Tri Widayati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

AKHIRNYA MENJADI PAMONG BELAJAR

Pada hari Senin pagi, saya pertama kalinya bekerja di kantor Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Balikpapan Kota. Setelah apel pagi, saya diajak oleh salah satu rekan senior untuk keluar kantor. Setelah ijin dengan kepala SKB, kami berangkat naik taksi. Sepanjang perjalanan, rekan senior tersebut bercerita tentang hal-hal yang terkait dengan kota Balikpapan. Beliau bercerita tentang nama-nama jalan, makanan-makanan khas Balikpapan dan jurusan-jururan taksi yang ada di Balikpapan.

Sebagai orang yang awam tentang kota Balikpapan, saya sangat seksama dan antusias mendengarkan cerita tersebut. Dalam hati saya, saya sangat bersyukur ada rekan senior yang mau membimbing dan memberi penjelasan yang saya butuhkan. Tak terasa kami telah sampai pada tujuan. Kami pun turun dari taksi dan rekan senior tadi mengajak berjalan menuju ke sebuah pasar. Saya melihat sepertinya pasar ini berda di daerah kampong baru. Saya sempat membaca sekilas ketika di atas taksi.

Sesampai di pasar, rekan senior saya mengajak memilih produk-produk magiccom yang bagus. Dia juga bilang,” Kamu kan juga perlu magic com untuk memasak di kost.” Saya tidak menjawab hanya tersenyum. Saya memang tidak berniat membeli karena stok uang saya masih terbatas. Maklum masih CPNS dan belum menerima gaji. Setelah memilih-milih hampir satu jam, ternyata rekan saya tidak jadi membeli. Katanya belum ada yang pas dan harganya mahal-mahal. Kami pun berjalan lagi menuju warung bakso. Saya ditraktir makan oleh beliau. “Alhamdulillah,” pikir saya, karena memang belum sarapan pagi tadi. Selesai makan bakso, kami pun naik taksi kembali menuju kantor SKB.

Setiba di kantor, tak berapa lama, saya dipanggil oleh bapak kepala SKB. Sambil berjalan menuju ruang kepala SKB, saya bertanya-tanya dalam hati ,”apa ya yang akan ditanyakan bapak kepala.” “Ah mungkin dia mau kenalan lebih dekat dengan saya,” pikir saya menenangkan hati. Saya duduk di sofa yang terletak di depan meja kepala. Beliau bertanya,” Bu Tri, apa hasilnya monitoring program tadi bersama Ibu X (maaf inisial saja ya) ?” “Uups,’’ mendadak sesak kepala saya. Oh…ternyata rekan senior tadi pamit dengan bapak kepala, akan melakukan monitoring program. Bagaimana saya menjawabnya, walaupun belum paham tentang tugas pokok dan fungsi pamong belajar, saya tahu dan yakin perjalanan tadi bukanlah monitoring program tapi jalan-jalan ke pasar. Sambil senyum-senyum, saya jelaskan apa yang kami lakukan di luar kantor tadi. Alhamdulillah, bapak kepala paham dengan keawaman saya. Pelajaran penting buat saya ke depan, untuk memahami informasi dengan benar dan tidak ikut-ikutan ketika melakukan kegiatan. Dan tak kalah pentingnya adalah segera memahami tupoksi pamong belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post