Tri Wibowo Cahyadien

Assalamualaikum Wr.Wb Memiliki minat dalam bidang sosial studi, politik, kebijakan publik dan sejarah. Penikmat musik Jazz, Indie dan Musik era 60 - 80 an.&nb...

Selengkapnya
Navigasi Web
Memelihara Pikiran Sehat di Tengah Corona

Memelihara Pikiran Sehat di Tengah Corona

Pada sebuah halaman berita online, diberitakan bahwa positif COVID -19 sebanyak 309 kasus dan 25 dinyatakan telah meninggal dunia. Dari beberapa kasus tersebut, beberapa dapat dinyatakan pulih kembali (https://news.detik.com/berita/d-4945876/data-terbaru-corona-terkait-indonesia-19-maret-2020-pukul-1600-wib). Menarik untuk disimak adalah pernyataan salah satu pasien COVID -19 yang berhasil sembuh yakni tentang pentingnya berpikir positif atau kesehatan psikis dalam menghadapi kondisi saat ini. Karena dengan berpikir positif akan meningkatkan imun tubuh kita secara otomatis. Oleh karena itu, penulis ingin mencoba merangkum beberapa hal positif yang dapat diambil dari adanya COVID – 19 ini.

Pertama, tentang penyadaran kepada tiap manusia bahwa kehidupan ini memiliki batasan, yaitu kematian. Dan sebaik – baiknya nasehat adalah kematian. Dengan adanya Covid -19 ini, sejujurnya manusia sedang ditegur oleh Allah SWT untuk dapat menselaraskan antara kebutuhan jasmaniah dan kehidupan rohaniah. Singkatnya, Allah mengingatkan kepada kita untuk memulai memperbaiki cara beribadah kepada-Nya sebagai bekal kehidupan setelah kehidupan dunia.

Kedua, kondisi seperti saat ini, memberikan kita hikmah untuk harus bersyukur. Bersyukur masih diberikan kesehatan. Bersyukur masih memiliki kepekaan sosial. Bersyukur berada di dalam lingkungan yang membentuk kita menjadi pribadi – pribadi yang baik hingga mencapai di titik kehidupan saat ini.

Ketiga, meningkatnya rasa kesadaran akan kebersihan diri. Menjadi lebih care dan aware terhadap kondisi diri tentunya jarang atau bahkan tidak kita sadari jika tidak mengalami kondisi seperti saat ini.

Keempat, bagi pembaca yang saat ini sedang Work From Home (WFH), patut bersyukur. Jika disadari kita sedang di “setting” untuk mendekat kembali kepada anggota keluarga kita. Anggota keluarga yang selama ini minim percakapan, minim interaksi dan hanya bertemu sesekali karena kesibukan satu sama lain. Akhirnya kita dipaksa untuk berada dalam satu tempat yang bernama rumah. Dan kita diingatkan tentang tempat terbaik untuk kembali adalah rumah/ keluarga. Bukan hanya WFH, namun Study From Home bagi anak – anak kita merupakan momen terbaik pula untuk mendekatkan interaksi dalam keluarga antar orangtua dengan anaknya.

Bagi rekan pembaca yang masih bekerja, menjalani mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya, tentunya Allah SWT sudah memperhitungkan segala apa yang sedang dikerjakan oleh tiap hambanya. Semoga langkahnya menjadi ibadah dan memberikan keberkahan rezeki berupa kesehatan dan kecukupan.

Kelima, tentang membangun kembali kepekaan sosial. Kondisi saat ini, tentunya menjadi nasehat agar menjadi lebih peka pada kehidupan sosial. Kepekaan itu kini dapat ditunjukkan berupa penggalangan dana, CSR perusahaan atau setidaknya bentuk rasa menahan diri dari kepanikan yang berujung pada memborong alat kesehatan atau kebutuhan pokok. Kepekaan sosial juga dapat dilakukan dengan melakukan pembelian kepada saudara kita yang hidupnya ditopang pada pendapatan harian. Tidak ada salahnya kita membeli dagangan – dagangannya dan setelahnya tetap menjaga kesehatan diri. Karena bagi saudara kita yang berpenghasilan harian, bukanlah perkara yang mudah untuk tinggal di rumah dan tidak bekerja. Bagi kita yang berkelebihan rezeki sudah saatnya kita beli dengan melebihkan bayaran / menolak baik – baik kembalian. Bisa juga dilakukan dengan memesan makanan dalam aplikasi online dari operator lalu diberikan kepada driver bersangkutan.

Kepekaan sosial bukan hanya menjadi domain kepada kalangan menengah ke bawah. Namun juga dapat ditunjukkan kepada rekan – rekan profesional seperti tenaga medis. Mari kita apresiasi kerja keras mereka dengan cara – cara sederhana yang dapat kita lakukan seperti membagikan sosialisasi tentang pencegahan penyebaran COVID -19, berpergian dengan skala prioritas dan sebagainya.

Keenam, adalah tentang pengembangan diri. Bagi pekerja profesional seperti karyawan kantoran, tenaga pendidik seperti guru dan dosen dituntut untuk dapat melakukan pengembangan diri terutama penguasaan teknologi. Perubahan proses bekerja dan pembelajaran saat ini disadari sangat tergantung pada teknologi. Penguasaan teknologi oleh setiap kalangan profesional akan menjamin tetap terlaksananya proses bekerja atau pembelajaran.

Tentunya masih banyak hal – hal positif yang dapat diambil atau dimaknai dalam kondisi seperti saat ini. Seperti pengantar di awal, dengan memelihara pikiran untuk tetap positif akan berdampak positif pula pada tubuh kita.

Terakhir, semoga Allah SWT segera mengakhiri kondisi saat ini, memberikan kesembuhan bagi saudara kita, melindungi kita semua dalam kesehatan dan keberkahan hidup dan kita dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala dengan mengingat nasehat – nasehat yang dapat diambil dari penyebaran COVID -19 ini, aamiin.

Rawatlah saling mengingatkan dalam kebaikan.

Rawatlah kepedulian sosial kita.

Rawatlah pikiran sehat kita untuk terus positif.

Semoga Bermanfaat

Wassalam

Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wah....Suatu tulisan yg sangat luar biasa.Semoga saja kita selalu dlm lindungan Allah dan terhindar dari wabah virus corona.Aamiin..

19 Mar
Balas



search

New Post