Judul ini merupakan judul yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim dalam Seminar Utama Hari Oeang ke 71 pada tahun 2019. Ada beberapa aspek yang menjadi titik fokus pengembangan SDM Indonesia untuk mampu bersaing di era digital. Aspek itu di antaranya adalah Kemampuan Bahasa Inggris, Pemrograman dan Koding Komputer, Mentorship & Coaching serta penguasaan statistik dan kemampuan psikologi.

Pertama, Kesadaran akan pentingnya bahasa Inggris sudah dapat dirasakan pada awal tahun 2000-an. Ketika muncul istilah era millennium, peralihan menjadi serba digitalisasi mengalami perkembangan yang pesat saat itu. Digitalisasi identik dengan Bahasa Inggris, karena memang dunia ini dibangun oleh orang barat. Di sisi lain, walaupun dikembangkan di negara yang bukan negara barat, bahasa Inggris dijadikan sebagai pengantar untuk mendukung operasional digitalisasi itu. Kini dapat dirasakan berapa banyak peserta didik yang melek teknologi dan mampu berbahasa Inggris. Namun, penguasaan bahasa Inggris tersebut hanya bersifat personal yang tentu penyebaran penguasaannya tidak merata. Berbeda jika, bahasa Inggris dijadikan sebagai salah satu aspek pembangunan SDM Indonesia oleh pemerintah. Tentunya akan ada kebijakan – kebijakan yang memudahkan dalam implementasinya.

Kedua, penguasaan pemrograman dan koding menjadi titik fokus kedua. Dengan menitikberatkan pada bidang ini, diharapkan SDM Indonesia kelak memiliki kemampuan untuk memaparkan menggunakan penalaran dalam bahasa pemrograman. Penguasaan di bidang ini akan melahirkan generasi yang melek teknologi.

Ketiga, pembangunan SDM melalui pendidikan kelas dunia yang dapat dilaksanakan dengan menghadirkan staf pengajar kelas dunia. Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung melalui peningkatan program yang sudah ada, seperti pertukaran pelajar, beasiswa belajar ke negara sahabat dan mengundang beberapa pakar pendidikan dari negara lain untuk sharing ilmu kepada pelajar/ mahasiswa di Indonesia.

Pengembangan pendidikan melalui jalur beasiswa, perlu pula dikembangkan pendidikan yang berorientasi pada spesialisasi bidang. Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan harus mulai peka terhadap perkembangan zaman. Karena masih ada beberapa sekolah kejuruan yang menitikberatkan pada pendidikan vokasi yang kurang up to date dengan tuntutan dunia pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya lulusan sekolah kejuruan yang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya saat sekolah. Misal, lulusan administrasi perkantoran bekerja pada minimarket.

Keempat, pembangunan SDM Indonesia juga menitikberatkan pada statistik dan psikologi. Penguasaan statistik kelak akan membangun membentuk SDM Indonesia menjadi pribadi yang berbicara sesuai data, kenyataan riil di lapangan. Bidang psikologi akan membantu SDM Indonesia untuk menjadikan individunya mampu memahami permasalahan yang ada, pengambilan keputusan/ pembuatan kebijakan dengan menitikberatkan pertimbangan psikologis secara umum. Hal ini dilakukan agar untuk meminimalisir kerugian/ disintegrasi dalam negara itu sendiri. Sudah banyak contoh, keputusan yang diambil dengan tidak melalui pertimbangan psikologis akan cenderung tidak peka terhadap kondisi sosial. Dengan penguasaan data yang kuat, berlandaskan pada pendekatan psikologis, diharapkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang memiliki arah bicara yang jelas, terukur dan penuh kehati – hatian. Hal ini akan menjadi budaya positif bagi bangsa, yang akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja para SDM bangsa Indonesia.

Pondok Pinang

10.35 AM

*cek link youtube di bawah ini, untuk lengkapnya.