Trisiwi Nursiamah,S.Ag.

Guru MTsN 1 Kota Blitar Jawa Timur. Dilahirkan di bumi Bung karno Kota Blitar Jawa Timur. Beralamat di Jl. Suryat No. 52 Kota Blitar....

Selengkapnya
Navigasi Web

Gagal III, Tantangan ke 120Tantangan Gurusiana

GAGAL III

Alhamdulillah aku berhasil menyelesaikan kuliahku tepat 4 tahun, batas minimal kuliah di S1. Setelah Ijasah kuterima aku mencoba untuk melamar di MI Faforit di Kotaku, milik Yayasan Kemenag Kabupaten. Bersyukur aku diterima namun di RAnya. Di akhir tahun pelajaran aku menghadap ketua Yayasan untuk minta pindah di MInya dengan pertimbangan MI kurang guru saat itu dan akupun pernah dijanjikan oleh salah satu pengurus Yayasan akan ditempatkan di MI.

Aku mengabdi di MI ini selama 5 tahun. Selama itu pula aku selalu mengikuti Ujian Tes CPNS baik di dalam kota maupun di luar kota. Namun demikian, aku belum juga lulus tes. Semua nomor peserta CPNS aku kumpulkan untuk mengenang kegagalanku. Aku mulai pesimis untuk bisa menjadi Pegawai Negeri. Lebih pesimis lagi tatkala aku mendengar banyak yang diterima PNS namun lewat jalur belakang, yakni dengan membayar yang tidak sedikit nominalnya, sedang aku sadar diri tidak mungkin aku bisa membayar berapapun besarnya. Mulai saat itu aku berusaha menerima apa yang sudah aku dapatkan selama itu. Aku buang jauh-jauh cita-citaku untuk bisa menjadi PNS yang pangkatnya di atas bapakku.

Suatu haru aku ditawari oleh Kepala Madrasah untuk menjadi Guru Bantu atau Guru Kontrak di sebuah SMA. Tawaran itu aku terima, karena aku tahu Guru Kontrak saat itu sedang diperebutkan. Hanya saja aku harus meninggalkan Madrasahku tercinta tempat dimana aku mengawali karirku. Ternyata SMA tempat aku menjadi Guru Kontrak adalah sebuah SMA Swasta yang minus. Jumlah rombelnya masing-masing kelas hanya satu, sehingga aku hanya mendapat 6 JP yang kujalani selama 2 hari. Sisa hari efektif aku gunakan mengajar di MI Swata yang lain dari MIku semula.

Di tengah-tengah menjalani Guru Kontrak tiba-tiba ada pendataan guru honorer. Semua pengabdian kami selama menjadi guru honorer dihitung semua. Saat itu pendaftaran CPNS tidak pernah kudengar lagi hingga kurang lebih 5 tahun. Setahun setelah pendataan guru honorer diadakan tes bagi guru honorer, dan alhamdulillah aku lulus.

Dari tahun ketahun aku hanya menunggu kelanjutan tes honorerku yang sudah lulus. Setelah 3 tahun dalam penantian aku mendapat kabar bahwa SKku PNS akan turun. Aku merasa sangat senang. Bayangan menjadi PNS sudah di depan mata. Namun demikian, ada syarat yang aku tidak bisa memenuhi, yakni aku harus mengumpulkan DIPA. Aku bingung apa yang harus aku berikan, karena aku mengajar di Sekolah swasta yang tidak pernah ada DIPA. Akupun mulai pesimis lagi. Impianku menjadi PNS lenyap seketika. Rasa-rasanya aku mengalami kegagalan untuk yang kesekian kalinya.

Di waktu bersamaan ada pendaftaran CPNS di Kemenag. Oleh karena aku sudah merasa gagal, akupun mencoba untuk daftar CPNS. Aku sempat dibuly panitia, karena mereka tahunya SKku akan turun, dan aku malah daftar CPNS regular. Mereka tidak tahu permasalahan yang tengah aku hadapi. Aku cuekin sumua bulian dan aku tetap ikut Tes. Sebulan kemudian waktunya pengumuman hasil tes CPNS. Dari formasi guru PAI MAN yang dibutuhkan hanya satu, sedang pesertanya kurang lebih ada 200 orang. Di pengumuman penerimaan CPNS ternyata namaku ada. Akupun bursyukur tiada terkira. SK PNS dari jalur honorer aku lupakan.

Setahun kemudian aku dipanggil UP Kemenag dan dikabari bahwa SKku turun. Ternyata SKku yang turun SK CPNS dari jalur honorer yang sudah tidak kuharapkan. Oleh karena yang sudah di depan mata SK dari jalur honorer, ya aku terima mana yang turun lebih dulu. Tempat tugas yang ditunjuk di SK CPNSku adalah di MIN, karena honorerku yang diakui guru MI.

Lima tahun kemudian aku dipanggil di UP Kemenag dan diminta untuk membuat surat pernyataan bahwa aku sudah menjalani PNS dari jalur honorer. Setelah kutanyakan alasannya kenapa aku harus membuat surat pernyataan itu, ternyata SK CPNSku yang dari jalur regular masih aktif. Aku baru sadar bahwa SK CPNSku ada dua. Akupun kini menyadari bahwa kegagalan-kegagalan yang telah kualami selama ini, semua itu hanyalah keberhasilanku yang tertunda. Sungguh, skenario Allah tiada yang dapat menduga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin, makasih Pak..

05 Sep
Balas

Sukses selalu Ibu

05 Sep
Balas



search

New Post