IDEALIS MEMBUATKU TERKUCIL

Sejak kecil aku bercita-cita menjadi Pegawai Negeri. Tahun 2008 aku mengikuti tes CPNS di sebuah kementerian. Alhamdulillah aku lulus dengan formasi sesuai yang aku inginkan. Tak sabar rasanya aku ingin segera memakai seragam korpri.

Setahun kemudian aku mendapat surat panggilan yang isinya penyampaian SK CPNS. Sebelum SK diberikan kami diberi pengarahan panjang lebar, dan di akhir kata dengan bahasa halus kami diminta untuk mewujudkan rasa syukur kami dengan cara iuran sejumlah uang yang bagiku lumayan besar, karena selama ini aku masih GTT. Dari sejumlah yang hadir hanya aku yang menolak keras.

“Bagaimana negeri ini bisa maju kalau masih ada praktek semacam ini,” kataku.

Akhirnya teman-teman banyak yang mengikuti aku. SKpun diberikan tanpa embel-embel apapun. Aku merasa bangga karena telah berhasil memberantas praktek KKN.

Setahun kemudian teman-temanku mendapat panggilan prajab, begitu juga aku. Bedanya teman-temanku langsung diberitahu dari pihak kementerian, sedang aku tahunya dari temanku, itupun belakangan. Ketika Kenaikan Pangkatpun teman-temanku diberi tahu dan dipesan agar tidak memberi tahu aku. Temanku tidak tega akhirnya aku diberi tahu dan disuruh ikut saja. Hampir setiap ada info dari kementerian hanya aku yang tidak diberi tahu. Bahkan semua temanku saat ini sudah sertifikasi, hanya aku yang belum. Ternyata idealisku yang dulu berimbas dikucilkannya aku. Akhirnya aku menyadari, betapa sulit memberantas KKN di negri ini.