Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Raffa's Story (104)
Namakulo.com

Raffa's Story (104)

Sejak meninggalnya Tante Lila, sebenarnya, Om Muis jadi tak terlalu sering datang. Aku tak tahu apa sebabnya. Mungkin masih berduka. Mengingat masa saat mereka bersama.

Biasanya dalam satu bulan bisa dua atau tiga kali mengunjungi kami. Sekarang, sebulan cukup satu kali. Itupun tak lama. Tak seperti biasanya. Papa salah jika mengatakan memberi ruang sua yang lebih banyak kepada Om Muis.

Pagi baru menyapa. Bagaskara baru naik satu setengah penggalah ketika Om Muis datang. Hangat suasana Minggu pagi. Suasana begitu tenang. Hanya ada beberapa bapak yang mulai bekerja bakti. Membersihkan kampung.

Aku meninggalkan pekerjaanku, memberi makan burung perkutut yang sengaja aku pelihara sejak beberapa bulan ini. Menyapa laki-laki yang akhir-akhir ini selalu hadir, mengisi kekosongan jiwa dua buah hatiku.

"Apa kabar, Om? Lama Om Muis tidak ke sini?" tanyaku polos.

Jawaban Om Muis dari semua yang aku perkirakan. Sesuatu yang mengandung makna rasa cemburu yang biru. Getir juga.Ah, benarkah begitu?

"Om baik-baik saja, Fa. Kalian bagaimana? Hehehe ... Pasti jauh lebih baik sekarang. Kan kalian sudah punya papa yang bisa menemani dan mengunjungi kalian kapanpun kalian inginkan," kata papa kepadaku.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waow. Cerita menarik bun. Sukses selalu

31 Aug
Balas



search

New Post