Tri Palupi

Biasa dipanggil Palupi, saya seorang guru penjas dan ibu rumah tangga, terlahir di sebuah dukuh yang dikelilingi persawahan bernama Dukuh Rujak Beling, Desa Sem...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kucing tetaplah kucing

Kucing adalah peliharaan kesayangan manusia yang manja, lucu, menggemaskan sekaligus dirindukan. Mereka sangat senang ketika ditimang, dibelai, dicium. Bahkan diberi pakaian yang trendy melebihi anak kita.

Ketika kita terpaksa harus sibuk dan tidak punya waktu untuk bercanda dan membelai mereka, mereka akan merajuk dengan suara kesedihan seakan tak sanggup lagi untuk melompat dan bahagia.

Terlalu rindunya pada belaian dan gendongan kita, pintu kamar kitapun mereka "grauk-grauk" (mencakar-cakar), sembari menyanyikan suara khas kepedihan hingga akhirnya mereka kita ijinkan masuk karena terlalu iba dan tak tega.

Kucing tetaplah kucing, walaupun seakan mereka tidak bisa hidup tanpa kita, mereka ternyata adalah pemain drama yang luar biasa. Didepan majikannya ia akan selalu menunjukan kesedihan dan kerinduannya tanpa memperdulikan yang lain, tetapi ketika sang majikan pergi, ia akan kembali menjadi predator kecil yang ndegil

seperti Missy seekor kucing persia jantan yang berusia tiga tahun peliharaan keponakan kami.

Ketika kita sakit Alhamdulillah cukup purkesmas seharga 10 ribu. Tetapi ketika mereka sakit 100 ribu bukanlah jumlah yang cukup untuk membawanya kedokter langganan mereka.

Tetapi tidak apa-apa selama mereka sehat, bedigas dan akhirnya membuat kami juga bahagia

Sore inipun terdengar suara meraung-raung diteras rumah kami, kucing lokal berwarna kelabu bercampur hitam dipunggungnya, setia menunggu lemparan ikan keranjangan yang kami beli setiap Minggu pagi di pasar Ragadana.

Walaupun bukan peliharaan kami, mereka akan menggunakan segenap pesona dan lantunan permohonan agar kami selalu meyimpan ikan-ikan kecil seharga dua ribu lima ratus tiap keranjangnya di frezer rumah kami.

Kucing tetaplah kucing, walaupun kami berusaha selalu memberikan seekor ikan kranjang harapan, ketika rumah kami terbuka atau tidak terkunci ia akan segera masuk dan berlari kedapur dan mencari apa yang bisa mereka dapatkan.

Alhasil rumah kami akhirnya sering tertutup, karena kehadiran kucing-kucing entah milik siapa.

Ketika anak-anak ataupun kami akan masuk, gerakan tipu muslihat pengalih perhatian seakan pemain bolapun harus kami mainkan agar mereka gagal dan tetap berada diteras kami.

Mendol kucing lokal cantik berwarna putih keorenan yang temukan dipinggir jalan sendiri dan menangis, dibawa pulang ponakan kami dan dipelihara selayaknya adik Missy dan Pussy, akhirnya besar dan melahirkan 3 anak entah dengan siapa. Berkecambuk dua keputusan yang harus mereka ambil, membiarkan mendol tetap dirumah mereka dengan konsekweksi ia sering pipis dan bab dikasur entah karena apa, atau memutuskan untuk membuang mereka berempat seperti ibunya dibuang kepasar agar mereka tetap bisa mencari makan.

Kucing tetaplah kucing, seperti memelihara pencuri yang suatu saat akan mencuri makanan anak-anak kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post