[14/6 21.26] Pembelajaran Jarak Jauh  dan Tantangannya (1)

Tri Ningsih Kurniawati

SMP N 1 Polokarto

Pandemi membuat sekolah terpaksa tutup, karena dikuatirkan menjadi cluster baru penyebaran Covid-19 da demi menyelamatkan generasi babgsa. Meski tutup, pembelajaran tetap diharuskan bisa berjalan. Kata PB PGRI, yang paling baik adalah yang paling bisa dilakukan sesuai situasi kondisi masing-masing. Ada yang menyelenggarakan pendidikan dengan daring, luring, dan blended learning.

Mengingat Pembelajaran Jarak Jauh dilaksanakan oleh banyak sekolah, maka Mas Mentri dengan Surat Edaran Mendikbud No.  4 Tahun 2020 tentang Panduan Pembelajaran Jarak Jauh, memberikan arahan yang cukup jelas untuk dilaksanakan. Beberapa hal yang Penulis catat dalam tulisan kecil ini adalah:

1. Tetap memperhatikan akses yang bisa dijangkau oleh peserta didik, dan tentu juga kemampuan untuk menggunakan akses tersebut.

2. Daya dukung dari orang tua/wali yang akan  terlibat dalam pendampingan belajar siswa. Guru semestinya mengetahui, bagaimana kemampuan akademisi dari orang tua/wali murid, yang akan menjadi 'guru' bagi peserta didik tersebut dan waktu yang dimiliki oleh orang tua/wali mengingat orang tua/wali memiliki pekerjaan dan kesibukannya sendiri.

3. Mengetahui kondisi psikologis siswa.

4, Mengetahui kemampuan/kompetensi yang telah dicapai siswa sebelum sekolah tutup.  Siapa saja yang sudah menuntaskan dan siapa yang belum menguasai kompetensi tersebut.

**********************

[14/6 21.40] [email protected]: Matur nuwun, Bapak Ibu Guru.  

Tri Ningsih Kurniawati

Ortu dari Siswa kelaa 4 di sebuah SDIT

Guru SMP N 1 Polokarto

Catatan kecil dalam pembimbingn belajar anak

Kerjasama yang baik antara guru dan orang tua demi menjaga pendidikan putra putri

****

Apa yang dirasakan oleh Bunda Luna,  juga saya rasakan.  Karena pendampingan anak ini,  membuat saya vakum atas kegiatan tulis menulis saya.  Bahkan,  karena saya harus menahan melek,  saya mengharuskan diri minum kopi agar bisa mendampingi anak belajar. Seeing, satu hari sampai dua kali.  Karena terus menerus saya lakukan, pernah sampai jatuh sakit karenanya. 

 Padahal kegiatan saya selaku Ibu Rumah Tangga dan seorang guru juga membutuhkan energi dan waktu juga pemikiran ekstra.  

Namun,  saya menyadari,  kita semua dalam keterbatasan. Baik guru ataupun orang tua dan siswa,  semua merasa kurang nyaman dalam kondisi ini.  Apapun,  kita semua,  baik selaku orang tua bahkan yang berprofesi sebagai guru/ dosen pun,  dalam keadaan tidak siap, karenanya, saya selaku insan pendidikan,  menghimbau,  agar anak kita tetap bisa belajar dengan baik.  

Perjuangan dari Bapak/ Ibu Guru untuk meningkatkan kualitas diri dan perjuangan bapak/Ibu orang tua sekaligus guru bagi putra putrinya di rumah,  adalah kunci jawaban bagi kesuksesan pendidikan putra putri ini. 

Usaha untuk meningkatkan kualitas diri, tidak semudah yang dibayangkan.  Untuk menguasai sebuah aplikasi,  misal karena terlahir di zaman yang berbeda, akan mengalami kesulitan.  Karenanya,  kita semua sudah memahami,  Bapak Ibu Guru sudah bekerja ekstra.  Kita doakan,  Beliau dalam keadaan sehat dan mampu melayani putra putri kita.  Ini saja sudah menunjukkan,  beliau-Beliau bersungguh-sungguh dalam keadaan yang terbatas. Kata PB PGRI,  yang paling baik adalah yang paling bisa dilakukan swsuai kondisi masing-masing. 

Matur nuwun Bu Guru.  Matur nuwun Pak Guru

Kesiapan orang tua/ wali murid dalam pendampingan belajar siswa, adalah faktor penting dalam pencapaian keberhasilan siswa. Sebagai orang tua yang bijak, semestinya mampu menggunakan akses yang terkait dengan pendidikan untuk saling mendukung akan keberhasilan pendidikan dalam serba keterbatasan ini.