BEST PRACTISE EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PJBL) DALAM MENINGKATKAN PARTI
BEST PRACTISE
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PJBL) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS 9 SMP AL MUSLIM DITENGAH KONDISI PANDEMI COVID-19
Tri Retnosari, S.Si., M.P
Abstrak: Penulisan Best Practice ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan partisipasi belajar peserta didik melalui pembelajaran daring menggunakan model pembelajaran berbasis Proyek di kelas 9 pada materi Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif dan (2) mendeskripsikan hasil belajar melalui pembelajaran berbasis Proyek (PjBL) pada materi Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif d secara daring di kelas 9 dimasa pandemi Covid-19. Sasaran penulisan Best Practice ini adalah peserta didik kelas IX Hafshah SMP Al Muslim Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 31 siswa. Penulisan Best Practice ini menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data partisipasi belajar peserta didik dilakukan melalui dokumentasi video proyek dan infografis serta presentasi kelompok , sedangkan hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tulis. Strategi yang digunakan adalah pembelajaran online dengan kelas Google Meet melalui tahapan-tahapan operasional meliputi: (1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); (2) Guru menyiapkan media pembelajaran dan penugasan dalam bentuk proyek kolaboratif kemudian mengunggah LKPD melalui platform LMS-Digislamic Al Muslim; (3). Peserta didk mempelajari materi pembelajaran dan mengerjakan proyek yang ditugaskan secara berkelompok serta mengunggah video dari tugas yang diberikan guru dengan LMS-Digislamic menggunakan device tablet ataupun laptop; (4) Siswa secara berkelompok membuat infografis dari penugsana proyek uang diberikan oleh guru (5) Peserta didik melakukan presentasi kelompok menggunakan Googlemeet/Zoom dan mengunggah video presentasi tersebut di platform Digislamic. (6) Guru melakukan monitoring pelaksanaan proses pembelajaran online; (7) Guru memberikan umpan balik atas pembelajaran online dan tugas yang telah dikerjakan serta diunggah siswa. Implemantasi pembelajaran online dengan Google Meet dan LMS Digislamic pada masa pandemi Covid-19 dapat meningkatkan: (1) partisipasi siswa dalam pembelajaran. Persentase patrisipasi siswa dalam pembelajaran tatap muka sebesar 71,39% dengan kategori aktif meningkat menjadi 75,83% dengan kategori amat aktif dalam pembelajaran online dengan Google Meet dan Google Cassroom; dan (2) hasil belajar siswa. Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada KD sebelumnya dengan pembelajaran tatap muka adalah 85,16 dengan kategori baik, meningkat sebesar 5,11 menjadi 90,27 dengan kategori baik dalam pembelajaran online menggunakan Google Classroom pada materi Perkembagbiakan tumbuhan . Kata kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, pembelajaran online, google meet dan google classroom, Covid-19
I. PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup luas pada semua aspek kehidupan, tak terkecuali bidang pendidikan. Kondisi ini telah mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan berbagai penyesuaian pembelajaran selama masa pandemi. Salah satu perubahan yang sangat signifikan adalah pada kebijakan pelaksanakan pembelajaran dari rumah yang diberlakukan dari tingkat TK sampai perguruan tinggi secara nasional sejak tanggal 16 Maret 2020. Kebijakan ini merekomendasikan satuan Pendidikan agar melaksanakan pembelalajaran jarak jauh (PJJ). Kemendikbud juga memberikan penekanan Pendidikan tidak fokus hanya mengejar target kurikulum selama masa darurat, melainkan membekali siswa dengan kemampuan hidup yang sarat dengan nilai-nilai penguatan karakter. Hal ini bertujuan agar pembelajaran jarak jauh tidak membebani siswa khususnya, guru dan orang tua. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud dan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. Kebijakan pelaksanaan pembelajaran online (pembelajaran jarak jauh) bagi para guru dan siswa tidak lain dimaksudkan agar siswa tetap belajar dengan aman di rumah di tengah pandemi Covid-19 dan untuk menjamin keberlangsungan jalannya pendidikan.
Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia menjadi modal utama terwujudnya Indonesia Emas 2045, yang adil dan sejahtera, aman dan damai, serta maju dan mendunia. Keberhasilan pendidikan akan menentukan bangsa ini dalam menyongsong masa depannya menjadi bangsa besar, beradab, cerdas dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Dalam mengimplementasikan kebijakan Kemendikbud, pembelajaran di SMP Al Muslim khususnya Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IX kelas 9 Hafshah juga dilaksanakan secara daring, dan salah satu upaya menumbuhkan keterampilan abad 21 khususnya 4C (Critical Thinking, Creativity, Collaboration and Comunication) pembelajaran yang dilakukan di sekolah banyak mengedepankan pembelajaran berbasis proyek (PjBl). Best Practice ini tidak membahas semua aspek yang terkait dengan implementasi pembelajaran online dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada masa pandemi Covid19, melainkan hanya membatasi pada efektivitas dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran online dengan menggunakan model PjBl dan platform pembelajaran LMS Digislamic Al Muslim.
Berpijak pada latar belakang dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang dikemukakan pada penulisan Best Practice ini adalah (1) Apakah pembelajaran online dengan menggunakan model pembelajarann berbasis Proyek dengan platform LMS D love igislamic dimasa pandemic Covid-19 dapat meningkatkan efektivitas belajar siswa pada materi perkembangbiakan tumbuhan? dan (2) Apakah pembelajaran online dengan menggunakan model pembelajarann berbasis Proyek dengan platform LMS Digislamic dimasa pandemic Covid-19 t meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkembangbiakan tumbuhan?
Seiring dengan rumusan masalah, tujuan penulisan Best Practice ini adalah untuk: (1) Mengetahu efektivitas belajar siswa pada materi perkembanbiakan tumbuhan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajarann berbasis Proyek dengan platform LMS Digislamic pda masa pandemi Covid19 dan (2) Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran online menggunakan dengan menggunakan model pembelajarann berbasis Proyek dengan platform LMS Digislamic pada masa pandemi Covid-19 pada materi perkembangbiakan tumbuhan..
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penulisan Best Practice ini adalah: (1) secara teoretis, Best Practice ini bermanfaat untuk pengembangan model pembelajaran berbasis Proyek (PjBl) dalam pembelajaran online dengan platform LMS-Digislmic, dalam pembelajaran IPA (2) secara praktis, best practice ini bermanfaat untuk menumbuhkan keaktifan dan hasil belajar siswa; serta meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran berbasis kemajuan teknologi informasi.
II. KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Online (Online Learning)
Salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran online. Terdapat beberapa istilah mengenai pembelajaran online yaitu pembelajaran jarak jauh, online learning, elearning, pembelajaran elektronik, virtual learning, virtual classroom atau web based learning (Siahaan, 2003). Pembelajaran online pertama kali dikenal karena dampak perkembangan pembelajaran berbasis elektronik (e-learning) yang diperkenalkan oleh Universitas Illionis melalui sistem pembelajaran berbasis komputer (Waryanto, 2006). Pembelajaran online dapat dirumuskan sebagai “a large collection of computers in networks that are tied together so that many users can share their vast resources’ (Williams, 1999). Pengertian pembelajaran online meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Dengan kata lain, pembelajaran online dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran melalui jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh penjuru dunia (Kitao, 1998). Secara umum, pembelajaran online sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional (Waryanto, 2006) karena lebih menekankan pada kecermatan siswa dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online. Oleh karenanya pembelajaran online memerlukan siswa dan pengajar berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti media komputer dengan internetnya.
.
B. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Base Learning)
Goodman dan Stivers (2010) mendefinisikan Project Based Learning (PjBL) merupakan pendekatan pengajaran yang dibangun di atas kegiatan pembelajaran dan tugas nyata yang memberikan tantangan bagi peserta didik yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dipecahkan secara berkelompok. Menurut Afriana (2015), pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Pengalaman belajar peserta didik maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek. Grant (2002) mendefinisikan project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Peserta didik secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Sedangkan Made Wena (dalam Lestari, 2015: 14) menyatakan bahwa model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PjBL) menciptakan lingkungan belajar "konstruktivis" dimana peserta didik membangun pengetahuan mereka sendiri dan pendidik menjadi fasilitator. (Goodman dan Stivers, 2010). Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika pendidik ingin mengkondisikan pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta didik dimana peserta didik memiliki pengalaman belajar yang lebih menarik dan menghasilkan sebuah karya berdasarkan permasalahan nyata (kontekstual) yang terjadi dalam kehidupan sehari-har
C. Partisipasi Belajar
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” yang berarti pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa definisi partisipasi adalah “hal turut serta dalam suatu kegiatan”.[1] Menurut Tjokrowinoto dalam Suryosubroto partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut.[2] Keith Davis dalam Suryosubroto menyatakan bahwa :
Participation is defined as a mental and emotional involved at a person in a group situation which encourager then contribute to group goal and share responsibility in them”. Dalam hal ini keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam upaya pencapaian tujuan ikut bertanggung jawab ikut terlibat di dalamnya..
Partisipasi belajar siswa mencakup keikutsertaan siswa dalam suatu kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan perilaku fisik dan psiskisnya.
Belajar optimal akan terjadi jika siswa mau ikut berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar.
Keaktifan itu dapat terlihat dari beberapa perilaku misalny mendengarkan, mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis laporan, dan sebagainya. Partisipasi siswa dibutuhkan dalam menetapkan tujuan dan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Partisipasi siswa adalah wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam rangka meningkatkan kemampuannya yang merupakan totalitas keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan.
D. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar. Sementara itu, Sudjana (2001: 21) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia memiliki pengalaman belajarnya. Surya (2008: 86) melihat hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi aspek tingkah laku kognitif, konatif, afektif, dan motorik. Belajar yang hanya menghasilkan perubahan satu atau dua aspek tingkah laku disebut belajar sebagian dan bukan belajar lengkap. Hamalik (2007: 30) menyatakan bahwa hasil belajar sebagai terjadinya perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat dikatakan sebagai pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan yang berupa: (1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, (2) keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang atau kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas, (3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, (4) keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangakaian gerak jasmani, dan (5) sikap adalah kemampuan menginternalisasi dan mengeksternalisasi nilai-nilai (Suprijono, 2010: 6). Hasil belajar merupakan proses yang cukup kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung, yaitu (1) faktor internal, meliputi faktor fisiologis dan psikologis; dan (2) faktor eksternal, meliputi faktor lingkungan sosial, dan nonlingkungan sosial, peran peserta didik, peran guru, serta model yang digunakan dalam pembelajaran (Slameto, 2010).
III. PEMBAHASAN
A. Strategi
Strategi yang digunakan untuk menumbuhkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa adalah melaksanakan pembelajaran berbasis online menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (Project Base Learning) pada materi Sistem Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan dengan Kompetensi Dasar (KD) 3.2: Menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan serta penerapan teknologi pada sistem reproduksi tumbuhan dan hewan. Kompetensi keterampilan KD 4:2 Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan di kelas IX Hafshah.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi dipilihnya strategi pembelajaran di atas untuk menumbuhkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada materi Sistem Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan. Pertama, pada masa pandemi Covid-19 sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (covid-19) dan Surat Edaran Sekretaris Jendral Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (covid-19). Alasan lainnya karena pembelajaran online selama ini dengan platform Google Meet LMS Digislamic belum sepenuhnya mampu menumbuhkan partisipasi belajar aktif siswa. Siswa cenderung bersikap pasif dalam pembelajaran, lebih banyak mendengar, kurang antusias dalam diskusi di kelas Google Meet. Sementara itu pengumpulan tugas dirasakan masih sangat minim, masih ada sejumlah siswa yang lambat dalam mengumpulkan tugas bahkan ada beberapa siswa yang tidak mengumpukan tugas hingga batas waktu yang ditentukan. Melalui pembelajaran berbasis online menggunakan model pembelajaran Project Base Learning diharapkan partisipasi belajar siswa lebih meningkat, terlebih lagi pembelajaran ini dilaksanakan secara berkelompok sehingga siswa lebih bertanggung jawab dalam kelompoknya dalam menyelesaikan tugas. Diharapkan partisispasi belajar yang meningkat akan berimbas kepada peningkatan hasil belajar siswa. Adapun tahapan operasional dalam implementasi pembelajaran online menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan platform Google Meet dan LMS Digislamic adalah sebagai berikut:
(a) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
(b) Guru menyiapkan bahan pembelajaran dan penugasan kemudian mengunggahnya di LMS Digislamic.
(c). Guru melaksanakan pembelajaran online dengan menggunakan Google meet
(d) Siswa mempelajari materi pembelajaran, dan membuat kelompok tugas proyek
(e) mengerjakan tugas proyek secara berkelompok serta mengunggah video proyek dan infografisnya ke LMS Digislamic menggunakan device yang tersedia.
(f) Guru melakukan monitoring pelaksanaan proses pembelajaran online;
(g) Guru memberikan penilaian dan umpan balik atas pembelajaran online dan tugas yang telah dikerjakan serta diunggah siswa.
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran online dengan model pembelajaran berbasis proyek ini dilaksanakan pada kelas IX Hafsah SMP Al Muslim pada materi Sistem Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan dilaksanakan selama 8 jam pelajaran (1 JP @ 30 menit) yang terbagi dalam empat pertemuan. Alokasi pembagian jam pelajaran adalah 6 jam pelajaran untuk pembelajaran dan 2 jam pelajaran untuk penilian harian.
Jadwal pelaksanaan pembelajaran online dengan Google Classroom sebagai berikut.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Online dengan Google Classroom
No
Pertemuan Ke
Hari
Tanggal
Bahan / Materi
1
Pertama
Senin
30 Agustus 2021
,Perkembang-biakan Generatif dan Vegetatif Hewan
2
Kedua
Selasa
31 Agustus 2021
Perkembang biakan generative Tumbuhan
Pemberian Tugas LKPD 2.1
3
Ketiga
Kamis
6 September 2021
Perkembang biakan vegetative tumbuhan. Sosialisasi tugas Proyek Perkembang biakan Tumbuhan :
- Tugas Proyek Kelompok dan Infografis
- Video Presentasi Kelompok
4
Keempat
Selasa
7 September 2021
Monitoring dan bimbingan Kegiatan Poryek Perkembangbiakan Vegetatif
5
Kelima
Senin
13 September 2021
Monitoring dan bimbingan Poryek Perkembangbiakan Vegetatif
6
Keenam
Selasa
14 September 2021
Monitoring dan bimbingan Proyek Perkembangbiakan Vegetatif
7
Ketujuh
Denin
20 September 2021
Pengumpulan Tugas di LMS Digislamic:
-Link Video kegiatan Proyek Perkembangbiakan Vegetatif
-Infografis
- Video Presentasi (link)
8
Ketujuh
Selasa
21 September 2021
Evaluasi/Penilaian Harian
Materi Sistem Perkembang Biakan Tumbuhan dan Hewan
9
Kedelapan
Senin
27 September
Refleksi dan Umpan Balik
Evaluasi
Kegiatan Evaluasi Pembelajaran melalui penilaian harian secara online dilakukan pada pertemuan kedelapan hari Selasa, 21 Sepetember 2021. Evaluasi atau penilaian harian ini dimaksudkan untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi Sistem Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan pada KD 3.2. Menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan serta penerapan teknologi pada sistem reproduksi tumbuhan dan hewan.
Evaluasi berupa tes tulis menggunakan platform LMS Digislamic dengan bentuk soal Pilihan Ganda sejumlah 12 soal dan Uraian sebanyak 3 soal .Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75, dapat disusun kategori atau predikat hasil belajar sebagai berikut.
Tabel 2. Kategori Hasil Belajar Siswa KD 3.2
No
Rentang Nilai
Kategori/Predikat
1
92 – 100
Amat Baik
2
83 – 91
Baik
3
75 – 82
Cukup Baik
4
< 75
Kurang
Sedangkan untuk penilaian partisipasi belajar, diperoleh dari pengumpulan infografis, kehadiran dan aktivitas selama presentasi dan ketepatan penggumpulan Lembar Kegiatan Peserta Didik pada materi terkait maupun pengumpulan tugas secara mandiri video Perkembang biakan vegetative buatan pada tumbuhan.
Aspek penilaian mencakup: (1) Ketepatan Konten Video, (2) Sistematika Kegiatan , (3) Aktivitas selama presentasi, dan (4) ketepatan waktu pengumpulan.
Skor masing-masing aspek 0-5, dengan jumlah skor minimal 0 dan skor maksimal 20. Penilaian menggunakan formula berikut.
Nilai = Jumlah Skor Perolehen x 100
Jumlah Skor maksimal
Hasil yang Dicapai
Hasil yang Dicapai Hasil yang dicapai pada implementasi pembelajaran online menggunakan Google Classroom pada materi Perkembang Biakan Hewan dan Tumbuhan dengan KD 3.2 dan 4.2 adalah sebagai berikut.
1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Hasil monitoring guru dalam proses pembelajaran dan pengerjaan tugas, menunjukkan bahwa siswa terlibat aktif dalam setiap proses pembelajaran dan pembuatan tugas. Keaktifan siswa terlihat dari kehadiran siswa dalam pembelajaran online, pertanyaan/tanggapan siswa mengenai materi yang mereka pelajari maupun terkait dengan tugas pembelajaran yang mereka kerjakan. dan ketepatan waktu dalam menyerahkan atau mengunggah tugas yang diberikan.
Tabel 3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Online
Pertemuan Ke
Presensi /Kehadiran di Google Meet
Memberikan Pertanyaan Langsung/via WA
Ketepatan waktu menyerahkan Tugas
1
95%
35%
70%
2
90%
34,30%
75%
3
100%
48,00%
-
4
95%
45%
40%
5
95%
50%
50%
6
90%
55%
70%
7
100%
50%
90%
8
100%
50%
100%
Rata-Rata/Total
97%
50%
100%
Sebagaimana disajikan pada table 3 di atas, terlihat adanyan partisipasi belajar dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran online dengan Google Meet dan platform LMS Digislamic Adapun kategori keaktifan peserta didik terdapat pada table 4 di bawah ini:
Tabel 4. Kategori Aktivitas Peserta Didik
Persentase Keaktifan Siswa
Kategori
75-100%
Sangat Aktif
50-74%
Aktif
25-49%
Cukup Aktif
0-24%
Kurang Aktif
Gambar 1. Grafik Aktivitas Belajar Siswa Pada KD 3.2
Sebagaimana disajikan pada tabel 3 di atas, dapat dilihat tingkat aktivitas siswa dalam pembelajaran online menggunakan model pembelajaran PjBl.
Tabel 3 dan Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran online menggunakan model pembelajaran PjBL adalah sebesar 82% dengan kategori amat aktif pada platform Google Meet dan LMS Digislamic.
Tingginya aktivitas siswa dalam pembelajaran online dengan model pembelajaran PjBl kemungkinan bisa disebabkan oleh karena lingkungan dunia virtual memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas keterlibatan pembelajar (siswa), menimbulkan kehadiran sosial, dan memberikan kesempatan belajar yang autentik bagi pembelajar khususnya dalam pembelajaran sains . Pada sisi lain, model pembelajaran ini khususnya pada kegiatan presentasi dapat membawa suasana baru dalam ragam pengembangan pembelajaran, membuat kemandirian siswa menjadi lebih baik dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa.
2. Meningkatnya Hasil Belajar Siswa
Implementasi pembelajaran online dengan Google Classroom dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan hasil belajar pada materi dan KD sebelumnya dengan model pembelajaran tatap muka sebagaimana ditunjukkan tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Tatap Muka dan Melalui Pembelajaran Online dengan Google Meet dan Google Classroom
No
Hasil Belajar Siswa
KD 3.1
KD 3.2
1
2
3
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rata-Rata
100
68
80,9
100
63
81,54
Persentase Ketuntasan Belajar
74,2%
81,0%
Gambar 2. Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Online Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) pada platform google Meet dan LMS-Digislamic
Dari hasil penilaian harian materi Perkembang Biakan Tumbuhan dan hewan KD 3.2: Menganalisis sistem perkembangbiakan pada tumbuhan dan hewan serta penerapan teknologi pada sistem reproduksi tumbuhan dan hewan dan KD 4.2 Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan terhadap 32 siswa kelas IX Hafshah SMP Al Muslim Tambun melalui pembelajaran dengan model pembelajaran PjBl dan platfom pembelajaran Google Meet dan LMS Digislamic dengan nilai rata-rata 81,54. Sementara pada KD sebelumnya, diketahui nilai rata-rata 80,9 dengan pembelajaran discovery learning dan platfom pembelajaran Google Meet dan LMS Digislamic. Selain hasil belajar, ketuntasan belajar dengan pembelajaran online menggunakan model pembelajaran PjBL dengan platform Googlle Meet dan LMS Digislamic menunjukkan persentase ketuntasan belajar yang relatif tinggi. Tingginya rata-rata hasil belajar dengan pembelajaran online menggunakan model PjBL dengan platform Google Meet dan LMS digislamic tidak terlepas dari tingginya aktivitas siswa dalam pembelajaran, juga didukung oleh perencanaan pembelajaran yang baik dari guru, di samping proses pembimbingan, interaksi, dan umpan balik yang dibangun dengan baik oleh guru dalam pembelajaran tersebut. Keterlibatan siswa secara mental, intelektual, dan emosional dalam pembelajaran akan berdampak pada semakin baiknya penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
Kendala yang Dihadapi dan Solusi
Ada beberapa kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran online menggunakan model Pembelajaran Be rbasis Proyek denganplatform Google Meet dan LMS Digislamic. Kendala tersebut diantaranya:
(1) jaringan koneksi internet kurang baik yang dialami beberapa siswa pada area tempat tinggal dengan jaringan koneksi internet yang agak lemah.;
(2) beberapa siswa agak sulit mengupload tugas kelompok (infografis, link video
proyek dan video presentasi)
(3) sebagian siswa kurang percaya diri dan cenderung menunda penyelesaian tugas.
(4) Beberapa siswa agak lambat mengumpulkan tugas karena kesulitan koordinasi dalam kelompoknya
Agar pembelajaran online tetap berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan pembelajaran, solusi yang ditempuh atas kendala pembelajaran online yang dihadapi siswa adalah:
(1) Berkoordinasi dengan orang tua siswa dalam penyiapan dan fasilitas jaringan internet di area tempat tinggal siswa
(2) Berkoordinasi dengan orang tua siswa untuk memantau aktivitas pembuatan proyek siswa melalui wali kelas.
(3) pemberian batas waktu pengumpulan tugas yang cukup panjang kepada siswa
(4) membangun semangat bahwa pandemi covid-19 akan segera berakhir dan tetap malakukan physical distancing, membiasakan cuci tangan dengan sabun, memakai masker jika terpaksa keluar rumah, tetap menjaga pola hidup sehat dan bersih.
Faktor Pendukung
Pembelajaran online menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan platform GoogleMeet dan LMS Digislamic ada masa pandemi Covid-19 dapat berjalan dengan baik karena mendapat dukungan dari beberapa pihak sebagai berikut.
1. Satuan Pendidikan (Sekolah) yang memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada guru untuk melaksanakan pembelajaran sains berbasis proyek.
2. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh bagi Guru Selama Sekolah Tutup dan Pandemi Covid-19 dengan Semangat Merdeka Belajar.
3. Orang Tua/wali siswa yang memberikan support dalam bentuk dorongan dan pantauan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas proyeknya hingga selesai
4. Antusiasme dan semangat belajar yang baik dari para siswa yang baik turut menopang keberhasilan pembelajaran online menggunakan model pembelajaran berbasis Proyek dengan platform Google Meet dan LMS Digislamic Classroom selama pandemi Covid-19.
Proyeksi Aplikasi
Implementasi pembelajaran online menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan platform Google Meet dan LMS Digislamic pada masa pandemi Covid19 telah dapat menumbuhkan partisipasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini juga juga dapat membangun kemandirian siswa dalam belajar di samping siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan belajar mereka. Oleh karena itu, pembelajaran online menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan platform Google Meet dan LMS digislamic menjadi alternatif yang dapat diterapkan pada mata pelajaran lain baik pada masa Pandemi Covid-19 maupun pada suasana normal.
IV KESIMPULAN DAN SARAN
Implemantasi pembelajaran online menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) platform Google Meet dan LMS Digislamic pada materi dengan KD 3.2: Perkembangbiakan tumbuhan dan hewan dan KD 4.2: Menyajikan karya hasil perkembangbiakan pada tumbuhan pada masa pandemi Covid-19 dapat menumbuhkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran. Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran sebesar 82% dengan kategori sangat aktif dalam pembelajaran online menggunakan model Pembelajatran Berbasis Proyek dengan platform Google Meet dan LMS Digislamic . Implemantasi pembelajaran online berbasis Proyek dengan platform Google Meet dan LMS Digislamic pada materi Perkembangbiakan Tumbuhan dan Hewan di masa pandemi Covid-19 memberikan rata-rata hasil belajar siswa yang baik.. Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada KD sebelumnya (KD 3.1-4.1) adalah 80,9 dengan kategori baik, dan pada KD3.2 sebesar 81,54 menjadi dengan kategori baik ..
Era digital, menuntut guru dan siswa dapat menguasai teknologi informasi, oleh karena itu, implementasi pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang tepat merupakan sebuah kebutuhan yang perlu dilakukan guru sebagai opsi lain dari model pembelajaran yang sudah ada. Bahkan dalam pembelajaran online inovasi tersebut dapat diterapkan menggunakan platform pembelajaran Google Meet, dipadukan LMS digislamic maupun platform lain. Terkait hal ini ada tiga kompetensi dasar yang perlu dimiliki oleh guru yaitu:
(1) kemampuan untuk membuat desain isntruksional (instructional design) sesuai dengan kaidah pedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran;
(2) Kemampuan memanfaatkan model pembelajaran yang sesuai dan mampu memunculkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran
(3) penguasaan teknologi dalam pembelajaran
(4) penguasaan materi pembelajaran (subject matter).
Pandemi Covid-19 dapat dijadikan sebagai media dan instrumen refleksi bagi para guru untuk mengambil hikmah positif sebagai pemicu munculnya ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan, maupun kecakapan
DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bratawidjaja,
Pressindo. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta.
Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hartanto, Wiwin. 2015. “Penggunaan ELearning sebagai Media Pembelajaran”. Jurnal. Jember: FKIP UNEJ.
Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Panduan Pembelajaran Jarak Jauh bagi Guru Selama Sekolah Tutup dan Pandemi Covid-19 dengan Semangat Merdeka Belajar. Jakarta:
Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah Selama Darurat Bencana Covid19 di Indonesia. Jakarta: Kemendikbud.
Kitao, Kenji. S. Kathleen Kitao. 1998. “Selecting and Developing Teaching/Learning Materials”. The Internet TESL Journal, Vol. IV.
Rosidah, Ati. 2020. “Pemanfaatan Google Classroom untuk Pembelajaran Online”. Jakarta LPMP. https://lpmpdki. kemdikbud.go.id/pemanfaatan-googleclassroom-untuk-pembelajaran-online=
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (COVID-19) pada Satuan Pendidikan.
Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Tim Kerja Kementerian Dalam Negeri untuk Dukungan Gugus Tugas Covid-19. 2020. Pedoman Umum Menghadapi Covid-19 bagi Pemerintah Daerah. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.
Villay Waryanto, Nur Hadi. 2006. “Online Learning Sebagai Salah Satu Inovasi Pembelajaran”. Jurnal Pythagoras Volume 2, Nomor 1, Desember 2006: 10- 23.
Bundu, Patta (2006). Penilaian Ketrampilan, Proses dan Sikap ILmiah dalam Pembelajaran Sains di SD. Jakarta: Depdiknas
Goodman, Brandon and Stivers J. 2010. Project-Based Learning. Educational Psychology. ESPY 505
https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_5.pdf
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar