Tri Sulistini

Guru di SMPN 6 Pamekasan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Raffa's Story (110)
Namakulo.com

Raffa's Story (110)

Papa datang. Kali ini, bersama Nenek Wima. Aku yang kebetulan sedang menyiram bunga sekaligus menunggu mama pulang dari kantor, menyambut mereka. Kucium tangan keduanya sebagai simbol ketakdimanku.

Aku antar Nenek Wima dan papa masuk. Di dalam sudah ada Mas Rafif. Meski gerakannya tak segesit aku, setidaknya, dia mau menyambut papa. Kadang aku heran, saat papa dan mama mengalami masa sulit sebelum bercerai, Mas Rafif tak ada bersama kami. Akulah yang banyak melihat dan mendengar pertengkaran-pertengkaran mereka. Tapi, mengapa Mas Rafif merasakan kecewa yang begitu dalam sementara dia tidak banyak tahu?

Nenek Wima memilih duduk di kursi tepat di depan televisi. Begitulah, televisi menjadi hiburan paling menarik bagi orang-orang seusianya. Jangan mencoba mengubah apa yang sedang ditontonnya jika tak ingin terjadi keributan. Televisi seolah di bawah kekuasaannya.

"Biasanya mamamu datang pukul berapa, Fa?" tanya papa padaku.

"Sebentar lagi, Pa. Biasanya pukul lima mama sudah di rumah. Mama sekarang sudah di kantor. Bukan keliling mencari pelanggan," jelasku pada papa.

"Bukan pelanggan, Fa. Nasabah. Kami sendiri nggak ke sekolah, Fa? Nggak ada ekskul?" tanyanya lagi.

"Kelas tiga sudah nggak ada ekskul. Kalaupun ingin ikut maksimal satu saja. Persiapan ujian nasional, Pa," jelasku lagi.

Suara papa timbul tenggelam. Nyaris tak terdengar. Tertutup oleh suara televisi. Nenek Wima memutar volumenya begitu tinggi. Padahal, jarak duduk kami tidak terlalu jauh. Tetapi, jarak kami dengan televisipun sangat dekat.

Mas Rafif sama sekali tak terlihat. Kami hanya bertiga. Mungkin dia masuk ke kamarnya dan membiarkan aku dengan papa dan Nenek Wima. Menjawab satu demi satu pertanyaan papa tentang mama.

#bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisah yang keren bunda

24 Sep
Balas

Terima kasih banyak ya bund

12 Jan

What an amazing story... Sungguh kisah yang menyentuh hati..Keren Bunda....Folback Bund

10 Nov
Balas

Thanks banget ya bund

12 Jan

What an amazing story... Sungguh kisah yang menyentuh hati..Keren Bunda....Folback Bund

10 Nov
Balas

Aassyyyiiapp

12 Jan

Judulnya keren sama seperti nama anak saya, suatu kebetulan yang indah bunda.

11 Oct
Balas

Terima kasih banyak Bunda

12 Jan



search

New Post