TRI NINGSIH KURNIAWATI

Tri Ningsih Kurniawati, S. pd., M. Hum. Lahir di Sukoharjo pada tanggal 9-9-71. Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris diselesaikan pada tahun 1996 dari IKIP ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sepenggal Sejarah yang Indah tak Terlupakan
Wajib bagi seorang warga negara Indonesia mengenal dan mengamalkan falsafah bangsa dan ideologi negara Indonesia

Sepenggal Sejarah yang Indah tak Terlupakan

Pancasila Sakti

*A. Poses Kelahiran Falsafah Negara Pancasila

Hari ini, 1 Juni, kita memperingati sebuah sejarah Indonesia, lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Kemudian, mendapat persetujuan kolektif melalui Piagam Jakarta (22 Juni 1945), dan mengalami perumusan final dengan proses pengesahan konstitusional pada tanggal 18 Agustus 1945.

Memahami sejarah dengan baik, oleh warga negara, adalah bagian dari usaha menempatkan bangsa dalam konteks perubahan zaman yang terus berlangsung. Setiap warga negara, harus mengetahui gambaran sejarah negara.

Menulis sejarah, dengan merujuk pada sumber-sumber sejarah yang valid, akan dapat dijadikan pemersatu dan pengikat identitas bangsa. Dan negara, sudah semestinya mencakupi berbagai sumber otentik yang ada, tanpa mengecilkan sejarah yang pernah muncul, sekecil apapun. Dengan demikian, diharapkan gambaran tentang sebuah sejarah nasional, dapat dipahami dari generasi ke generasi berikutnya, tanpa ada pemotongan sejarah, apalagi penipuan sejarah. Melalui sumber sejarah yang benar dan lengkap, dapat dijadikan pemersatu dan pengikat identitas bangsa, yang pada akhirnya identitas bangsa akan terus terpelihara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila, adalah karya bersama, dihasilkan melalui konsensus bersama. Pancasila itu titik temu (common denominor) yang menyatukan ke-Indonesia-an. Jelas, Pancasila harus dijunjung tinggi oleh setiap Warga Negara Indonesia dalam mengembangkan kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, demikian MPR RI (2019:41).

Kilas balik pada sejarah lahirnya Pancasila, proses konseptualisasi Pancasila melintasi berbagai peristiwa yang panjang. Mencari sintesis antar ideologi dan gerakan, seiring dengan proses penemuan Indonesia sebagai kode kebangsaan bersama. Lahirnya Boedi Utomo, SI, Muhammadiyah, NU, Perhimpunan Indonesia, Jamiatul Khair dan lain-lain (MPR RI, 2019:27) merupakan tanda dari proses berbagai pergerakan kebangkitan. Maka, konseptualisasi Pancasila dimulai, ditandai dengan persidangan pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945.

Mengenal anggota BPUPKI dan latar belakang kehidupannya, adalah salah satu cara, untuk mengenal Pancasila secara lebih mendalam.

*B. Pidato Bung Karno, 1 Juni 1946 (MPR RI, 2019:42)

"Saya bukanlah pencipta Pancasila, saya bukanlah pembuat Pancasila. Apa yang saya kerjakan tempo hari, ialah sekadar memformuleer perasaan-perasaan yang ada di dalam kalangan rakyat dengan beberapa kata-kata, yang saya namakan "Pancasila". Saya tidak merasa membuat Pancasila. Dan salah sekali jika ada orang mengatakan bahwa Pancasila itu buatan Soekarno, bahwa Pancasila itu buatan manusia. Saya tidak membuatnya, saya tidak menciptakannya. Jadi, apakah Pancasila buatan Tuhan, itu lain pertanyaan.

Aku memang manusia. Manusia dengan segala kedaifan dari pada manusia. Malahan manusia yang tidak lebih daripada saudara-saudara yang kumaksudkan tadi. Tetapi aku bukan pembuat Pancasila: aku bukan pencipta Pancasila. Aku sekedar memformuleerkan adanya beberapa perasaan di dalam kalangan rakyat yang kunamakan "Pancasila". Aku menggali di dalam buminya rakyat Indonesia, dan aku melihat di dalam kalbunya bangsa Indonesia itu ada hidup lima perasaan. Lima perasaan ini dapat dipakai sebagai mempersatu daripada bangsa Indonesia yang 80 juta ini. Dan tekanan kata memang kuletakkan pada daya pemersatu daripada Pancasila itu.

Pada saat kita menghadapi kemungkinan untuk mengadakan proklamasi kemerdekaan, dan alhamdulillah bagi saya pada saat itu bukan lagi kemungkinan tetapi kepastian, kita menghadapi soal bagaimana negara hendak datang ini, kita letakkan di atas dasar apa. Maka di dalam sidang daripada para pemimpin Indonesia, seluruh Indonesia, difikir-fikirkan soal ini dengan cara yang sedalam-dalamnya. Di dalam sidang inilah buat pertama kali saya formuleerkan apa yang kita kenal sekarang dengan perkataan "Pancasila". Sekedar formuleren, oleh karena lima perasaan ini telah hidup berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun di dalam kalbu kita. Siapa yang memberi bangsa Indonesia akan perasaan-perasaan ini? Saya sebagai orang yang percaya kepada Allah SWT berkata: "Sudah barang tentu yang memberikan perasaan-perasaan ini kepada bangsa Indonesia ialah Allah SWT pula", Pidato Bung Karno, 1 Juni 1946 dalam Rangka Peringatan Hari Pancasila dalam MPR RI (2019:43).

*C. Nasehat untuk Yang Suka Mempertentangkan Pancasila dengan Agama

Anda yang hidup di Indonesia, jadilah warga negara Indonesia yang baik, dengan mengenal, mempelajari sejarah bangsa Indonesia dan Negara Indonesia. Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia, dasar dan ideologi Negara Indonesia.

MPR RI, 2019. Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.. Jakarta: Sekjen MPR RI
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Siip. Mantap. Follower balik gih. Nwn

02 Jun
Balas

Kereeennn...Pecinta sejarah yaa... Sukses...

02 Jun
Balas

mantap bu

02 Jun
Balas

Bu Santhy Haryani, Terima kasih sudah berkinjung

02 Jun



search

New Post