MISTERI RUMAH KOS KAGOK 41
Dira seorang guru SD swasta. Dira indekos di Kagok 41. Seminggu sekali Dira pulang ke Solo, kota asal Dira. Alasan mengajar di kota ini, adalah ingin belajar mandiri, sebagai persiapan kelak bila pengangkatan PNS nanti ditempatkan jauh dari rumah.
Penghuni kos sebagian besar adalah mahasiswa Akademi Kesejahteraan Sosial, satu siswa SMA Ibu Kartini, pegawai Supermarket Hero, dan beberapa pegawai koperasi, serta aku.
Fasilitas kos di Kagok 41 adalah televisi dan telepon rumah. Telepon rumah hanya bisa untuk menerima telpon saja tidak bisa untuk telpon ke luar. Namanya bukan penghuni kos Kagok 41 kalau tidak bisa membobol telpon yang sudah di gembok. Sulis yang pertama membobol telpon hingga bisa telpon keluar. Hanya hitungan hari cara membobol telpon kos menyebar seluruh anggota kos. Tagihan telpon membengkak, membuat Pak Bandi pemilik kos datang menyidang kami. Semua terdiam tidak ada yang membuka mulut cara bobol telpon yang di kunci. Tak ada pengakuan penghuni kos membuat Pak bandi semakin marah. Telpon kos dicabut, karena tidak ada kata maaf dan pengakuan pembobol telpon. TV di ruang tamu di bawa tuan rumah.
Tanpa TV, tanpa telpon membuat suasana kos jadi lengang. “Ayo kita demo saja, mo pindah bareng-bareng, biar kapaok!” seru Efa. “Iya, yok.” Sahut Resti. “ “Sudah jangan begitu, ambil TV Mbak Ratna, untuk nonton bareng-bareng.” Kata Mbak Ratna yang paling dewasa. Adanya TV Mbak Ratna di ruang tamu, membuat hidup kembali kos Kagok 41.
Selesai nonton TV kami isi dengan berbincang dengan anggota kos. Aku duduk diatas meja, sebelahku Eva dan Mak Ratna, serta penghuni kos lainnya. Di papan pengumuman penuh gambar mengerikan, ada pocong, tengkorak. Kami berbincang tentang telpon sampai kebun kosong sebelah yang merupakan bekas Asrama Untung kata orang. Perbincangan sampai pada cerita horor kebun sebalah yang kata orang sering dipakai orang untuk gantung diri. Aku hanya terdiam merinding, cukup hanya pendengar. “Mbak Dira kalau pulang beri les jangan lewat kebun kosong.” Kata Wulan yang merupakan siswi SMA Kartini. Aku hanya menganggukkan kepalaku tanda setuju, sementara pikiranku melayang berani tidak aku tidur sendiri malam ini. Dua teman sekamarku sedang mudik membuat aku nanti tidur sendiri. Aku tidak ingin memperlihatkan ke teman sebenarnya aku jirih (penakut). “Eh sini pernah lho ada bakul bakso malam-malam membawa senampan bakso katanya ada seorang perempuan cantik yang memesan bakso, padahal tidak ada seorang pun yang memesan bakso.” “Benar itu Kak Ratna?’ tanya kami bersamaan. Cerita Mbak Ratna membuat suasana malam ini semakin mencekam. “Eh semalam ada dua lelaki duduk di taman sebelah, jangan-jangan punya niat tidak baik di kos kita.” Kata Mbak Mia penghuni kamar depan.
“Aku sering lihat mereka memang sering nongkrong di situ.”lanjut Sita penghuni kamar depat sebelah kamar Mbak Mia. “Jangan-jangan penghuni kebun sebelah pada ke sini, hii ngeri.” “Mia! Jangan bicara sembarangan, sudah ayo tidur.” Kata Mbak Ratna meninggalkan kami masuk kamarnya. “Halah gitu saja pada takut, kalau ada biar sini hadapi aku.” Kata Eva mengagetkan kami. Spontan aku dan turun dari meja, “Eva... jangan menantang!” seruku. Satu persatu masuk kamar masing-masing dengan membawa perasaan ketakutan. Yang lain sekamar berdua bahkan ada pula yang bertiga. Aku sendiri karena Arum sedang pulang ke Salatiga, Devi pulang ke Cilacap.
Tengah malam aku mendengar jeritan kamar sebelah, suara itu tersirat ketakutan yang sekali. Aku buka mataku, kupertajam telingaku, sepertinya jeritan Eva. Suara itu hilang, kembali sepi mencekam, keperbaiki letak selimutku, kulanjutkan tidur pulasku tadi. Ah mungkin Eva mimpi tentang hantu yang kami perbincangkan tadi sore.
Pagi-pagi terdengar suara gaduh kamar Eva, beberapa penghuni kos mendatangi kamar Eva. Umi teman kos Eva tampak duduk di tepi ranjang Eva. Aku masuk ke kamar Eva, ingin tahu apa yang terjadi. Tanpa kutanya Umi menjelaskan padaku bahwa Eva di gerayangi tangan besar dan berbulu, hanya tangan saja. Semula tangan itu hanya melambai-lambai pada Eva, Eva diamkan saja tapi lama-lama tangan itu menggerayangi tangan Eva, Eva menjerit lalu pingsan. “Semalam Dira tidak dengar jeritan Eva?” tanya Mbak Ratna. “Dengar Mbak, aku pikir Eva mengigau makane aku tidak keluar kamar. Aku kan sendiri Mbak jadi takut mau keluar kamar.
Malam berikutnya Eva tetap didatangi tangan berbulu lebat. Tangisan tengah malam membuat terbangun semua penghuni kos. Eva menangis ketakutan, kamar no. 3 berubah jadi kamar ekonomi karena gelar tikar temani Eva tidur. Siang harinya Resti membawa kertas putih yang ditulisi apa aku tidak memperhatikan. Kertas itu didapat darimana aku tidak ingin tahu. Ada tiga kertas yang disuruh di tempel di pintu dan di tempat tidur Eva. Malam ini malam Jum’at Kliwon, penghuni kos tidur di kamar masing-masing karena merasa tenang sudah ada kertas ajaib di kamar Eva. Semua yakin kalau Eva malam ini tidak akan diganggu lagi.
Eva menjerit sekencang-kencangnya, tapi sayang tidak ada yang terbangun karena tiap malam Eva mengganggu tidur kami. Semua terlelap bagai tersirep. Eva tersiksa semalaman, tidak ada yang menemani terjaga. Umi tidur di ranjang sebelah tampak begitu pulas.
Pagi harinya badan Eva panas, tampak matanya cekung karena ada lingkaran hitam. Pasti tersisa sekali semalam. Semua mengaku tidak dengar suara-apapun. “Benar... semalam masih mengganggu tangan itu, aku mau pindah kos saja besok.” “Jangan Va, kita cari yang lebih ampuh lagi.” Kata Umi. “Itu sudah ampuh ya, tapi heran kok tidak takut dengan begituan kata Mbak Ratna. Aku usul untuk memindah posisi tempat tidur Eva. Aku sendiri juga tidak tahu ide dari mana aku mempunyai pemikiran itu. Posisi tempat tidur Eva diubah. Malam ini dan malam selanjutnya Eva tidak lagi mmendapat gangguan teror tangan berbulu lebat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar