CINTA KAMI PERNAH BERSEMI (bag. 36)
Hubungan Semakin Memburuk (3)
“Ibu harus menerimanya. Anggaplah aku sedang berbaik hati hari ini untuk membelikan seseorang seporsi makanan.” Dimas sedikit memaksa Mona.
“Tapi aku masih kenyang, Pak!” Jawab Mona sambil melihat ke arah Dimas yang berdiri tepat di hadapannya.
Mona memandangi Dimas dengan tatapan yang sedikit malu. Ia tidak menduga Dimas akan masuk ke warung itu dan membelikannya makanan. Mona sangat ingin berbicara seperti biasanya dengan Dimas. Tapi ia takut Lia akan curiga dengan kedekatan mereka berdua. Mona hanya bisa diam dengan perasaan sedikit malu karena ada Lia disana.
“Sudahlah Mon, terima saja penawaran Pak Dimas. Mumpung pak Dimas sedang berbaik hati. Kalau aku, pasti akan senang ditawari oleh seorang kepala sekolah seperti Pak Dimas ini.” Lia turut memperkeruh suasana hati Mona yang sedang tak bisa berkata-kata lagi.
“Nah, benarkan Bu?” Dimas membuat Mona tidak berkutik lagi.
“Baiklah, aku terima pemberian Pak kepsek. Tapi aku tidak akan makan disini. Aku akan membawa pulang saja.”Mona memberi syarat kepada Dimas.
Dimas memahami alasan Mona. Mona tidak ingin terlihat salah tingkah di hadapan Lia. “Itu terserah ibu, asal ibu mau menerima pemberianku.” Dimas memandangi Mona dengan sedikit isyarat.
Ia ingin berbicara banyak dengan Mona, tapi itu tidak mungkin. Demikian juga dengan Mona yang mulai merasa lega karena ia tidak harus makan di tempat itu.
Ketika Dimas sedang mencicipi makanannya. Lia memanggil Mona ke bagian belakang warung. Mereka meninggal Dimas yang sedang makan.
“Pak, kami tinggal sebentar ke belakang yah” Lia pamit ke Dimas sambil mengajak Mona ke dapur warungnya itu.
Di belakang Lia mencubit tangan Mona. Ia tersenyum pada Mona.
“Kau kenapa Lia?” Tanya Mona heran.
“Hmmmm…tuh duda sudah mulai, mungkin dia tertarik padamu, Mon!”
“Apaan sih, Lia. Tidak mungkinlah pak Dimas seperti itu. Tadi kan dia sudah menjelaskan bahwa suasana hatinya sedang baik. Dan baiknya suasana hati itulah yang membuatnya membelikanku seporsi nasi kuningmu.” Mona menyela dengan sedikit malu.
“Tapi aku melihat sesuatu di hati Pak Dimas. Koq, dia bisa melakukan itu pada orang yang belum dikenalnya? Atau mungkinkah ia pernah mengenalmu, tapi kau tidak mengenalnya?” Lia terus menggoda Mona agar bisa menanggapi apa yang telah dilakukan Dimas.
“Bu, berapa harga dua porsinya?” Tiba-tiba Dimas bertanya dari bagian ruang makan yang hanya bersebelahan dengan dapur di warung itu.
“20.000 rupiah pak!” Jawab Lia sambil berjalan ke arah Dimas yang sedang menyodorkan uang pecahan 20.000 rupiah.
Bersambung …
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar