Tsurayya Kamila Novita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bunyi Yang Membuat Jantung Berdebar
https://portaljember.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-16585089/

Bunyi Yang Membuat Jantung Berdebar

Bunyi Yang Membuat Jantung Berdebar

 

            Saat itu hujan deras di malam hari, terdengar suara gaduh di kamar Mama. Saya terbangun dan segera datang ke kamar mama. Ternyata itu suara Mama yang panik karena Abi tiba-tiba sesak nafas hebat. Saya melihat Abi yang batuk-batuk hebat. Tubuh saya gemetar melihatnya. Matanya merah hingga mengeluarkan air mata. Nafasnya sudah tersedak-sedak. Saya membangunkan Mbak Luluk untuk segera memeriksa kondisi Abi. Sampai di kamar Abi. Mbak luluk pun langsung memeriksa nadi Abi dan sesekali meraba kepala dan badan Abi. Mbak Luluk terlihat mengambil handphone-nya dan menelfon seseorang. Saya hanya bisa bantu menenangkan Mama dan sesekali memeriksa kondisi Abi juga walaupun saya tidak tahu apa yang harus diperiksa. Karena bingung melihat Abi yang batukya tak kunjung berhenti.

            Abi sudah menderita penyakit diabetes 5 tahun lamanya. Dan sejak beliau pensiun dari sebuah perusahaan BUMN di tanjung perak Surabaya, kondisinya sering menurun. Dengan ditandai nafas yang sering sesak, batu hebat, dan kaki yang sering luka tiba-tiba. Abi mengidap diabetes karena genetik dari Kakek. Kakek meninggal karena diabetes 13 tahun yang lalu ketika saya masih kelas 4 SD. Abi pensiun dari perusahaan pabrik kapal ternama di Indonesia tahun 2017. Sejak itu aktivitas Abi banyak di rumah. Abi mencari kesibukannya sendiri untuk mengisi masa pensiunnya.

            Tiba-tiba Mobil ambulan datang. Segera dua perawat masuk ke kamar Abi dengan membawa tandu. Abi dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dan langsung masuk ruang gawat darurat. Suasana malam itu mencekam. Untuk pertama kalinya saya merasakan berada di dalam mobil ambulan. Bunyi sirine ambulan sayup-sayup terdengar dari dalam. Bunyi yang sering kudengar tapi baru pertama kurasakan langsung berada didalamnya. Setiap denging bunyinya membuat jantung saya berdebar. Dokter langsung menghampiri Abi dan melakukan tindakan pertama. Terlihat Abi dipasangkan oksigen. Kabel warna-warni dipasangkan ke seluruh tubuhnya. Mukanya pucat sekali. Badannya pun dingin kuraba. Mama masih dengan wajah kepanikannya. Saya hanya bisa menenangkan mama dengan menyuruhnya membaca istighfar. Dokter masih terus melakukan pemerikasaan.

Mbak Luluk memberi tanda kepada saya untuk menghampirinya. Dia ingin saya membantunya menyiapkan keperluan administrasi Abi di Rumah Sakit. Betapa bingungnya saat itu karena benar-benar pertama kalinya dalam anggota keluarga kami ada yang masuk Rumah Sakit. Mengisi formulir yang berlembar-lembar, menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan demi kelancaran pemeriksaan Abi.

Setelah selesai, kami balik ke UGD untuk melihat keadaan Abi. Disana Mama sudah sedikit tenang. Kami bertanya keadaan Abi. Mama bilang Abi sedang tidur karena obat yang diberi dokter dan masih menunggu hasil Lab radiologi. Kami berdua pun lega mendengarnya. Sesaat kemudian terdengar perawat memanggil nama Abi. Kami putuskan Mbak luluk yang kesana. Karena dia lebih paham tentang kesehatan dan apa yang akan dijelaskan perawat itu. Mbak Luluk sendiri 2 tahun yang lalu lulus dari sekolah tinggi kesehatan.

Hanya 5 menit Mbak Luluk sudah kembali. Dia sedikit menjelaskan panjang lebar kondisi Abi. Tetapi intinya menurut hasil pemerikasaan Abi mengalami komplikasi Karena diabetnya sudah menahun. Paru-parunya berisi air dan harus dikeluarkan. Luka diabetnya juga harus segera ditangani dokter bedah. Katanya Abi akan menjalankan operasi kecil dan harus dirawat di Rumah Sakit dalam beberapa hari untuk memulihkan kondisinya.

Itulah pengalaman yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup. Ketika salah satu orang tua kita mengalami sakit dan harus dibawa ke rumah sakit. Saya percaya apa yang telah terjadi akan menjadi pengalaman yang berharga. Dan saya percaya pasti ada hikmah besar di balik rencana-Nya. Cerita ini baru potongan awal dari pengalaman besar lain yang tidak pernah saya lupakan.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semangat ibuuu..

22 Sep
Balas

Terima Kasih Bu masih fakir dalam menulis

23 Sep
Balas



search

New Post