PENTINGNYA SIKAP PEDULI

Bulan Muharam bagi umat Islam identik dengan bulan santunan. Hampir setiap sekolah, Masjid, bahkan banyak yang secara pribadi mengadakan santunan anak yatim dan piatu. Hal ini karena memang ada kesunahan menyantuni anak yatim piatu di bulan Muharam ini. Yang perlu kita kaji adalah bukan sekedar masalah santunan ataupun pahalanya. Labih dari itu kita perlu tahu hakikat dari santunan itu sendiri.

Kata yatim arti sebenarnya adalah anak belum baligh yang ayahnya sudah meninggal. Sejalan perkembangan jaman banyak persepsi yang berbeda-beda memaknai kata yatim, ada yang memaknai anak yang tidak punya ayah (baik meninggal ataupun cerai), ada juga yang memaknai semua anak yang ditinggal mati oleh ayahnya tidak peduli apakah dia baligh ataupun belum.

Kembali pada hakikat santunan, intinya adalah peduli sesama. Dengan kita mengadakan santunan, diharapkan kita bisa mengurangi beban materi ataupun psikologis anak yang di santuni. Meskipun mereka sudah mempunyai ayah lagi (ayah sambung/tiri) itu semua tidak bisa menggantikan kedudukan ayah kandung dalam hati si anak.

Setiap anak mendambakan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya. Setiap anak pasti menginginkan kedua orang tuanya panjang umur dan bisa mendampinginya hingga kakek nenek. Namun demikian, takdir Allah tidak bisa dielakkan. Oleh karena itu sudah sepatutnyalah bagi orang yang sempat didampingi kedua orang tuanya hingga dewasa untuk bersyukur. Perwujudan rasa syukur inilah yang penting, tidak sekedar mengucap kata syukur saja, namun juga perlu diwujudkan dengan perbuatan. Manifestasi dari rasa syukur tersebut bisa tercermin dari sikap peduli kita terhadap nasib anak-anak yatim itu sendiri.