Trini Haryanti

Sebagai Guru yang selalu berguru pd kehidupan, dgn cara membaca dan menulis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Membaca, Tidak sekedar paham

Membaca, Tidak sekedar paham

Di dunia ini apakah ada orang sukses yang tidak suka membaca ? ubah mindset kita akan pengertian #MEMBACA, bukan saja membaca buku. Membaca pikiran manusia, membaca perilaku, dan akhirnya bisa membaca peluang. Semua yang dianggap peluang baik itu, mendatangkan kemanfaatan dan jika kita telah melakukannya, maka apa yang kita lakukan harus dilandasi ilmu yg relevan.

Gus Dur mantan Presiden Ri sepanjang sejarah hidupnya setiap hari membaca buku, sekalipn dikaruniakan mata yang tidak melihat, beliau selalu di bacakan oleh asisten pribadinya. Membaca bisa dimana saja. Sekarang dengan tehnologi digital yang luar biasa pesatnya, mengalirkan banyak informasi yang memaksa manusia selalu membaca. Karena membaca sudah ada dalam genggaman. biaya internet jauh lebih murah jika dibandingkan harus pergi mencari sumber informasi yang formal. sumber informasi dan pengetahuan yang formal itu bisa dari buku, buku bisa di dapatkan di perpustakaan. Nah sekarang tanpa harus beli buku, tanpa harus ke perpustakaan tanpa harus ke mana mana , pengetahuan dan informasi bisa kita dapatkan.

Data menunjukkan perkembangan pengguna internet di Indonesia di tahun 2.000 1.9 juta pengguna, di tahun 2010 sebanyak 42 juta pengguna dan terakhir tahun 2017 sudah mencapai 143 juta pengguna (Sumber data AJI 2017), kelonjakan data pengguna yang spektakuler. Maka market potensial adalah Indonesia bagi pengguna media sosial. Kalau hal ini ternyata tidak membuat masyarakat Indonesia literasinya meningkat maka sebenarnya apa yang terjadi.

Peningkatan minat baca dan peningkatan literasi seharusnya tumbuh berimbang dan sangat liner dampaknya, tapi keberinformasian ini yang perlu di kaji lebih dalam lagi melalui survey yang bisa diyakini keakuratannya. Nah dalam tulisan saya ini ingin menyampaikan bahwa Guru, sebagai garda depan pembangunan manusia Indonesia, dalam mengikuti perkembangan tehnologi yang demikian cepat perkembangannya jangan sampai tergerus gelombang tehnologi, akhirnya hanyut terseret ombak, tapi glagepan (ternganga nganga) tanpa makna bahkan "mati" karenanya.

Untuk itulah maka Guru, harus menyadari apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan dirinya dalam gelombang tehnologi yang serba cepat, rajinlah membaca, dengan sumber yang akurat dan terpercaya. Hindari mempercayai pengetahuan atau informasi yang sumbernya gak jelas. Teruslah membaca , membaca, dan membaca, sehingga menghadapi anak anak tidak merasa "wow" heran, tertinggal dan gak bisa nyambung alias tulalit. Terus pembenarannya adalah maklum ibu/bpk sudah tua.

Nah kalau sudah merasa tuwa, tentu tidak ingin sakit sakitan apalagi pikun, guru yang rajin membaca, akan mudah untuk menulis. membaca dituntut untuk berimajinasi, ketika imajinasi mengembara maka, mewujudkan pengembaraannya melalui menulis. Menulislah maka hidupnya akan lebih panjang, setiap huruf yang keluar, terangkai, bermakna, dan di baca orang lain, membawa manfaat baginya, maka nilai pahalanya tidak akan putus.

Jika ingin menciptakan generasi yang hebat, maka tentu dimulai sejak berada dalam kandungan, orang tua sudah harus mensetting, membuat perencanaan jangka panjang sampai akan menjadi anak ini nantinya. Tapi itu pun dilakukan sebagian saja orang tua yang paham akan sebuah perencanaan jangka panjang perjalanan hidup. Karena bagaimanapun juga Allah juga berfirman, bagaimana prasangka hambaKU terhadapKU. Maka wujudkan prasangka itu dalam sebuah perencanaan yang spektakuler yang menyertakan Tuhan kita di dalamnya.

Orang tua yang tidak melakukan perencanaa, dan mengalir apa adanya dan begaimana nanati, maka ya akan menjadi guru yang biasa biasa saja. Sebagai Guru juga mestinya membuat perencanaan yang baik terhadap profesinya, bagaiamana karya karya yang mampu dilahirkan, akan mampu mengubah hidupnya, keluarganya dan masyarakatnya. kenapa tidak ? jadilah guru yang luar biasa.

Guru paud sampai guru besar, memiliki peran masing masing yang semua nya sangat penting dalam mendidik generasi mulia bangsa ini. Seyogyanya Guru memulai menuliskan ide, gagasan, angan angan, bahkan imajinasinya setiap hari dalam blog nya. Guru membahas , mendiskusikan banyak hal bersama murid muridnya dengan berlandaskan pada pengetahuan, menuliskan kembali hasil gagasan yang telah selesai di diskusikan tersebut, sehingga akan lahir banyak gagasan tertulis yang suatu saat kelak akan bermanfaat.

Perpustakaan sekolah menjadi strategis perannya dalam mendukung kebutuhan pengetahuan bagi bekal guru dan siswanya, jika sekolah masih menganggap perpustakaan tidak penting maka sekolah tersebut berada pada beradaban purba. Perpustakaan sepanjang jaman masih sangat dibutuhkan, masih sangat punya peran penting jika memahaminya, karena buku tak berarti apa apa tanpa di baca. Buku untuk sampai kepada pengguna maka ada peran perpustakaan sebagai meeting point antara buku dan penggunanya.

Perpustakaan sekolah anda bagaimana ? belum percaya bagaimana pengaruh perpustakaan terhadap perkembangan prestasi siswa ? Sulitkan membuat perpustakaan bagus, ? sulitkan mengajak anak membaca ?

Pertanyaan tersebut tidak perlu dipikirkan, tapi perlu langsung dilakukan pembenahan, aksi itu lebih berarti dari pada seribu kata kata, dan semangat itu harus kita rebut kembali, untuk membenahi sekolah kita, diri kita, dan Indonesia kita.

Salam Literasi

pustakaindonesia.org

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post