Tri Wiyaningsih

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Birunya Hati Viona

Viona hidup di suatu desa yang ramai tetapi kehidupannya bagai kehidupan kota, yang penuh dengan kesibukannya sendiri sendiri. Viona hidup dengan kedua putrinya yang masih kecil, yang seharusnya hidup penuh dengan keceriaan dan kemanjaan.Kehidupan Viona sederhana walau sebenarnya dia seorang pegawai tetapi gajinya telah habis untuk membangun rumah dan membeli tanah di masa hidup dengan suaminya.Dalam kehidupan rumah tangganya penuh dengan kepura puraan untuk menutupi kehidupan di dalamnya biar dilihat orang luar mesra, romantis dan serasi. Dalam batin Viona pedih tetapi semua itu dijalani dengan kesabaran berharap ada perubahan yang lebih baik menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrohmah bukan rumah tangga yang bagaikan neraka.

Suami Vionapun seorang pegawai negeri yang saat menikah dengan Viona seorang duda beranak tiga, walaupun yang ikut Viona serumah anak tirinya dua putri yang sudah besar besar.Viona sayang kepada mereka dan tidak membedakan, tetapi sayangnya mereka selalu saja membuat sikap yang selalu tidak nyaman, tetapi semua itu diabaikan Viona dan mengalah demi kelangsungan rumah tangga. Rumah tangga Viona hancur setelah anak tiri dan bapaknya selalu membangun benteng pemisah antara ibu dan anak, padahal ibunya sudah bagai babu di rumah sendiri, semua itu untuk menjaga kelangsungan rumah tangga. Sudahlah itu masa lalu yang mana Viona hidup berpisah karena kekerasan suami dan sikap anak anaknya yang selalu menyakiti hati, rumah tangganya tidak ada komunikasi, tidak ada keterbukaan dan tidak pernah memberikan nafkah.Viona dengan suaminya mempunyai dua putri mungil yang cantik cantik tetapi semua itu tidak merubah sikapnya dan dia menganaktirikan anak kandungnya hasil dengan Viona, betapa sakit dan pedih hati Viona.Si kecilpun juga merasakan perbedaan perlakuan yang bapaknya berikan. Viona di rumahnya sendiri hanyalah istri sebagai statusnya dan hanya diperas tenaga dan diperbudak, setelah hartanya menipis dicampakkan dengan kata kata. Setiap saat yang keluar dari mulut ayahnya adalah "memang kamu tidak suka pada anakku" Betapa sakit hati Viona dikatain begitu, dan Vionapun minta dikembalikan pada orang tuanya tetapi suaminya hanya diam, dan selalu mengulang terus, yang akhirnya Viona bilang "ceraikan" tetapi suaminya diam tetapi sikapnya semakin menyakitkan dan memberikan pisau di tangan Viona untuk melukainya, begitu indah sandiwaranya, pisau itu dibuang Viona setelah yang ketiga kalinya dan sejak itu semakin panas dan parah karena kedua putri tiriku ikut ikutan tentunya membela ayahnya, yang sebenarnya semua itu salah ayahnya yang tidak pernah memperkenalkan bersosial dan tidak tahu benar salah karena orangnya selalu menganggap dirinya benar dan benar. Akhirnya setelah diberi pisau Viona keluar rumah dengan dua putri kecilnya untuk mengamankan diri,menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.Ternyata semua itu sudah mereka rencanakan untuk menguasai harta istrinya. Akhirnya perceraianpun terjadi walau mantan suami tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan dua putri cantik yaang ikut bundanya.

Viona hidup dengan dua putrinya penuh dengan kebahagiaan, ketenangan walaupun Viona harus mengerjakan semuanya sendiri tanpa ada saudara di sekitarnya dan di kota itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post