Trisiwi Nursiamah,S.Ag.

Guru MTsN 1 Kota Blitar Jawa Timur. Dilahirkan di bumi Bung karno Kota Blitar Jawa Timur. Beralamat di Jl. Suryat No. 52 Kota Blitar....

Selengkapnya
Navigasi Web

Shalat Jenazah Versi Baru, tantangan ke-107Tantangan Gurusiana

Shalat Jenazah Versi Baru

Angin dingin menghembus Desa Suka Maju hingga menusuk sunsum. Pagi itu sekelompok mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek Kuliah Kerja Nyata(KKN) sudah terbangun untuk melaksanakan shalat jama’ah Subuh. Dari ketujuh anak (Mahfud, Hari, Andi, Yulia, Wiwik, Asih dan Ama) Mahfudlah yang paling rajin menjadi Imam. Selain rajin Mahfud juga terkenal alim diantara anak-anak sekelompoknya.

Usai shalat Subuh sekelompok anak-anak KKN tersebut jalan-jalan menikmati udara pagi di desa Suka Maju. Lain halnya dengan Mahfud yang sudah ijin teman-temannya bahwa ia akan ke kampus karena ada urusan penting. Ketika sedang assyik menikmati pemandangan desa tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara dari pengeras Masjid yang mengumumkan adanya salah satu warga yang meninggal dunia. Seketika mereka langsung pulang ke rumah kos untuk segera mandi dan mendatangi rumah orang yang meninggal tadi.

Sesampainya di TKP wargapun langsung memberi kesempatan kepada para mahasiswa KKN untuk mengurus jenazah. Namun demikian, warga tidak lantas lepas tangan begitu saja, mereka tetap membantu pengurusan jenazah. Setelah jenazah dimandikan dan dikafani oleh pak Modin yang dibantu warga, rangkaian acara pengurusan jenazah selanjutnya adalah shalat Jenazah. Tiba-tiba pak Modin mempersilahkan Andi untuk menjadi imam shalat. Bagai disambar petir Andi mendapat penghormatan menjadi imam shalat Jenazah. Bagaimana tidak, selama ini Andi belum pernah ikut menyalatkan jenazah. Ia pun belum pernah membaca tata cara shalat Jenazah. Setahu dia semua shalat sunah itu dua rakaat hanya berbeda di niat, kecuali shalat witir yang harus ganjil rakaatnya. Sebagai mahasiswa KKN Andipun pantang untuk mengelak. Dengan pecaya diri iapun berdiri di barisan paling depan dan memulai shalat. Dengan bacaan yang disirikan ia mengimami shalat Jenazah layaknya shalat Tahajud 2 rakaat. Selesai shalat para jama’ah saling berpandangan penuh tanda tanya. Pak Modin memberanikan diri bertanya kepada Andi,

“Maaf Mas, shalat jenazah apa sekarang sudah berubah caranya? Bukankah shalat Jenazah itu hanya 4 kali takbir dan tidak ada rukuk sujudnya? Kalau boleh tahu shalat Jenazah yang tadi itu mengikuti Madzhab Imam siapa ya?”

Wajah Andipun seketika berubah memerah karena malu. Iapun lantas meminta maaf dan berterus terang bahwa dia belum tahu tata cara shalat Jenazah. Akhirnya shalat Jenazah diulang kembali dengan diimami oleh pak Modin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post