Catatan 7 tahun yang lalu

Ikhlas..

Ketika aku ditakdirkan untuk mencari mata air keikhlasan di puncak pegunungan PATIENCE. Tujuan perjalanan ini adalah secawan air ikhlas yang berkhasiat menyembuhkan duka lahir dan batin, penyegar pembawa kebahagiaan, air surgawi yang diberkahi.

Jika memikirkan tujuannya punggung dan kaki seperti memikul Jabal Rahmah...luar biasa berat.

Tapi kakek berjubah putih itu berpesan.. "Yang penting adalah menikmati perjalanannya bukan memikirkan tujuannya." Aku mengangguk bingung.

"Semua yang dibutuhkan dalam perjalanan ini, ada di dalam dirimu di dalam sepotong daging merah bernama hati," pak tua itu berceloteh lagi.

Akhirnya...sambil berjalan kuciptakan bait bait pengharapan diantara doa doa suci sepanjang ribuan kilometer. Ketika berhenti untuk beristirahat, tiba-tiba bait-bait itu berubah menjadi kitab cerita bersambung berjudul IKHTIAR yang pasti akan berjilid-jilid banyaknya

Perjalanan ini memecahkan kehambaanku, menjulang kan syukurku ke langit ke tujuh, membesarkan ketidaktahuanku, menindas keakuanku, menyiksa ketegaranku, menguji ketulusanku.

Tidak jarang aku berjumpa dengan beberapa pendusta, mereka menyedot kekuatanku. Tapi belajar berhitung dengan bintang, bercanda dengan bulan, mandi dengan matahari, berpetualang dengan pelangi, belajar melukis dengan laut, saling curhat dengan embun. It's a big journey in ordinary world.

Kesedihan hantarkan saja ke puncak sunyi yang ramai dengan malaikat. Kebahagiaan bagikan saja pada semua keramaian hingga mengundang malaikat datang.

Air mata biar jadi hanya menetes di tempat sujud saja.Tawa biar tak lupa pada senyum, tetap merekah di bibir walaupun jalan yang dilalui beraral........dari tepian pantai ke belantara kehidupan.