduk hutan menjauhi dan membenci Burung Merpati. Kemudian Burung Gagak berencana untuk menipu daya Burung Merpati dengan hal-hal buruk yang akan diberikan penduduk hutan. Ia berkata bahwa sebenarnya penduduk hutan tidaklah tulus. Mereka hanya memanfaatkan kebaikan si Burung Merpati untuk kepentingan mereka sendiri.

Walau dengan demikian burung merpati tidaklah percaya begitu saja. Ia percaya bahwa penduduk hutan semua baik hati dan menghormati dirinya. Hari demi hari berlalu, tipu daya Burung Gagak akhirnya berhasil. Burung Merpati termakan oleh perkataan Burung Gagak.

Namun melihat kejadian tersebut, si Burung Pipit yang dahulu sempat mendapat pertolongan dari Burung Merpati, mencoba meyakinkan kembali kepercayaan Burung Merpati kepada penduduk hutan.

Dengan keadaan yang seperti itu, Burung Gagak langsung memanfaatkan semua keadaan. Burung Gagak menyebarluaskan berita-berita tipu daya keburukan Burung Merpati kepada hewan hewan lainnya. Ia membuat seluruh penduduk hutan tersebut membenci si Burung Merpati pula. Mereka merasa kecewa karena sejak dahulu telah mempercayai Burung Merpati yang baik hati itu.

Burung Gagak mengatakan bahwa, Burung Merpati sebenarnya menginginkan kalau seluruh penduduk hutan telah diperbudak Burung Merpati. Mendengar perkataan tersebut akhirnya hewan-hewan itupun marah. Burung Gagak menarik simpati para hewan. Ia memberikan modus-modus perhatian agar seluruh hewan berbalik perhatian kepada Burung Gagak. Burung Gagak pun mengambil alih posisi agar ia dihormati dan disegani seluruh penduduk hutan. Burung Gagak sangatlah bangga.**

Suatu ketika Burung Merpati jatuh sakit. Ia sangatlah membutuhkan pertolongan. Namun sekarang ia hidup sendiri tidak ada yang memperdulikan dirinya. Ia sangatlah menyesal.

Kemudian ia menyadari bahwa sahabat sendiri yaitu Burung Gagak yang telah menghancurkan segalanya. Ia sangat menyesali karena tidak mempercayai Burung Pipit yang berusaha menyadarkan dari semua tipu daya Burung Gagak. Ia begitu kecewa karena semua yang telah ia bangun selama ini di hutan ini telah lenyap hanya karena termakan oleh tipu daya si Burung Gagak.

Dari cerita tersebut mengandung peribahasa "Karena Nila setitik rusak susu sebelanga" yaitu Karena kesalahan kecil kebaikan yang telah kita tanam bertahun-tahun menjadi musnah.

Purbalingga, 22 Januari 2018

Ratna Salistyawati

Kelas 4A

SDN 1 Bojong Kecamatan Mrebet