Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jalan Panjang Zed (3)
Anni Spratt

Jalan Panjang Zed (3)

Rumah yang ditinggali Zed pun sudah tak lagi terawat. Bahkan sudah nyaris roboh. Tetapi tak ada siapapun yang berniat dan mencoba mengeksekusi rumah itu, merehabnya lalu menempatinya hingga Zed kembali dan memperbaiki semuanya.

Pernah Zed bercerita kepada kami tentang kehidupan keluarganya suatu saat dulu di sebuah kesempatan, beberapa waktu setelah kami bersahabat.

"Aku tak pernah tahu wajah papaku. Aku hanya mengenal namanya. Dia meninggalkan aku dan mama sejak usiaku dua bulan," katanya padaku.

Kami pun mempercayainya. Apalagi setelah itu, setiap kami ke rumah Zed, tak pernah sekalipun kami bertemu dengan papanya. Hanya mamanya yang selalu menemani kami.

Mama Zed sangat ramah. Dia selalu menyambut kami dengan penuh suka cita setiap kami berkunjung ke rumah mereka. Senyum ramahnya selalu menghiasi wajah putih bersihnya. Sesekali mama Zed bergabung dengan kami dn mengobrol. Dia teman ngobrol yang asyik, layaknya anak muda seusia kami.

Zed rupanya memiliki delapan puluh persen sifat mamanya. Pemurah dan ramah. Setiap kami berkumpul, selalu saja ada makanan dan minuman yang disuguhkan. Tak jarang, mama Zed mengundang kami makan, terutama pada acara-acara penting bagi mereka, seperti memperingati hari ulang tahun Zed, hari ulang tahun mamanya, lebaran dan sebagainya. Kami tentu menyambutnya dengan penuh suka cita. Terbayang aneka panganan yang akan disuguhkan. Duh, dunia kami waktu itu benar-benar tak jauh dari makan dan jalan-jalan.

Tak ada pembicaraan apapun menjelang kepergian mereka meninggalkan kampung kami. Zed tak bercerita apapun. Apalagi mamanya. Pagi itu Zed tak hadir di sekolah. Kami berpikir, izin biasa. Pulang sekolah kami mampir ke rumah Zed. Sepi. Tak ada siapapun. Warung mamanya pun tutup. Kami masih berpikir, mereka pulang kampung karena ada hal penting.

Zed pernah pula bercerita kepadaku secara khusus suatu hari tentang keluarga papa dan mamanya.

"Mamaku itu muslim. Papaku yang nasrani. Lalu, mama mengikuti papa. Tetapi, setelah papa meninggalkan mama, mama kembali memeluk Islam dan menjadi muslimah. Makanya namaku mirip nasrani," kata Zed.

"Oh, jadi itulah sebabnya kamu menjadi seorang muslim kata Rocky dengan nada sedikit tinggi?" tanya Rocky saat itu.

Zed dengan mantap menjawab mengiyakan.

"Andai papa tak meninggalkan kami, agama kami pasti seperti kalian," jawab Zed.

Dua hari, tiga hari, empat hari, seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan, setahun, dua tahun hingga bertahun-tahun kami sama sekali tak mendengar kabar tentang Zed. Sekolah pun tak memberi kabar apapun tentang Zed dan mamanya.

Pencarian berbuah hampa. Kami memutuskan berhenti mencari Zed dan mamanya. Apalagi, kami sudah harus melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Beberapa universitas sudah menunggu. Tak ada satu pun dari kami yang memutuskan untuk bekerja. Semua akan melanjutkan ke universitas pilihan hati kami masing-masing, meskipun setelah itu, tak sedikit dari kami yang memilih jalan hidup yang tidak sama dengan pilihan jurusan kami saat kuliah. Begitulah hidup, jalannya terkadang memang harus berliku dan tak seperti yang diinginkan.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Top markotop. Slu sy tggu lanjutannya bunda

24 Jan
Balas

Terima ksih bnyak apresiasi dan kungannya Bunda

25 Jan



search

New Post