Sederhana

#tantangangurusiana hari ke-64

Dongeng cinta dikisahkan seorang pemuda berwajah tidak tampan tidak pula buruk rupa. Pemuda lugu berbau matahari, rambutnya bahkan memerah. Sederhana sekali matanya mendefinisikan kata cantik. Tak perlu mata indah, hidung bangir, bulu mata yang lentik, bibir yang merekah, pipi yang merona. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang gadis yang tak kalah sederhananya dengan dia, tidak jelita tidak pula buruk rupa. Takdir mempertemukan mereka di kapal laut antar pulau.

Tak perlu waktu lama bagi mereka untuk memutuskan hidup bersama dalam kesederhanaan keluarga nelayan. Lima puluh tahun sudah pemuda dan wanita sederhana itu mengarungi bahtera kehidupan. Suka duka mereka hadapi dengan kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan perjuangan yang tidak sederhana. Mereka dianugerahi dua anak lelaki yang ketampanannya entah darimana. Begitu tampan menurut mereka berdua. Dibesarkan dengan kasih sayang dan doa malam yang mumpuni. Dididik dengan kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan perjuangan yang teruji.

Hari ini, mereka ya...pemuda dan wanita sederhana itu sudah menua tampak sehat bugar. Duduk di depan televisi layar besar. Bersama keluarga kecil dari anak keduanya dan sanak saudara serta para tetangga sedang menyaksikan pelantikan anak pertamanya menjadi orang penting di negeri. "Terimakasih istriku, " bisik lelaki tua itu sambil menggenggam tangan istrinya yang keriput.