Turino Kuswara

Turino Kuswara. Lahir di Desa Tinombo, Kecamatan Tinombo, Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah, tanggal 22 Juli 1975. Riwayat Pendidikan yang per...

Selengkapnya
Navigasi Web
CINTA KAMI PERNAH BERSEMI (Bag. 44)

CINTA KAMI PERNAH BERSEMI (Bag. 44)

Bobi akhirnya dapat menemui Dessy di rumahnya. Ia akan bermalam di rumah istri keduanya itu untuk memenuhi keinginan Dessy. Sebelumnya Bobi telah diizinkan oleh Mona menyelesaikan urusan pekerjaannya. Semuanya dilakukan Mona agar Bobi bisa tenang berkerja.

Kini Bobi bisa lebih lega karena ia tetap bisa berkantor. Jarak rumah Dessy dengan kantor Bobi hanya berjarak sekitar 15 km. Dengan demikian setelah pulang kerja ia bisa langsung pulang ke rumah Dessy untuk beberapa hari ke depan.

“Bob, usia kandunganku kini telah empat bulan. Sampai kapan kau akan menyembunyikan rahasia ini pada Mona?” Dessy sangat bersemangat untuk membuat hubungan Bobi dan Mona berantakan. Hal itu hanya bisa dilakukannya dengan cara mendesak Bobi untuk berterus terang pada Mona. Ia yakin jika Bobi telah berterus terang tentang pernikahan dengannya, bisa dipastikan Mona akan memilih menjauhi Bobi. Dengan demikian maka Bobi akan menjadi miliknya seorang.

“Kau terlalu berlebihan Des! Beri waktu padaku. Ini butuh waktu lama, mungkin setahun, dua tahun atau lebih. Semuanya menunggu waktu yang tepat.”

“Lagi pula kita belum memberitahu pernikahan kita ini ke seluruh keluargaku. Terutama kedua orang tuaku. Akan butuh waktu lama buatku untuk berterus terang pada keluarga besarku. Tentu saja aku harus mulai dari keluargaku sendiri, setelah itu pada ayah dan ibuku, dan terakhir kepada Mona.” Bobi tidak bisa memberi kepastian kapan ia bisa mengatakan pada Mona.

“Jadi kau akan seperti ini terus?”

“Bukankah untuk datang kesini saja kau harus membohongi Mona?” Tanya Dessy sambil berbaring di pangkuan Bobi.

Mereka berdua tampak bahagia. Terutama Dessy yang telah berhasil merebut Bobi dari Mona. Tujuannya saat ini menyingkirkan Mona agar ia bisa sepenuhnya memiliki Bobi di kemudian hari.

Di rumah Dessy saat ini hanya ada ia berdua dengan Bobi. Kedua orang tuanya telah pergi untuk berjualan dari pasar desa yang satu ke pasar desa lainnya.

Mereka berduapun akhirnya dapat larut dalam percintaan tanpa ada yang mengganggu.

Tak terasa waktu tiga hari telah dilalui Bobi bersama Dessy. Itu artinya besok Bobi harus kembali ke rumahnya sendiri. Ia merasa lega karena telah berhasil memenuhi keinginan Dessy. Itu semua bisa terjadi karena Mona mengetahui bahwa Bobi sedang menyelesaikan pekerjaannya. Seandainya ia tidak memiliki alasan yang masuk akal tentu saja Mona akan mencurigainya lagi.

“Bob, besok kau harus kembali pada Mona. Kau harus tahu bahwa saat ini kau juga adalah milikku, karena itu jangan lama-lama disana. Aku harap kau bisa berlaku adil denganku.” Dessy benar-benar tidak tahu diri. Ia ingin agar Bobi harus sering-sering bermalam dengannya.

Padahal ia hanya seorang wanita yang pantas diberi gelar pelakor. Tapi ia telah menganggap jika haknya atas diri Bobi sama dengan Mona yang merupakan istri pertama Bobi yang memiliki bukti nikah yang sah.

“Des, ini sangat sulit buatku. Kau tahu untuk dapat kesini aku harus memberi alasan yang bisa diterima Mona. Aku beralasan bahwa semua urusan ini untuk menyelesaikan masalah di kantorku.”

“Nantinya aku tidak punya alasan yang lebih baik lagi.”

“Tapi aku berjanji akan berusaha memanfaatkan waktu jika ada kesempatan. Mungkin aku bisa kesini lagi jika Mona rindu kepada orang tuanya. Biasanya ia akan membawa Gina untuk bermalam di rumah orang tuanya.” Bobi meyakinkan Dessy agar tetap memberi kesempatan pada Bobi. Semua dilakukan Bobi agar hubungannya dengan Mona tidak menjadi keruh lagi. Terutama untuk saat ini, dimana Mona dan Bobi memang belum lama berbaikan setelah rumah tangganya sempat rebut sebelumnya.

Bobi akhirnya bisa meyakinkan Mona bahwa hubungannya dengan Dessy tidak lebih hanya sebagai teman. Mereka tidak melakukan hal-hal di luar batas kesusilaan. Penjelasan Bobi itu akhirnya bisa diterima Mona.

Namun ternyata pernyataan Bobi itu diungkapkannya agar Mona bisa mempercayainya dan memberinya kesempatan lagi.

Bobi sama sekali tidak menyangka jika ternyata hubungan gelapnya dengan Dessy telah membuatnya terjerumus. Dessy hamil. Dan kenyataan itu membuat Bobi sempat tidak yakin dengan apa yang dikatakan Dessy tentang kehamilannya.

Pagi ini Bobi harus berangkat ke kantornya. Setelah kembali dari kantor ia berencana langsung pulang ke rumahnya sendiri. Ketika ia keluar dari rumah Dessy, secara tidak sengaja Rani melihatnya. Rani yang pagi itu sedang menuju ke rumah temannya yang kebetulan berjarak sekitar 200 meter dari rumah Dessy melihat Bobi sedang memakaikan helm ke kepalanya. Di depan pintu rumah itu terlihat Dessy yang sedang menjinjing tas kerja. Ia memegang tas itu karena Bobi sedang memasang helm ke kepalanya. Bobi sama sekali tidak menyadari jika ia sedang diperhatikan oleh Rani yang sedang mengamatinya dari jauh.

Ketika Rani melihat sosok Bobi dan Dessy di depan rumah itu, Ia tidak langsung berhenti untuk menghindari kecurigaan Bobi. Ia menjauh sekitar 50 meter dari depan rumah itu. Ia pun berhenti di bawah pohon yang tepat ada di tepi jalan. Dari sanalah Rani mencoba meyakinkan penglihatannya.

“Itu benar Bobi dan Dessy. Apakah itu rumah Dessy?”

“Lalu kenapa Bobi ada disana?” Bukankah Mona sudah memberitahuku jika ia dan Bobi sudah baikan?” Segala macam pertanyaan muncul dari benak Rani.

“Apakah aku harus memberitahukan ini pada Mona?” Rani berpikir untuk segera menelepon Mona. Namun dia menahan diri. Ia pun berpikir mungkin ada baiknya jika ia menanyakan kepada Santi, sahabatnya yang akan ditemuinya kali ini.

Ia perlu mencari tahu siapa Dessy ini. Pasti ia mengetahuinya. Apalagi tempat tinggalnya hanya berjarak sekitar 200 meter saja dari rumah Dessy.

Akhirnya Rani bergegas ke rumah Santi. Ia bersyukur karena orang yang akan ditemuinya itu sedang ada di rumah. Sebenarnya tujuan Rani ke rumah Sinta untuk menawarkan beberapa produk kosmetik. Rani memang menyibukkan dirinya dengan berjualan online. Ia memanfaatkan platform media sosialnya untuk menjajakan jualannya. Di antara orang-orang yang berminat dengan produk itu adalah Santi. Itulah sebabnya ia datang ke desa tempat tinggal Santi. Ia kemudian secara tidak sengaja melihat Bobi berada di rumah Dessy.

“Hallo sayang!” Rani menyapa Santi yang sedang menjemur pakaian di halaman depan rumahnya.

“Hai, Ran, ayo masuk sayangku,” sambut Sinta dengan penuh kelembutan.

“San, sebelum kita bicara tentang produk kosmetik, aku ingin tahu beberapa hal darimu. Bolehkan?” Tanya Rani yang masih diliputi rasa penasaran terhadap apa yang baru saja dilihatnya.

“Ada apa Ran?” Santi balik bertanya.

“Kau mengenal wanita yang tinggal di rumah yang terletak dekat persimpangan itu?” Tanya Rani sambil menunjuk ke arah rumah yang dimaksud.

“Iya, itu rumah Dessy. Beberapa hari yang lalu ia baru saja menikah dengan seorang lelaki yang katanya berkerja di koperasi Bina Usaha. Tapi aku tidak mengenal siapa lelaki itu. Ada apa Ran? Kau mengenal Dessy?” Tanya Santi.

“Tidak ada…”

“Apakah kau bisa menceritakan siapa sebenarnya dia?” Kenapa akhirnya ia baru menikah sekarang?” Tanya Rani lagi sambil berharap Santi bisa menceritakan semua tentang wanita itu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post