Larut (2)
Tengah malam Diandra bangun dari tidurnya. Suasana hening terasa sunyi. Entah mengapa, Diandra ingat lagu berjudul "Larut" yang pernah melejit lewat suara penyanyi Nur Afni Oktavia. Diandra segera browsing melalui Channel Youtube, dicarinya lagu itu hingga ketemu. Link dibuka, lalu klik, dan dinikmatinya lagu indah ltu. Sayup-sayup lagu mulai mengalun.
Kau pejamkan mataku dalam pelukanmu...kehangatan mengalir keseluruh rasa...menabur benih kasih yang lama kupinta dengan doa. Kau tenteramkan hatiku karena cintamu, mampu menepis mendung dan segala kendala, yang pernah mengaburkan cintaku padamu pada saat seharusnya aku mengerti. Hati kita cinta kita larut sudah... di dalam kemurnian kasih dan sayang...semoga hati kita cinta tak kan goyah walaupun apa yang terjadi...
Sebait syair lagu yang syahdu membuat Diandra terkenang dengan seseorang. Gadis nan ayu, begitu melekat dalam ingatannya. Siapakah dia? Andira...ya, Andira yang selalu menggoda pikiran, dan mengaduk-aduk perasaan hatinya tatkala rindu. Menerawang jauh, Diandra memutar kenangan waktu itu, seorang gadis yang memberi kesan senyum nan manja, tetapi tetap menunjukkan kesetiaan cintanya.
Rindu bergelora tatkala sebait syair mengisi relung hatinya yang kosong. "Andira, di manakah kau kini..., aku rindu senyummu, bahkan kemanjaanmu yang begitu memesona. Dalam diam kau selalu menawarkan keindahan pesonamu," bisik Diandra lirih. Sekelumit kisah mesrapun muncul. Kencan di malam minggu sekian tahun yang lalu, kembali hadir dalam kenangan rindu. Ingat jalan kenangan yang selalu terkesan kapanpun melewatinya. Sebuah lorong yang jadi saksi, saat mereka bergandeng mesra, teramat syahdu meski kini hanya tinggal cerita. Ingat pertemuan itu, ingat Andira. Diandra merasa sendiri...tetapi hatinya tak pernah lupa kekasih hatinya itu.
Rindu dirasakannya saat sendiri, memory indah yang pernah tercipta tak pernah terlupakan. Ternyata, kerinduan itu juga yang dirasakan Andira. Bagaimanapun kedua insan itu merasakan bahwa cinta mereka tetaplah membara. Jauhnya jarak tak memisahkan cinta keduanya. Diandra dan Andira memang memiliki perasaan cinta yang selalu bergelora. Tahu batasan-batasan yang tak boleh dilanggar, sehingga cinta keduanya suci tak ternoda. Hingga kini Diandra dan Andira masih selalu sehati. Malam yang larut, semakin meneguhkan bahwa cinta memang anugerah terindah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terima kasih perhatian, Pak Bambang, sekalipun hanya cerpen, hal-hal yang sensitif harus direvisi. Sukses selalu untuk Bapak.
Cinta penuh rasa terukir dalam jiwa. Salam kenal
Terima kasih Bu Taty Rahayu. Salam.
Raga boleh dimiliki orang lain, tetapi cinta yang tulus dan suci akan selau terpatri dalam beningnya kalbu. apakah diperbolehkan cinta seperti itu? salam sukses
OK Pak, terima kasih koreksinya.
Cerita keren. Semangat berliterasi, sukses selalu.
Terima kasih,Pak Edi Sutopo.