CINTA KAMI PERNAH BERSEMI (bag. 31)
Sejak Kepergian Meri (1)
Mona mematikan teleponnya. “Dasar laki-laki lemah” Kata Mona selanjutnya.
“Kenapa Mon? Apa yang diinginkan Bobi untuk kau lakukan?” Rani bertanya karena penasaran.
“Mertuaku rindu pada Gina, mereka akan datang ke rumah kami. Itu membuat Bobi ketakutan. Ia ingin aku dan Gina ada di rumah ketika kedua orang mertuaku itu menjenguk Gina.” Jawab Mona menjelaskan
“Oh, artinya Bobi tidak ingin kedua orang tuanya tahu jika rumah tangga kalian sedang bermasalah? Kau cerdas Mon, kau menantang Bobi untuk melakukan hal yang sangat berat untuk dilakukannya.” Rani memuji Mona sambil mengacungkan jempolnya.
“Ngomong-ngomong kau belum memberi tahu tentang hubunganmu dengan Pak Dimas sang kepala sekolah itu.” Rani mengingatkan kembali Mona tentang janjinya untuk memberitahu hubungannya dengan Dimas.
“Baiklah, Ran. Aku harap kau tidak memberitahu siapapun tentang cerita ini. Kau sahabat terbaikku, aku yakin kau bisa menjaga rahasia ini untuk dirimu saja. Bisa kan Ran?” Kata Mona memberi syarat pada Rani.
“Tentu saja Mon, percayalah padaku. Apapun yang kau katakan aku bersedia menjaganya sebagai rahasia antara kita berdua. Antara sahabat dengan sahabatnya” Rani meyakinkan Mona.
“Baiklah, ini tentang masa laluku. Pertama kali aku mengenal Pak Dimas saat aku masih bersekolah di kota. Saat itu kebetulan dia menumpangi mobil yang juga kutumpangi saat menuju ke kota. Dia duduk tepat di sampingku karena hanya ada satu bangku kosong saat itu. Tentu saja aku tidak bisa menahan keinginan untuk bertanya padanya. Aku pun menanyakan tempat yang akan dituju sesampai di kota. Saat itu pak Dimas hanya berkata bahwa ia belum mengetahui dimana ia tinggal sesampai di kota. Saat itu ia adalah seorang mahasiswa kelas jauh yang akan mengikuti ujian di kampusnya selama dua minggu. Dimas berencana setelah sampai di kota akan mencari tempat menginap yang dekat dengan kampusnya. Maka kutawarkan padanya sebuah tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalku. Ia setuju dan akhirnya ia pun menyewa sepetak rumah kost untuk jangka waktu selama setahun. Setelah itu kami semakin sering bertemu. Sebagai seorang pelajar SMA yang sering mendapatkan tugas dari sekolah aku selalu berkeluh kesah dengannya. Dia pun sering membantuku menyelesaikan tugas-tugasku. Dimas telah menjadi guru keduaku. Ia banyak membantuku. Ia juga sangat baik padaku. Ia selalu menunjukkan sikap menghargai wanita. Dia tidak pernah melakukan hal-hal yang di luar batas, padahal aku sering ke tempatnya di saat ia sendiri. Hal itu yang membuatku kagum. Ia seperti kakak bagiku, Namun lama kelamaan perasaanku padanya berubah menjadi suka, hingga akhirnya sebuah kalimat polos meluncur dari bibirku “aku menyayangimu.” Ia terkejut. Namun setelah itu dia menganggukan kepalanya memberi isyarat padaku yang menunjukkan bahwa ia pun memendam rasa padaku. Aku mengaguminya. Di saat dia memiliki rasa yang sama denganku, tapi ia tidak pernah berlaku buruk padaku. Sejak saat itu aku pun jatuh dalam pelukan seorang yang sudah cukup dewasa menurutku. Saat itu aku masih di kelas II SMA. Dimas telah berumur 25 tahun. Ia memang bukan mahasiswa regular yang kuliah sejak tamat SMA, tapi hanya mahasiswa kelas jauh yang mau memanfaatkan momentum masuknya perguruan tinggi ke pelosok desa saat itu. Ia menjadi Mahasiswa setelah berumur 24 tahun. Namun setelah cinta kami bersemi aku didera sakit berkepanjangan yang membuat orang tuaku membawaku pulang ke desa. Ketika aku sembuh, semua teman sekolahku telah menamatkan pendidikannya di SMA. Sejak saat itu pula hubunganku dan Dimas terputus. Aku kehilangan jejak dengan sampai akhirnya ia telah menjadi seorang kepala sekolah di desaku. Sebenarnya sangat banyak cerita tentang aku dan Dimas. Tapi sekarang sudah sore, aku takut kita kemalaman di jalan. Ayo kita pulang Ran” Mona menutup ceritanya.
“Lain kali kau harus menceritakan padaku hal-hal indah apa saja yang pernah kalian lalui bersama”, Rani masih penasaran setelah ia mendengarkan cerita yang pernah dilakoni oleh Mona bersama pak Dimas.
Bersambung ….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah...saya juga penasaran nih.. sperti Rani..Cerpen yg dahsyat pak..mantapSalam literasi
Terima kasih Pak...Salam literasi