PUISI PENDIDIKAN: Prestasi dalam Ludruk Millenial
Hingar bingar kota
Penuh decak kepalsuan
Seolah menutup mata, hati, telinga
Para pemuja penghargaan
Desakan amanah terasa bagai gerobak sampah penuh noda
Bukan mahkota, bukan piala
Bukan pula riuh tepuk tangan tanda jumawa
Hanya saja, jalan menuju kota tak layak lagi dipijak
Jangan salahkan padi yang menguning di tepi sawah
Yang kini kosong tak berisi lagi
Bagai liliput pelengkap penderitaan,
Yang tak pernah sadar akan kebodohan diri
Hanya mengiyakan sandiwara dramatis
Rekayasa bintang yang telah dikantongi
Ah,,, sudahlah
Obat sakit kepala dan segelas air mineral
Jadi saksi bisu kebodohan berulang
~Cerita pagi di ujung Februari~
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Komen apa riyah?
Mantaf
Alhamdulillah