TRIYANI

Belajar menulis dulu, belajar menulis lagi, belajar menulis terus............ ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bapakku, dialah guruku...

Di mataku bapak adalah orang hebat. Walaupun sekolah dasar tak tamat tapi pengetahuannya tak kalah dengan mereka yang punya ijazah. Mungkin itu karena bapak suka membaca. Juga mendengarkan berita dari radio yang setia menemaninya. Bapak selalu menjadi tempatku bertanya, ketika ada pekerjaan rumah yang tak bisa kukerjakan ( Setelah dewasa baru aku bahwa di sela-sela waktu menjahitnya bapak rajin membaca buku pelajaran anaknya)

Bapak sangat perhatian. Dia selalu menemaniku belajar sampai tengah malam. Ya, sejak dulu aku selalu belajar saat kakak dan adikku sudah terlelap. suasana yang sepi dan tenang memudahkanku untuk memasukkan materi pelajaran ke dalam otak. Lalu ketika pukul 04.00 dini hari aku bangun lagi untuk membaca, bapak dengan sigap segera menyalakan lampu petromaks supaya aku tidak belajar dengan lampu teplok di kamar.

Bapak, dia sosok yang pendiam tetapi tegas. Seingatku selama hidupku hanya satu kali bapak marah. Waktu itu, ayah temanku meninggal. Sehabis doa bersama aku dan kakakku tidak segera pulang. Kami asyik mengobrol dengan beberapa teman. Pukul 21.30 kami berdua beranjak pulang. Sampai rumah, lampu petromaks di ruang depan masih menyala. Tirai jendela sudah ditutup rapat. Dari celah dinding kayu aku melihat bapak masih duduk di depan mesin jahitnya. Aku langsung paham bapak pasti marah karena anak gadisnya malam-malam masih di luar. Kakakku mengetuk pintu pelan. Bapak tidak beranjak dari mesin jahitnya. Dia hanya melirik sekilas ke arah pintu lalu kembali asyik dengan kain di tangannya. Kakak kembali mengetuk pintu. kali ini agak keras. Dan bapak tetap tak bergeming dari tempat duduknya. Aku menghela nafas. Takut dan cemas campur aduk di dada. Segera kucolek tangan kakak yang sudah bersiap untuk mengetuk pintu lagi. “Tak ada gunanya,” bisikku perlahan. Akhirnya kami berdua duduk di lantai teras beralaskan sandal, sambil berharap hati bapak luluh. Hampir satu jam kami menunggu di luar sampai akhirnya emak membuka pintu dan menyuruh kami masuk ke rumah. Ketika kami minta maaf bapak cuma berkata, “ Cah wedok ora elok mulih wengi.”

Bapakku tidak suka dikasihani. Harga dirinya tinggi sekali. Ketika SPPku nunggak 3 bulan Bu Woro wali kelasku memanggil aku di kantor guru. Beliau menyuruhku untuk meminta bapak minta surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari pak lurah supaya aku bisa mendapat keringanan SPP. Tahu apa kata bapak? Dengan lembut dia berkata, “ Membiayai anak-anak adalah kewajiban orang tua. Bapak masih mampu nak. Sabar ya, besok pasti bapak bayar.” Mengingat hal itu aku tersenyum bangga. Aku salut dengan bapak. Coba kalau bapak masih ada dan melihat banyak orang tua yang sebetulnya kaya tetapi rela mengaku miskin hanya supaya anaknya bisa diterima di suatu sekolah pasti bapak akan mengelus dada.

Bapak orang yang sangat kuat, ketika sakitpun bapak tetap diam, tak pernah sekalipun bapak mengeluh pada emak ataupun kami anak-anaknya. Bapak benar-benar menyembunyikan sakitnya dengan rapi. Hingga suatu hari, bapak tak kuat lagi. Beliau mau diajak ke rumah sakit. Kata bapak, “ Ini yang pertama dan semoga yang terakhir.” Beberapa hari di rumah sakit, bapak harus dirujuk ke rumah sakit Kariadi Bapak menolak. Beliau meminta pulang ke rumah. “ Bapak ingin istirahat di rumah saja,” Di rumah kesehatan bapak semakin menurun, sakitnya bertambah parah tetapi bapak tak mau kami semua bersedih. Bapak selalu berkata,“ Jangan kawatir, bapak sudah sehat,” Kami semua hanya bisa bisa tersenyum walaupun hati ini rasanya remuk. Dan benar kata bapak, tepat di hari Jumat, penderitaan bapak telah berakhir. Bapak bisa beristirahat dengan tenang. Selamat jalan bapak. Bagiku, bapak tak pernah pergi, kenangannya akan selalu ada di hati. Didikannya akan terpatri dalam hidupku. Bapakku dialah guruku…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keereenn.... Jadi ikut baper ni..

15 Jul
Balas

Masih banyak yg harus diperbaiki ya bu...

15 Jul

Oh....l love bapak, smangat bu triyani...

17 Jul
Balas



search

New Post