Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nasi Bungkus Luna (3)
Shutterstock..com

Nasi Bungkus Luna (3)

"Kemana ya, Ran? Masak ada yang mencuri?" tanya Luna pada Rani.

"Jangan-jangan tertinggal di rumah. Lupa nggak kamu bawa, Lun. Aku nggak perhatian tadi waktu naruh tas, ada atau tidak," jawab Rani.

"Sebaiknya lapor, Pak Damian nanti. Biar Pak Damian yang membantu mencarikan. Bisa saja ke kelas lain," jawab Rani lagi.

Luna setuju. Tapi, tak ayal, rasa penasaran ke mana nasi bungkus bekal sarapannya menghilang, menjadi gosip ramai di kelasnya. Luna mencari di beberapa meja, laci dan tas teman-temannya.

Nah, Luna menemukan yang dicarinya. Di dalam laci meja Radit. Persis seperti nasi bungkus miliknya. Luna mencari Radit. Radit masih ke ruang tata usaha mengisi tinta spidol. Begitu Radith datamg, Luna langsung saja bertanya.

"Ini nasi bungkusku kan, Dit? Kamu yang ngambil nasi bungkusku di atas mejaku?" tanya Luna dengan suara yang lantang. Tak seperti biasanya.

Mungkin Luna kaget dan tak menyangka kalau Radit, anak yang tak banyak bicara itu yang mengambil nasi bungkusnya. Yang ditanya tak kalah kagetnya. Radit tak menyangka Luna berani menggeledah mejanya tanpa seizin darinya.

"Hei, ngapain kamu mengobrak-abrik mejaku, Lun? Mau nyuri atau gimana?" tanya Radit dengan penuh amarah.

Teman Luna yang lebih banyak diam tetapi terkenal cerdas itu, terlihat begitu marah. Mungkin, baginya, Luna sudah sangat tidak sopan. Dia menggeledah meja tanpa sepengetahuannya.

"Hei, kamu tuh ya. Jangan sembarangan nuduh. Kamu tuh yang nyuri. Ini buktinya. Nasi bungkusku ada di dalam laci mejamu. Kalau bukan kamu yang nyuri, lalu siapa yang naruh di laci mejamu?" Luna pun tak kalah marah. Dia tak terima dituduh mencuri padahal dia yang kehilangan nasi bungkus.

"Siapa yang mencuri nasi bungkusmu. Itu punyaku. Tadi aku membelinya di Mak Juai," jawab Radit masih ketus.

"Ah, bohong kamu, Dit. Itu nasiku. Buktinya bungkus dan tas kreseknya sama. Aku bawa bekal sendiri dari rumah," jawab Luna tak kalah ketus.

"Aku nggak bohong. Aku nggak nyuri nasimu. Aku beli itu tadi di Mak Juai. Kau tanya sajalah ke Mak Juai sana," Radit sudah mulai berteriak.

Beberapa anak yang berdatangan karena jam pelajaran pertama sudah dimulai, tak berani melerai. Mereka hanya melihat. Beruntung, Pak Damian datang. Rupanya, Rani memberitahu Pak Damian tentang peristiwa itu.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wiiik...nasi bungkus jadi pemicunya ya Bunda, jadi penasaran crt berikutnya.

18 Jan
Balas

Hee... Iya bunda. Idenya yg muncul itu sih bund akhirnya ya udah heboh gara-gara nasi bungkus. Majasih ya bund kunjungannya

19 Jan

Nyimak #3.Si radit

20 Jan
Balas

Terima kasih banyak Pak

24 Jan



search

New Post