Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Joppa Si Mata Hijau
Kompas.com

Joppa Si Mata Hijau

"Bangun, Jop! Bangun!" tangan Naren menepuk-nepuk pipi dan tubuh Joppa berkali-kali. Tapi binatang mungil berkaki empat dengan bulu belang tiga, hitam, abu-abu dan kuning itu sama sekali tak bergerak di halaman depan rumahnya.

Pagi tadi, ketika Naren memberinya makan, Joppa tak nampak ada masalah. Tubuh mungilnya masih mengelilingi kaki Naren. Menjilati betisnya dan menikmati sepotong ikan tongkol dengan nasi yang diberikan Naren di piring plastik, tempat biasa dia diberi sarapan.

****

Joppa, kucing kecil yang Naren temukan di sebuah jembatan saat dia berjalan kaki dari sekolah. Ketika melihatnya untuk pertama kali, Joppa seketika jatuh cinta dengan mata hijaunya yang nampak nelangsa dan sedih. Tanpa pikir panjang, dibawanya kucing kecil itu pulang ke rumah.

"Mami tak suka kucing, Naren. Kamu tahu itu. Kok malah kamu bawa kucing bulukan begitu ke rumah. Jangan sampai dia mengotori rumah ini dengan kotorannya atau bulunya. Jangan sampai kucing itu masuk ke dalam rumah, taruh saja dia di kebun belakang rumah," begitu kata mama ketika dia tahu Naren membawa pulang kucing kecil belang tiga dengan bola mata hijau itu.

"Ya, Ma. Naren pastikan dia akan ada di belakang rumah dan tak akan ke mana-mana. Biar Naren yang urus makan dan kotorannya," jawabnya tegas. Naren tahu, mamanya sangat tak suka kucing. Mungkin mamanya sedikit trauma dengan binatang bergigi tajam itu, Naren tak tahu. Yang dia tahu, sudah dua kali Naren membawa pulang kucing kecil dan dua kali pula mamanya tak mengizinkannya membawa kucing itu ke dalam rumah. Ujung-ujungnya, Naren memilih mengembalikan kucing itu ke tempat pertama kali dia menemukannya. Tapi, tidak untuk kali ini. Mata hijaunya dan bulu belang tiganya membuat Naren jatuh cinta. Dia bertekad memeliharanya meskipun dia tahu mamanya akan mengusir kucing itu atau meminta Naren mengembalikan ke tempat kucing itu ditemukan, persis seperti sebelumnya.

Naren memberinya nama Joppa. Sebenarnya dari kata Ijo punya yang diambilnya dari mata hijaunya yang telah memikat hatinya.

Dua minggu berada di rumah, Joppa terlihat semakin sehat dan cantik. Joppa ternyata kucing betina yang sangat cantik dan lucu. Bulu-bulunya begitu lembut dan berkilau. Kehadiran Joppa di rumah, membuat Naren merasa senang sekali. Dia terlihat ceria setiap hari.

Pagi, bangun dari tidur, sebelum berangkat sekolah, Naren akan sangat sibuk membuatkan makanan Joppa. Lucunya, Joppa sudah menunggunya di depan pintu belakang rumah. Menyambut Naren dengan piring berisi nasi dan ikan. Pulang sekolah pun begitu. Naren akan langsung mencari Joppa ke kebun belakang. Bermain dengannya hingga sore menjelang. Tak ada lagi waktu bermain dengan anak-anak tetangga yang menjadi teman bermainnya selama ini.

Mama sebenarnya sangat senang melihat Naren lebih punya banyak waktu berada di rumah. Tetapi, rasa tidak sukanya terhadap kucing, membuatnya tetap tak bisa mengizinkan Naren membawa kucing itu masuk ke dalam rumah.

Sebulan Joppa berada di rumah, banyak yang berubah. Mama mulai sering memberi makan Joppa meski hanya meletakkannya di depan pintu.

"Kasihan. Dia pasti lapar kalau pas nggak ada makanan. Nunggu Naren ngasih makan pagi ke siang itu kan lama," cerita Bibi Narsih, asisten rumah tangga yang sudah ada di rumah Naren sejak sebulan Naren dilahirkan sepuluh tahun yang lalu.

Tentu saja Naren senang mendengar perubahan yang terjadi pada sikap mamanya ini. Sampai pagi ini Naren lupa menutup pintu belakang, Joppa masuk ke dalam rumah. Berkeliaran ke setiap sudut rumah. Lalu, ke luar menuju halaman depan.

Joppa terlihat memakan sesuatu. Naren memperbesar kamera CCTV yang memperlihatkan tingkah Joppa sepeninggalnya ke sekolah. Tikus. Oh, Joppa rupanya memakan bangkai tikus yang mungkin tadi pagi mati. Tak lama setelah itu Joppa pun ikut terkulai lemas.

***

Naren menangis sejadi-jadinya. Menangisi kelalaiannya menutup pintu belakang rumah. Andai dia tak lalai, tak mungkin kucing bermata hijau memakan tikus yang mati karena diracun itu. Tentu saja di dalam tubuh tikus itu masih ada sisa racun yang kemudian juga termakan oleh Joppa.

Siang ini, semua terasa menyedihkan bagi Naren, papa, mama, dan Bibi Narsih karena kematian Joppa. Sesungguhnya, Joppa ternyata telah memikat hati mereka semua, seisi rumah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya

24 May
Balas

Makasih banyak, Bu

03 Jun

Kasihan sekali nasib Joppa

01 Jun
Balas

Iya betul, Bunda

03 Jun

Iya betul, Bunda

03 Jun

Mantap

20 May
Balas

Terima kasih banyak, Pak

20 May

Sama sama

20 May



search

New Post