ANAKKU BUKAN ABK DISLEKSIA BU GURU 2
Anak berkebutuhan khusus disleksia ditandai dengan berbagai hal. Diantaranya gangguan Bahasa, gangguan sosial emosi, dan gangguan perilaku. Gangguan bahasa ditandai gangguan tulisan, gangguan lisan, dan gangguan sosial. Gangguan lisan ditangdai saat usia pra sekolah, kosa katanya terbatas, disartikulasi contonya tidak bisa membedakan palu dan paku, kata ganti misalnya "saya pinjam yang untuk hapus tulisan itu lho," yang dimaksud di sini adalah penghapus, Salah terminologi, persepsi terbalik, bercerita tidak runtut, sulit mengikuti instruksi majemuk, mudah lupa, dan sulit ikuti ritme.
Gangguan lisan adalah ditandai dengan sulitnya membedakan bunyi fonem bentuk huruf dan angka. Menulis tidak sesuai kaidah, terbalik dan tertukar, ukuran besar dan kecil berantakan. Huruf atau kata hilang. Sulit menyusun kata menjadi kalimat. Sulit gunakan kata sambung.
Gangguan bahasa ditandai sulitnya memahami postur dan bahasa tubuh lawan bicara. Sulit memahami kata-kata yang bersifat abstrak. Sulit memahami pragmatik. Nampak tidak sopan karena tidak mengikuti norma sosial. Sangat beku dan kaku terhadap aturan yang dipahaminya.
Yang termasuk disleksia sedang ditandai dengan Mengalami kesulitan yang signifikan dalam satu ataulebih area akademik, dimana individu sulit untuk mengatasinya jika tidak mendapatkan intervensi berupa teknik pengajaran yang khusus, intensif dan berkala semasa sekolah. Beberapa akomodasi dan layanan penunjang khususdibutuhkan baik merupakan bagian dari kegiatan belajar di sekolah, di tempat belajar yang lain, atau di rumah, sehingga individu dapat menuntaskan pekerjaannya dengan akurat dan efisien
Yang termasuk disleksia berat ditandai dengan Kesulitan belajar yang sangat berat, mempengaruhi area akademis yag cukup banyak sehingga individu tidak mampu menguasai materi-materi tersebut tanpa mengikuti intervensi yang intensif dengan teknik pengajaran yang khusus dalam (hampir) sepanjang hidupnya. Bahkan degan demikian komprehensif layanan intervensidan akomodasi yang ditrima baik di rumah, sekolah maupun tempat belajar yang lain. Individu tetap sangat kesulitan untuk menuntaskan pekerjaannya dengan efisien
Lihat wajah anakku wajar-wajar saja, ada sorot cerdas lewat sorot matanya, tanda disleksia yang seabrek itu memang ada terdapat pada anakku namun hanya 2 atau 3 poin gangguan. anakku mmasih bisa kuasai berbagai mata pelajaran. Cacing yang terinjak tentu akan mogel. Demikian juga anakku bila diejek terus mmenerus tidak hanya satu dua anak tentu akan timbul marah. siapa yang mau dibuli, tentu tidak ada. Ayolah Pak Guru, ayolah Bu Guru berantas sikap buli membuli. ciptakan rasa damai sebagai saudara dalamm berapa jam.
Aku benar kaget dengar pengakuan anakku, "Ma aku tadi ngamuk di kelas." aku keryitkan mataku tanda pingin tahu laporan dia dengan laporan Kakungnya yang antar sekolah sama tidak. "LHo kok mengamuk, ada apa. apa alasannya, baik tidak seperti itu, apa untuk adik mengamuk, apa adik lebih disukai teman dan guru adik di sekolah." berderet pertanyaanku mengawali rasa penasaranku kepingin tahu alasan dia. "Adik nulisnnya ketinggalan karena adik nyanyi sendiri saat guru dikte, adik tidak dengar nomor 5, adik tanya Bu Guru, Bu Guru bilang suruh lompati, adik marah karena Bu Guru tidak mau ulang lagi. Adik banting kursi. Pulang sekolah adik diejek sekelas dan adik disiram dengan aqua, baju adik basah, adik semakin marah. Ma salah ya adik marah.
"Adik salah dan benar, adik marah sama kursi apa salah kursi, adik marah sama Bu Guru, coba bila adik perhatikan Bu Guru apa adik ketinggalan. Adik diejek teman biarkan saja yang rugi siapa coba kalau bersikap nakal terhadap teman. Besok apa yang harus adik lakukan untuk menebus kesalahan adik, coba sebutkan!" "Adik besok harus minta maaf sama Bu Guru Ma." "Ya anak Mama yang tampan, dan sore ini giliran Mama yang minta maaf dan mohon untuk tidak membiarkan adik di buli.
Aku WA Bu Guru, bla.. bla berbagai diskusi sesama guru, ada kesepakatan untuk tidak biarkan siswa di buli, tapi ada terselip kata yang mengganjal. Anakku dikatakan super hiperaktif dislikesia. Bukan buah hatiku bukan tergolong itu. Aku pilih diam dan pantau kejiwaan anakku, aku akan buktikan anakku bukan ABK.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hmm maaf kelas berapa bu?
Kelas satu SD Pak Mukhlis, maaf baru buka