Bekerja pada hakikatnya aktifitas ragawi yang dikendalikan pikitan normal.Tanpa dikendalikan pikiran,barangki bekerja kita bagaikan kuda.Ia lari tanpa berpikir karena kehendak tuannya.Akankah kita bekerja seperti kuda yang terus memaksimalkan ritme otak dan otot?

Di sisi lain ada yang berargumen bahwa bekerja itu ibadah.Mahzab ini meyakini bahwa segala aktifitas dari bekerja diyakini bernilai ibadah.Hal yang sangat paradoksia ketika semua orang mendamba kerja dengan bayaran yang maksimal.

Mungkin kita tanpa sadar sering kerja dengan tanpa lagi melihat ritme.Bahkan ritme ketja kita dikendalikan mesin atau piranti kerja.Coba kita korelasikan dengan kerja mesin.Mesinpun butuh rest.Apalagi raga manusia yang jelas-jelas mudah lelah.

Kita harus sadar dan mau menyadari bahwa kombinasi otak pikiran dan tenaga dalam bekerja akan melahirkan karya.Hanya saja ada saat tertentu kita bekerja di bawah tekanan.Ada pula pameo dan ujaran"atas nama layanan publik"harus tetap dilayani.Barangkali separo ini betul.Tapi ada separo lain tentang hak-hak ragawi yang harus mendapatkan space rest.

Kita terlaku dipaksa atau memaksa untuk terus sehat,meski ada titik tertentu kita drop.Jika demikian, lantas sejatinya bekerja itu untuk apa?

Coba kita pahami bersama,bekerja secara profesional akan membawa kepuasan.Akan tetapi ada sisi lain hak -hak individu yang harus dihargai atasan atau bos.Kita bukan robot kan?Kita manusia yang saling menbutuhkan.Tetap semangat bekerja.