Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jalan Pang Zed (13)
Anni Spratt

Jalan Pang Zed (13)

Makan malam sudah lewat. Sejenak kami berdiri di dek kapal. Menikmati langit yang gelap. Sejauh mata memandang, hanya air dan air. Langit nampak begitu luasnya. Aku tiba-tiba merasa kecil sekali. Kapal kami yang besar ini, ternyata, hanyalah satu titik kecil di semesta Allah yang luas tak terhingga ini. Perjalanan yang semula membuatku merasa lelah, telah mulai kunikmati. Aku bersyukur mama mengajakku melakukan perjalanan panjang dan melelahkan ini. Setidaknya, aku bisa belajar dari alam tentang kekuasaan Tuhan dan tentang tak berdayanya manusia tanpa kuasa-Nya.

Puas menikmati alam dalam diam, kami berdua memilih masuk ke kamar dan menikmati lembutnya tempat tidur.

"Papamu hanyalah orang yang tidak beruntung, Zed. Nasibnya malang sekali," mama melanjutkan kisahnya.

"Maksud mama, papa ada yang menipu begitu?" tanyaku tak paham.

"Bukan. Papamu berkenalan dengan seseorang yang ternyata dia adalah bandar obat-obatan terlarang. Anak buahnya banyak. Sindikat. Papamu tidak paham itu. Dia tak mengenal dunia itu. Papamu diminta menjadi kurir. Mengantarkan barang haram itu ke pelanggan. Imbalannya besar," jelas mama lagi.

Ah, mengapa papa sampai berhubungan dengan dunia gelap itu? Bukannya papa bukan orang bodoh. Dia pasti paham. Tak mungkin tak paham.

"Masak papa tidak tahu kalau dia diperalat, Ma?" tanyaku mencoba mengejar.

"Tidak. Sama sekali. Beberapa kali papamu bercerita kepada mama dia diminta mengantar bungkusan ke beberapa tempat yang berbeda. Beberapa kali juga papamu sukses. Papamu membawa pulang banyak uang. Sebelum akhirnya tragedi itu datang," urai mama lagi.

"Papa tertangkap, Ma? Jadi papa di penjara, Ma?" tanyaku lagi.

"Tepat sekali, Zed. Papamu tertangkap saat dia diminta mengantar barang haram itu ke Pulau Jawa. Dia ditangkap setiba di pelabuhan," kata mama.

"Dari mana mama tahu, kalau papa ditangkap?" tanyaku dengan penuh rasa penasaran.

"Televisi dan radio menyiarkannya hampir setiap hari. Meski menggunakan nama samaran dan wajah papamu ditutupi, mama hafal itu papamu," jawab mama.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post