Membangun Karakter dan Budaya Bersih, Investasi Jangka Panjang Sebuah Bangsa

Tri Retnosari, S.Si., M.Pd=

Pagi yang sejuk ditengah cuaca yang sedikit mendung, membuat perjalanan menuju sekolah terasa agak lengang. Karena berangkat lebih awal jalan masih agak sepi dari kendaraan. Sejenak pandangan saya tertumbuk pada sorang bapak memboncengi anaknya yang membawa tas plastik kresek merah berukuran besar yang tampaknya berisi sampah domestik rumah tanggga. Tidak lama kemudian bapak tersebut meminggirkan motornya dan meminta sang anak untuk membuang sampahnya di tanah kosong di pinggir jalan tersebut. Setelah meletakkan sampah tersebut sang anak buru-buru kembali kemotor dan meninggalkan kantong sampahnya di sana.

Pemandangan yang miris bagaimana sampah yang seharusnya di buang pada tempatnya, ternyata dibuang di ruang-ruang publik yang seharusnya di jaga kebersihan dan keindahannya. Budaya membuang sampah pada tempatnya memang bukan sesuatu yang muncul begitu saja, melainkan fondasi penting yang harus dibangun sejak usia kanak-kanak. Peran sentral orang tua menjadi sangat signifika dalam hal ini. Rumah merupakan sekolah pertama bagi sanak, dan orang tua adalah guru teladan yang perilakunya akan ditiru dan diinternalisasi oleh anak. Ketika orang tua secara konsisten menunjukkan kebiasaan membuang sampah dengan benar, anak akan melihatnya sebagai norma dan bagian alami dari kehidupan sehari-hari. Keteladanan jauh lebih efektif daripada sekadar nasihat atau larangan.

Lebih dari sekadar contoh, orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada anak mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan dampak buruk dari membuang sampah sembarangan. Penjelasan sederhana tentang bagaimana sampah dapat mencemari lingkungan, menyebarkan penyakit, dan merusak keindahan alam akan membantu anak memahami alasan di balik tindakan membuang sampah pada tempatnya. Dengan pemahaman yang mendalam, kebiasaan ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi juga tumbuh menjadi kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Selain itu, orang tua dapat menciptakan lingkungan rumah yang mendukung pembentukan budaya ini. Menyediakan tempat sampah yang mudah dijangkau dan memilah sampah sejak dari rumah adalah program konkret yang melibatkan anak secara langsung. Aktivitas sederhana seperti membuang sampah bersama dan mengapresiasi tindakan anak yang benar dalam membuang sampah akan memperkuat perilaku positif tersebut. Dengan menciptakan rutinitas yang menyenangkan dan memberikan umpan balik positif, orang tua secara efektif menanamkan nilai-nilai kebersihan dan kepedulian lingkungan.

Penting untuk dipahami bahwa penanaman budaya ini membutuhkan konsistensi dan kesabaran. Tidak jarang anak akan lupa atau melakukan kesalahan. Di sinilah peran orang tua untuk terus mengingatkan dengan lembut dan memberikan contoh kembali. Bukan melalui hukuman atau bentakanyang justru membuat anak merasa terpaksa dan tidak memahami esensi dari tindakan tersebut. Pendekatan yang positif dan penuh pengertian akan membangun hubungan yang baik antara anak dan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

Terakhir, bagaimana peran orang tua dalam menumbuhkan budaya membuang sampah pada tempatnya adalah investasi jangka panjang bagi lingkungan dan masa depan generasi penerus bangsa. Kebiasaan baik yang ditanamkan sejak dini akan terbawa hingga dewasa dan menjadi bagian tak terpisahkan dari karakter anak. Dengan menjadi teladan yang baik, memberikan pemahaman yang benar, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan bersikap konsisten, orang tua memiliki kekuatan besar untuk membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan.