Kembalinya Sang Veteran
Kalah dan menang dalam sebuah kompetisi itu hal yang biasa. Ada saatnya kita merasakan sedih ketika kalah dalam mengikuti sebuah lomba ataupun pertandingan. Sebaliknya, kegembiraan akan dirasakan ketika menerima kemenangan dalam sebuah ajang lomba. Satu hal yang penting adalah saat mengalami kegagalan, kita mampu mengambil hikmah dan bangkit berbenah untuk meraih kemenangan di even lomba berikutnya. Tentunya dengan tetap berusaha, berbenah diri, dan tidak lupa berdoa. Sementara jika menang, tidak perlu merasa jumawa. Mengapa? Ya, karena di atas langit masih ada langit. Apa arti sebuah kemenangan jika hanya bermanfaat untuk diri sendiri.
Terkait judul artikel "Kembalinya Sang veteran", saya hanya ingin berkisah melalui tulisan. Penyanyi idolaku masih sama yakni Dian Piesesha dengan lagu yang pernah ngetop berjudul "Tak Ingin Sendiri". Lagu itu selalu menjadi inspirasi. Bagaimana tidak? Penggalan syair di awal lagu, "Aku masih seperti yang dulu..." rasanya masih sama dengan diri ini saat dalam posisi mengikuti lomba kepala sekolah berprestasi Tingkat Kabupaten Brebes tahun 2025.
Terngiang dalam ingatan, ketika dulu pernah mengikuti lomba guru berprestasi tahun 2011 dan 2012 di tingkat yang sama. Tak pernah memendam sebuah ambisi yang berlebihan untuk menang. Mempersiapkan diri baik diminta maupun tidak oleh kepala sekolah ataupun pengawas, lalu mengikuti prosedur, baca juknis, bertanding, dan menerima hasilnya. Jikapun akhirnya menjadi juara, hal itu merupakan bonus dari apa yang sudah kita kerjakan. Hasil lomba yang diperoleh bisa di bawah ekspektasi, sesuai ekspektasi, ataupun melebihi ekspektasi kita. Seperti yang terjadi pada tahun 2012, menjadi Juara di tingkat Kabupaten, lalu melaju ke tingkat provinsi, hingga finalis di tingkat nasional, yang akhirnya berkesempatan mengikuti Comparative Study berkunjung ke Jepang. Hal itu merupakan anugerah yang diberikan Allah Swt yang harus disyukuri.
Berikutnya pada tahun 2013 saat aktif mengikuti kegiatan KKG dan menjadi pengurus KKG, saat itu ada kegiatan Simposium Nasional, maka kuikuti saja kegiatan itu dengan senang hati, sekali lagi tanpa ambisi yang berlebihan. Mengirimkan artikel pada hari terakhir, masuk nominasi, dan terpanggil sebagai peserta untuk presentasi sesuai jadwal yang ditentukan. Hasilnya, mampu meraih Juara I KKG di tingkat nasional. Senang rasanya, karena bisa mengharumkan nama baik kabupeten di kancah nasional.
Sekian tahun berlalu, mendapatkan amanah sebagai kepala sekolah tahun 2014 lalu ditugaskan di sekolah pedesaan. Menikmati prosesnya, menerima kekurangan, berdayakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, untuk berbenah bersama agar sekolah menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya dari segi sarpras, mutu pembelajaran , peningkatan kompetensi guru, prestasi murid, GTK yang ada di sekolah. Delapan tahun berlalu, mutasi ke sekolah yang baru dan telah berjalan dua tahun lima bulan. Aktif mengikuti kegiatan tetap terjaga. Ada program Guru Penggerak, tetapi tidak bisa mendaftar. Terus bagaimana? Menyerah? Tentu tidak, masih ada celah, yakni dengan mengikuti program tersebut sebagai PP (Pengajar Praktik) dan Fasilitator, hingga program tersebut telah dihentikan.
Kini saat ada lomba guru dan kepala sekolah prestasi di tingkat kabupaten tahun 2025, saya mengibaratkan bagai seorang prajurit veteran. Mempersilakan kepada kepala sekolah yang berusia lebih muda dan sekaligus menjadi Guru Penggerak, mengingat tahun sebelumnya sudah diikuti oleh kepala sekolah dengan basic yang sama dan berhasil menjadi juara. Sayangnya hingga menjelang akhir pendaftaran, tidak ada satupun kepala sekolah dari kecamatan yang sama melakukan pendaftaran. Sebelumnya memang saya sudah menyediakan diri, jika tidak ada kepala sekolah lain yang mendaftar, maka pilihan terakhir sebagai "veteran" siap maju. Maka berjuanglah Sang Veteran untuk mengikuti lomba. Hasilnya tidak terlalu buruk, meskipun belum mampu menjadi yang terbaik, yakni baru sebagai Juara 2 Kepala Sekolah Berprestasi Tahun 2025, namun setidaknya mampu memberikan manfaat, motivasi kepada guru dan kepala sekolah yang lebih muda. Sebelum saya sudahi tulisan ini, izinkan saya berpantun.
Terdengar merdu burung berkicau
Takkan lari gunung dikejar
Tetaplah selalu merasa hijau
Senantiasa belajar dan belajar
Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tetap semangat!