“Baik, Ma,” kataku sambil membawa beberapa mangkok besar berisi aneka sayur dan masakan lainnya.

“Oh, ya. Kia segera mandi dan ganti baju ya. Nanti kita akan foto-foto. Itu mama belikan baju baru untuk kia. Nanti mama ambilkan,” kata mama padaku.

Aku kaget dengan kata-kata mama. Mama benar-benar telah menyiapkan semua kejutan di hari ulang tahunku. Setelah aku meletakkan mangkok-mangkok di atas meja, aku segera kembali ke tempat mama dan Tante Omay. Aku peluk tubuh perempuan yang telah melahirkan aku itu.

“Terima kasih ya, Ma. Terima kasih untuk semua kejutan ulang tahunnya. Tia janji akan jadi anak yang lebih baik lagi dan lebih rajin belajar. Kia ingin menjadi anak kebangggaan mama dan papa,” kataku berbisik di antara telinga dan leher mama.

Mama tersenyum lembut. Dia membalikkan badannya dan mencubit pipiku dengan penuh kasih sayang.

“Iya, sayang. Tentu saja mama dan papa akan selalu bangga pada Kia. Udah mandi dulu sana. Bau tuh. Nanti kita makan-makan lalu foto-foto bareng ya,” kata mama sambil mencubit pipiku.

Aku segera pergi mandi. Membersihkan diriku. Lalu bersiap makan pagi bersama mama, papa, Kakek Yusuf, Nenek Ratmi, Tante Omay, Om Farid dan saudara-saudaraku yang lain. Sungguh, aku bahagia sekali di hari ulang tahunku hari ini.

Bau bunga kemuning menguar kembali, melalui jendela yang masih terbuka. Harumnya sungguh menyegarkan. Sesegar suasana hatiku karena bahagia yang tak terkira. Terima kasih mama dan papa untuk semua kejutan di hari ulang tahunku ini.

*****