Trisiwi Nursiamah,S.Ag.

Guru MTsN 1 Kota Blitar Jawa Timur. Dilahirkan di bumi Bung karno Kota Blitar Jawa Timur. Beralamat di Jl. Suryat No. 52 Kota Blitar....

Selengkapnya
Navigasi Web

Adikku Korban Bullying, Tantangan ke-128Tantangan Gurusiana

Adikku Korban Bullying

(Part I)

Namaku Romi, aku anak ke empat dari enam bersaudara. Diantara saudara-saudaraku hanya kakakku ke tiga yang perempuan. Keluarga kami hidup sangat sederhana. Untuk menghidupi keenam anak-anaknya, bapak dan ibuku harus bekerja keras. Bapakku seorang pedagang kecil di pasar, sedang ibuku pembantu rumah tangga. Bapak berangkat ke pasar usai salat subuh, sedang ibuku berangkat kerja setelah kami berangkat sekolah. Hampir setiap hari kami baru bisa berkumpul dengan bapak ibu ketika hari sudah sore.

Ketika adikku kelas 2 SD, ia pernah menderita sakit Typus. Ibuku pontang panting mengurus adik di rumah sakit dan kami di rumah, ditambah lagi harus bekerja. Sedang bapak hanya bisa membantu menjaga si bungsu yang belum sekolah, disamping juga harus mencari dagangan ikan dan menjualnya di pasar.

Penyakit typus yang diserita adikku ternyata lumayan parah, sehingga butuh waktu yang lumayan lama untuk pulih normal beserti biasa. Dalam waktu yang lama juga ia harus meninggalkan bangku sekolah. Pernah ia dinyatakan sembuh, namun itu hanya sebentar. Tidak lama kemudian ia harus masuk rumah sakit lagi karena typusnya kambuh lagi. Masuk sekolah hanya beberapa hari, lalu harus ijin tidak masuk lagi. Banyak pelajaran yang ia tinggalkan. Saat beberapa hari ia masuk sekolah, bukan simpati yang dia dapatkan dari teman-temannya melainkan bullyan yang ia terima.

Setelah kurang lebih 3 bulan adikku menderita sakit typus, akhirnya ia dinyatakan sembuh total. Namun demikian, banyak perubahan fisik yang dialami adikku akibat dari sakit yang dideritanya dan efek banyaknya obat yang diminumnya. Rambut adikku hampir semua rontok, bisa dibilang hampir gundul. Disamping itu pendengarannya juga agak terganggu. Ia sangat ingin masuk sekolah, namun bayangan bullyan dari teman-temannya selalu menghantui pikirannya. Ia sangat malu dengan kondisi fisiknya saat itu. Dengan berbagai cara pada akhirnya bapak dan ibuku berhasil membujuk adikku untuk mau melanjutkan sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga tidak traumatik. Semangat berliterasi, semoga sukses selalu. Amin.

13 Sep
Balas

Makasih Bapak, tunggu lanjutannya.

14 Sep
Balas



search

New Post