Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pesta Kembang Api
Detik.com

Pesta Kembang Api

Aku bergegas pulang. Turun dari musala secepat kilat. Dua hari lagi lebaran. Ini adalah tarawih terakhir. Tarawih malam ini benar-benar terasa lama. Padahal hanya sebelas rakaat. Terbayang sudah meriahnya dan serunya bermain dengan teman-temanku yang lima orang, Heru, Jazul, Reno, dan Faris. Pagi hingga siang tadi, kami berlima sudah merancang acara yang akan kami lakukan malam ini. Kami ingin menikmati malam terakhir sebelum besok takbiran. Ini kebiasaan yang sudah kami lakukan sejak tahun lalu.

Seperti yang disepakati, kami berkumpul di lapangan dekat rumah Jazul. Ketika aku tiba di lapangan, Jazul dan Heru sudah menunggu.

“Kamu nggak tarawih, Zul? Her?” tanyaku pada mereka.

“Tarawih. Tadi ikut salat di musala Haji Ropik. Lumayan cepat. Lebih cepat dari musala di rumahmu, Guh,” jawab Jazul padaku.

“Kamu sendiri salat tarawih di mana, Her? Kok cepet sekali?” tanyaku pada Heru.

“Aku bareng kamu, Guh. Kamu di depan. Kamu di saf belakang. Nggak ikut doa Haji Syafii,” kata Heru.

“Oh ya? Aku memang di saf depan dan pulang setelah doa selesai. Mana ini Reno dan Faris?” tanyaku?

“Harusnya sudah di sini. Mungkin sebentar lagi mereka datang,” jawab Heru lagi.

Benar saja beberapa menit kemudian, dari kejauhan nampak Reno dan Faris berjalan tergesa ke arah kami. Di lapangan yang nyaris tak ada lampu, tapi kami bisa melihat Reno dan Faris dengan jelas. Kami cukup hafal dengan baju yang biasa mereka pakai saat kami bermain bersama.

“Wah, sori. Aku dan Faris tadi masih beli rujak di Mak Sari. Bau rujaknya Mak Sari menggoda hidung sih,” kata Reno menjelaskan keterlambatannya tanpa kami minta.

“Ya sudahlah. Ayo kita segera mulai. Mana tadi petasan yang sudah kita siapkan?” kata Heru pada kami.

Jazul yang rumahnya paling dekat dengan lapangan, segera berlari kembali ke rumahnya. Tak lebih dari lima menit, dia sudah kembali dengan membawa beberapa bungkusan. Aku tahu isinya adalah petasan yang sudah kami buat bersama. Kami sudah dua kali ini membuat sendiri petasan untuk kami nyalakan malam ini.

Kami segera membuka bungkusan yang dibawa oleh Jazul. Ada beberapa petasan kembang api yang siap kami. Setidaknya ada sepuluh petasan kembang api yang akan kami nyalakan mala mini. Terbayang langit di atas lapangan ini akan penuh warna. Terbayang pula beberapa anak akan mengitari kami dengan penuh ketakjuban. Persis seperti yang kami alami tahun lalu. Kami menjadi sangat terkenal di kalangan anak-anak sebagai pembuat kembang api hebat. Mereka mengagumi kami. Itu prestasi luar biasa bagi kami dan harus kami ulang lagi malam ini.

#Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post